Bab 5

Dua hari setelahnya, Ricky pulang sangat terlambat.

Aku menanyakannya lewat pesan dan dia mengatakan bahwa pekerjaan di rumah sakit cukup sibuk.

Jadi, aku yang tidak bisa tinggal diam pergi ke rumah sakitnya, tidak lupa menyamarkan penampilanku.

Ketika waktu pulang kerja, aku melihat dia berjalan keluar, lalu pergi ke sebuah kafe.

Di depan kafe, aku melihat Amanda sedang membolak-balikan buku menu.

Amanda sangat senang ketika melihat kedatangan Ricky. Dia memegang tangan Ricky dengan erat dan tampak mengatakan sesuatu.

Namun, Ricky bersikap agak dingin. Dia menepis tangan Amanda dan menjauh darinya.

Namun, Amanda tidak menganggapnya serius, menggodanya sekali lagi. Setelah mengatakan beberapa hal, dia menangis dan terlihat sangat menyedihkan.

Wajah kesal sesaat muncul di wajah Ricky.

Aku menyaksikan keduanya saling tarik-menarik dan akhirnya berpelukan.

Di bawah cahaya lampu jalan yang redup, keduanya saling bercengkerama dengan erat. Ricky sedikit menundukkan kepalanya sementara Amanda sedikit berjinjit.

Aku menatap kedua orang itu dengan geli.

Sungguh pasangan yang luar biasa. Mereka berciuman dengan mesra di bawah cahaya lampu, membuatku iri dan kesal.

Seandainya saja salah satu dari mereka bukan pacarku. Pasti semuanya makin sempurna.

Aku mengeluarkan ponselku dan mengabadikan adegan itu sebelum melangkah pergi.

Sesampainya di rumah, aku melepas kacamata hitam dan masker yang aku gunakan untuk menyamar, ternyata kacamata itu sudah basah.

Tanpa sadar aku mengulurkan tangan dan menyentuh wajahku, merasakan ada yang basah. Lalu, dengan tidak sadar aku menjilat jariku.

Sangat asin, kenapa rasanya begitu asin....

Namun, aku menghapus semua air mata yang tidak berguna ini.

Tidak mudah menemukan katak berkaki tiga, tampaknya manusia berkaki tiga juga tidak mudah ditemukan?

Perselingkuhan sudah terjadi di depan mataku. Aku, Clairin tidak akan mempertahankan manusia busuk sepertinya.