Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

RENCANA AWAL

Madona mulai berjalan menuju ke ruangan Shandra.

Pelan-pelan Dona membuka pintu ruangan sang mucikari.

"Silakan duduk." Shandra lalu mengusap cerutu dan mengembuskan asapnya pada Dona.

UHUK-UHUK-UHUK...

Madona terbatuk ketika merasakan sesaknya asap dari cerutu yang dihisap oleh Mami Shandra itu. "Kenapa Dona? Apa kau merasakan pengap berada di dalam Ruanganku Hem,"

Madona melirik ke segala arah, dia baru sadar kalau di dalam ruangan itu bukan hanya ada dia, dan Mami Shandra melainkan juga ada Ibunya, Almaira.

'Sial! Pasti Shandra berniat menekanku lagi?' batin Madona kesal.

Tidak mau berlama-lama di dalam cengkeraman Shandra, Dona pun lantas menanyakan maksud dan tujuan Shandra memanggilnya. "Mih, kenapa Mami meminta saya untuk menemui Mami? Jika ada hal penting yang ingin dibicarakan segeralah katakan?" desak Dona agar Shandra mengutarakan rencananya.

"Saya mau tanya sama kamu apa Tuan Ardan terpuaskan oleh pelayananmu, atau dia tidak mendapatkan pelepasannya, atau mungkin kamu ini tidak melayaninya dengan baik?"

"Heuh ... untuk apa Mami tahu tentang hal itu, jika Tuan Ardan tidak puas dengan pelayananku apa Mami yang akan memuaskannya?"

Shandra marah bukan main saat Dona membalikkan ucapannya, "Kamu!" Shandra bangkit dan hampir saja menampar Dona.

"Saya mohon Mami ... jangan sakiti Dona, dia masih belum mahir dalam melayani Tamu. Saya mohon Mami bisa memakluminya Mih..."

Almaira memohon pada Shandra, supaya Shandra tidak menyakiti putrinya itu. Namun, Dona yang memiliki watak keras ia pun tak mau merendahkan dirinya walau pun dia jalang sekalipun.

"Tidak Buk ... bukan Ibu yang harus meminta maaf sama Mami. Tapi, dia yang harus minta Maaf sama kita. Karena apa? Dia ini yang menjebak kita di sini mengurung kita layaknya di penjara!" tukas Dona merasa kesal, dia sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan yang dia dapatkan selama ini.

"Kurang ajar! Berani sekali kamu bersikap seperti ini pada saya?! Apa kau sudah bosan hidup Hem?!" Shandra mendorong tubuh Almaira, dan meraih menjambak rambut Dona.

ARGHHH! Rintih Dona merasakan jambakan dari Mami Shandra. "Kamu ini harus di hukum lagi! Biar kamu kapok, dan tida membantah lagi!" Shandra menarik paksa Dona, dan membawanya ke depan semua orang di rumah bordil itu.

"Sakit sialan! Lepaskan, Mami terkutuk!" umpat Dona tidak menunjukkan sedikitpun kalau dia ini akan takut terhadap Shandra.

Almaira lantas mengejar Shandra yang berusaha menghukum putrinya, "Mami saya mohon Mi, jangan sakiti Dona!" Lirihnya. Sedangkan, Shandra mengabaikan permohonan Almaira.

"Perempuan kecil ini harus diberi pelajaran supaya dia tidak kurang ajar!" Shandra mengurung Dona di ruangan gelap.

BRUG! "Jangan ada satu orang pun yang membebaskannya dari Ruangan ini, jangan pula ada yang memberikannya makan. Termasuk kau Almaira!" tegas Shandra memperingatkan pada mereka yang melihat kejadian itu.

Almaira hanya bisa menangis tak bisa menolong putrinya yang mendapatkan perlakuan semena-mena dari sang Mucikari. Ia segera memanggil Dona walaupun hanya bisa berinteraksi lewat celah kecil jendela.

"Dona!" panggilnya, setelah Shandra meninggalkan tempat itu, "Kamu baik-baik saja kan Nak? Dengar Ibu sayang, Ibu akan berusaha membebaskanmu dari sini," lirih Almaira,"Ibu janji," lanjutnya lagi.

"Ibu ... Ibu tidak usah lakukan apapun untuk Dona, Dona baik-baik saja kok Buk. Jangan khawatirkan Dona ya," padahal sebenarnya Dona sedang menahan rasa sakitnya ia tidak mau menunjukkan semua itu di depan ibunya.

