Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

HUKUMAN YANG MENGERIKAN

Dona bergegas menuju kamarnya, setelah Shandra membebaskannya dari hukuman. Tubuh sintal itu sekarang sedang merias dirinya di depan cermin, memoles wajah dengan make up, dan membalurkan bibirnya dengan lipstik berwarna merah. Tak lupa ia mengenakan mini dress sepaha agar bagiannya itu langsung terekspos ketika pertemuannya dengan Ardan terlaksana.

"Ha-ha-ha ... kau memang cantik Madona, tidak salah jika Shandra menjadikanmu bintang dari segala Perempuan jalang di Rumah bordil sialan ini!" Dona memuji sekaligus mengumpat, karena kesal mengapa dia harus hidup di lingkungan seperti ini.

Namun, ini bukanlah akhir bagi Dona karena malam ini Dona akan kabur keluar dari rumah bordil ini jika telah menerima bayaran dari pria misterius itu.

Ceklek! Suara pintu membuatnya langsung menoleh, sontak Dona memaki pria tersebut. "Tidak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dulu! Dasar lancang!" umpat Dona dengan kata-kata sarkasmenya.

Pria itu langsung gemetar ketika momok wajah menyeramkan Madona Agnesia yang murka padanya. "Mmaafkan saya Dona ... saya hanya ingin memberitahu kalau mobil sudah disiapkan."

Dona mengerutkan dahinya, dan menautkan kedua tangannya yang bersedekap. "Mobil apa? Untuk aku Hem?"

Dengan gagap pria itu menjawab, "Ya Madona mobil itu akan mengantarmu sampai ke hotel untuk bertemu Tuan Ardan." ucapnya menyampaikan.

Dona mengibaskan rambutnya, menyisir dengan jemari tangannya. "Ya, aku akan segera ke sana. Lebih baik kau pergi saja?"

Begitu Dona memintanya untuk pergi pria itu pun lantas berjalan meninggalkan kamar Madona. Setelah selesai merias dirinya Dona menyempatkan untuk menemui ibunya yang berada di laundry sedang mencuci pakaian para jalang di rumah bordil ini.

"Ibuuuu," Dona memanggil Almaira dengan manja, ia menyadarkan dirinya pada pintu menatap Almaira sedang mencuci bikini-bikini jalang sialan itu.

Almaira lantas menoleh pada Putrinya, Almaira berusaha tersenyum meskipun sebenarnya dia menderita di rumah bordil ini. "Ada apa Nak, kenapa kau menemui Ibu?"

"Do'akan Dona untuk malam ini Buk, jika berhasil kita akan segera melunasi hutang kita pada Mami Shandra, dan kita akan secepatnya pergi dari Rumah terkutuk ini!" Dona menangkup tangan Almaira dengan kedua tangannya, dan mengusap buliran bening yang menetes dari wajah ibunya.

"Jangan menangis ... penderitaan ini akan segera berakhir," ucapnya kemudian.

"Ibu bukan menangis karena sedih sayang ... Ibu terharu oleh perkataanmu ini Nak, Iya Ibu akan mendoakan kamu."

Dona tersenyum, dan mulai berjalan meninggalkan ibunya yang sedang mencuci.

Dona merasa sedih, tapi jika semuanya akan selesai dengan menangis mungkin akan dia lakukan sejak dulu. Tidak, Dona bukanlah perempuan lemah, sudah cukup harga dirinya di injak dan direndahkan oleh orang-orang yang memandangnya sebelah mata karena hidup di lingkungan seperti itu.

"Dona!" suara yang sangat familier itu mengalihkan perhatiannya, iapun menoleh mencari wujud yang memanggilnya.

"Iya Mih, ada apa?"

"Kenapa kamu berdandan seperti ini Dona, ini kurang seksi kau ini harus mengekspose seluruh tubuhmu. Bukankah akan lebih bagus sekali keluar tujuanmu bukan cuma untuk Ardan, kau juga harus dapat memikat Pria kaya di luar sana," ujar Shandra mencibir pakaian yang dikenakan Dona saat ini, lantaran baginya pakaian yang membalut tubuh Dona saat ini kurang seksi.

Pakaian yang mengekspos lekuk tubuh, dan bagian atasnya pun sedikit terbuka di tambah lagi bagian bawahnya pun akan langsung terekspos jika dia duduk berhadapan dengan seseorang. Dona merasa kesal, padahal baju yang dipakai saat ini adalah koleksi bajunya yang paling seksi. Tapi, di mata Shandra baju itu kurang seksi.

"Ayo ikut Mami sebentar!" Ajak Shandra meraih tangan Dona, dan membawanya ke ruang koleksi barang-barang branded Shandra.

Madona tampak takjub dengan koleksi barang-barang branded milik Maminya itu, rasanya ingin memiliki semua barang-barang itu, karena Dona tahu pasti semua barang itu adalah hasil memeras para jalang yang berkerja padanya.

Shandra memilah baju yang paling seksi di dalam lemarinya, dan tatapannya terjatuh pada salah satu gaun mini berbahan sutera. Tapi itu sangat tipis untuk di kenakan oleh Dona, dan jika Dona memakai gaun itu terlihat seperti tak memakai apapun.

"Oh-May ... kau akan terlihat semakin menarik dengan Gaun ini Dona, ini sangat cocok untukmu," Mami Shandra memberikannya pada Dona untuk segera dipakai. Namun, Dona menolak untuk memakai gaun itu.

"Tidak! Saya tidak mau memakai Gaun ini Mih! Kenapa tidak telanjang sekalian, ini tidak bisa Dona tidak akan, dan tidak sudi memakai pakaian seperti ini!" tegas Dona menolak dengan kasar.

Shandra lantas geram karena Dona membantahnya. "HEY! Di sini bukan tempatnya untuk tawar menawar Dona. Cepat kenakan baju itu atau...,"

"Atau Mami akan menghukumku lagi iya Mih?!" sela Dona dia ikut marah saat Shandra memaksanya.

Plaaak!

"Pakai bajunya atau kau akan menerima hukuman!" ancam Shandra, "Kamu belum juga kapok rupanya, apa iya saya harus menghukummu dengan cara mengerikan!" tambahnya lagi.

"Hukuman mengerikan? Memangnya Mami mau menghukumku seperti apa lagi ha, hukuman Mami tidak akan membuatku gentar!" tantang Dona dia bersikukuh tidak mau memakai pakaian yang diberikan Shandra.

"Baik, jika itu maumu!" Shandra berjalan keluar dari dalam kamarnya, dan memanggilnya empat pria yang berprofesi anak buahnya.

Dona mengikuti langkah Shandara yang keluar dari dalam ruangan koleksi barang-barang branded, manik matanya tertuju pada sang Mucikari yang sedang berinteraksi dengan empat pria berbadan tegap, dan salah satu dari mereka menatap dengan seringaiannya pada Dona.

"Kalian hukum Dona sampai kapok, perempuan itu rupanya masih saja membangkang pada saya. Cepat lakukan seperti adegan di dalam blue film!" seru Shandra memerintah empat pria itu.

Sontak Dona terkejut, dia tidak menyangka Shandra akan menghukumnya dengan keji. "Apa kamu harus menggangbangnya Mih?"

"Ya, jika hanya dengan cara itu dia akan kapok!" tukasnya melirik sinis ke arah Madona.

Satu saja melayani pria akan membuat Dona kewalahan, mana mungkin dia akan bercinta dengan empat pria sekaligus.

'Celaka kamu Dona!' batin Dona tersentak, saat empat pria itu dengan beringas menarik tubuh Dona memaksanya untuk membawa ke dalam kamarnya.

"Mamihhhhh ... tidak Mih, jangan lakukan ini sama Dona Mih." pekik Dona menatap nyalang pada perempuan biadap yang berdiri hanya tersenyum padanya.

Shandra membungkuk, dan meraih wajah Dona. Dia melakukan penekanan di sana. "Lalukan perintahku! Maka kau akan selamat, kau mau kan?"

DEG.

Tidak ada lagi waktu untuk berpikir bagi Dona, walaupun dua pilihan itu sama buruknya. Tapi setidaknya salah satunya tidak merusak dirinya.

"Ayo cepat jawab? Kenapa kau hanya diam Gadis kecil?!" bentak Shandra menekan jemari tangannya di wajah Dona.

"Ba-bagaimana aku bisa menjawab Mih, kau menyakitiku!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel