Pustaka
Bahasa Indonesia

Pada Tahun Ketujuh Aku Mengejar William, Aku Akan Dilenyapkan Oleh Sistem

5.0K · Tamat
Nadine
16
Bab
235
View
9.0
Rating

Ringkasan

Pada tahun ketujuh aku mengejar William, sistem memberitahuku bahwa ini adalah kesempatan terakhirku. Jika aku masih tidak berhasil mendapatkan William, maka aku akan dilenyapkan oleh sistem sepenuhnya. Pada hari itu, aku bertanya untuk terakhir kalinya kepada William, [William, apakah kamu bisa menyukaiku? Kalau tidak, aku bisa mati.] Tapi William malah menjawab, [Kalau begitu kamu mati saja.] Kemudian, aku benar-benar mati. Namun, William memeluk tubuhku sambil menangis, mengatakan bahwa dia salah dan memohon padaku untuk tidak meninggalkannya.

RomansaPerselingkuhanPengkhianatanMenyedihkan

Bab 1

Hari ini adalah hari ulang tahun William, juga merupakan tahun ketujuh aku mengejar William.

Aku sudah menyiapkan semeja makanan kesukaan William, sekarang aku sedang menunggunya pulang dengan hati yang gembira untuk merayakan ulang tahunnya.

Tapi sistem tiba-tiba memberitahuku, waktu yang kumiliki sudah tidak banyak, kalau aku masih tidak berhasil mendapatkan William, maka aku akan dilenyapkan oleh sistem sepenuhnya.

Dengan sedikit pengharapan, aku membuka WhatsApp, bertanya padanya, [William, apakah kamu bisa menyukaiku? Kalau tidak, aku bisa mati.]

Tapi William bahkan tidak bersedia berbohong.

[Kalau begitu kamu mati saja.]

Kata-kata yang menusuk mata di balik layar ini membuat hatiku terasa seperti sedang diremas oleh orang lain dengan kencang, membuatku tidak bisa bernapas.

Aku menggenggam ponselku dengan kuat, memaksa diri untuk tidak membaca sederet kata itu.

Air mataku menetes di atas layar, menyamarkan sederet kata itu, tanganku yang sedang mengetik pun juga bergetar.

Dengan tenaga yang tersisa, aku membalasnya, [Aku hanya bercanda, ingat nanti pulang lebih awal, aku menunggumu di rumah untuk merayakan ulang tahunmu.]

Aku memberitahu diriku, kalau malam ini William pulang, aku akan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

Tapi setelah kutunggu semalaman, setelah lilinnya terbakar sampai habis, sampai jam di ponselku menunjukkan angka 00.00, aku tetap tidak melihat William pulang.

Aku menyeret kedua kakiku yang kaku duduk di depan meja, melihat kue yang terletak di depanku, kata-kata yang ada di atasnya ini kutulis dengan tanganku sendiri.

Bahkan aku sudah berlatih berkali-kali agar tulisannya terlihat bagus, tapi sekarang aku sangat ingin menghancurkan semuanya.

Aku mengaduk-aduk kue ini dengan garpu, krim putih dan selai buah bercampur menjadi satu di atas permukaan kue, membuatnya terlihat buruk rupa.

William paling tidak suka dengan sesuatu yang buruk rupa, kalau dulu, aku pasti tidak akan melakukan ini.

Tapi sekarang, ini semua sudah tidak penting lagi.

William, setelah kuhabiskan kue ini, aku tidak akan menyukaimu lagi.

Aku memasukkan kue ke dalam mulut dengan tanganku yang kaku tiada henti.

Sistem terkejut melihat cara makanku yang menyiksa diri ini, sehingga ia pun berkata, [Host, jangan seperti ini.]

Aku tidak meladeni sistem, aku tetap memakan kue ini seperti robot, setelah kue ini habis, aku baru bertanya pada sistem, [Sistem, apakah dilenyapkan akan terasa sakit?]