'Dona janji Buk ... Dona akan membawa Ibu pergi sejauh mungkin dari tempat terkutuk ini, Dona janji!' batin Dona sendu mengerjapkan matanya yang berusaha menahan air mata.

Almaira masih setia menemani putrinya, walaupun dia hanya bisa mendengar suara Dona dari balik pintu, tapi, Almaira tidak mau beranjak sedikitpun dari depan ruangan tersebut. Ia takut jika Shandra akan kembali menyiksa putrinya lagi.

***

Dering ponsel mengalihkan perhatian Dona, ia baru sadar kalau ternyata ponselnya berada di saku celananya sejak tadi, ia lantas mengambil ponselnya, dan menerima panggilan itu.

'Halo siapa ini?' tanya Dona pada seseorang dengan nomor baru itu.

'Kau tidak perlu tahu siapa saya, yang jelas saya ingin kau lakukan pekerjaan untukku maka kau akan mendapatkan uang dariku!"

'Uang?' Dona langsung semangat begitu mendengar pria itu akan membayarnya.

'Ya ... kau akan mendapatkan uang dariku, asalkan kau mau di ajak kerja sama denganku!'

'Baiklah, apa yang harus saya lakukan. Cepat katakan?' Dona merasa penasaran dengan perintah orang itu.

'Saya ingin kau menjebak Ardan, kau tahu dia kan?'

'Ya tentu saja saya tahu, saya harus menjebaknya dengan cara apa?' tanyanya lagi.

'Lakukan seperti yang aku katakan, buatlah scandal dengannya, dan sebar luaskan video scandal itu!' ucap pria misterius itu.

'Baiklah, jika saya berhasil melakukannya berapa bayaran yang akan saya dapatkan?' Dona lantas menanyakan perihal bayaran yang akan di dapatnya.

'500juta apa kurang cukup untukmu?' pria itu memberitahu Dona perihal bayarannya.

Dona membeliakkan matanya, dan menutup mulutnya dengan tangannya, ia merasa ketiban rejeki nomplok setelah tahu bayaran yang akan dia dapatkah.

'B-baik ... saya setuju dengan tawaran Anda! Bolehkah saya tahu siapa sebenarnya Anda ini 'Pak?' tanya Dona penasaran.

'Sudah saya katakan kau tidak perlu tahu siapa saya! Yang jelas besok malam Ardan akan mengajakmu bertemu di Hotel, kau harus datang, dan puaskan dia. Saya hanya perlu video bercinta kalian, semuanya sudah saya atur!' pria misterius itu langsu menutup panggilan.

'Halo-halo ... Pak,' Dona mencoba berbicara lagi dengan pria itu. Tapi, pria itu sudah memutus sambungan.

Dona kembali merenung memikirkan rencana yang akan dia ambil setelah mendapatkan bayaran 500juta itu. "Aku bakal bisa membayar hutang pada Shandra jika aku berhasil melakukan pekerjaan ini, bahkan bukan cuma bisa membayar tapi juga bisa melunasi hutang Ibu," gumamnya merasa gembira telah menemukan titik terang.

Jalannya untuk membebaskan ibunya dari rumah terkutuk ini pun semakin terbuka lebar, "Baik Dona, kau tahu apa yang harus kau lakukan saat ini," gumam Dona segera bangkit, dan memanggil Mami Shandra.

"Mami! Mami!!" Dona memanggil Shandra berulang. Kebetulan pada saat itu Shandra sedang berada di depan ruangan itu.

Shandra berjalan mendekat pada ruangan itu, dan menatap pada Almaira yang sedang tertidur di depan pintu kamar.

Almaira lantas bangkit dari tempat itu, begitu tahu Shandra menghampiri ruangan tempat di kurungnya Dona.

Shandra membuka pintu ruangan tersebut, "Ada apa kau memanggilku? Apa kau sudah menyadari kalau perbuatan kau ini memang salah?" Shandra tersenyum sinis pada Dona.

"Iya Mi ... Dona sadar kalau Dona salah, maafkan Dona Mih, mulai sekarang Dona akan melakukan apa pun yang Mami perintahkan," rayu Dona berusaha meyakinkan Mami Shandra.

Mami Shandra merasa senang karena Dona mau mendengarnya. 'Baguslah ... dia sudah membaik, dengan seperti ini aku bisa kirim dia untuk Tuan Ardan.' batin Shandra menyeringai.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel