Pembalasan Dimulai
Wajah Reno seketika panik ketika istri sah mengundang istri siri juga selingkuhannya datang ke istana megahnya. Dan, ada sebuah kejutan lagi yang khusus didatangkan untuk Reno. Hal yang pastinya tidak akan diduganya.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya Anggun dengan tersenyum bahagia.
"A-aku? Oh, nggak apa-apa kok." Reno berusaha tersenyum dan menutupi ketegangan di wajahnya. Sayangnya, Anggun terlalu pintar. Pras pun menahan tawa saat sahabatnya itu dikerjai Anggun.
"Rasain lu, makanya jangan anggap remeh istri yang sabar dan diam. Sekali dia membalas, kamu akan dibuat pusing," batin Pras.
"Oh, ternyata ini wanita selingkuhan kamu, Mas? Perempuan ... masih cantik aku dan Mbak Anggun," batin Nindya menggerutu.
Wajah Reno dan Cynthia panik. Cynthia yang dipersilakan duduk di samping Reno pun hanya bisa saling pandang karena bingung mengapa berada di situasi sulit begini.
"Kenapa dia ke sini sih? Bisa gawat kalau kebongkar semuanya," gerutu Reno dalam hatinya.
"Mbak, tolong ambilkan makanan yang di belakang ya," teriak Anggun meminta asistennya itu membawakan makanan yang sudah disiapkannya.
"Nih, katanya sih enak. Cobain ya," ucap Anggun yang langsung menaruh ke piring Reno dan Cynthia.
"Pras, Nindya, kalian mau juga?" tanya Anggun.
"Nggak, kami udah kenyang," sahut Pras.
Reno dan Cynthia pun memakannya tanpa menaruh kecurigaan sedikitpun pada istri dan sahabat yang sudah dikhianati itu.
Tiba-tiba ....
Seketika Reno dan Cynthia langsung merasakan efek dari apa yang dimakannya. Tubuhnya itu terasa gatal, wajahnya mulai memerah karena di dalam makanan itu, menggunakan bumbu campuran kacang yang jelas Anggun tahu kalau keduanya alergi dengan kacang.
Pras dan Nindya pun kembali menahan tawanya saat Reno dan selingkuhannya itu berlari ke belakang .
"Ini belum seberapa. Kita tunggu saja, apa reaksi mereka setelah ini," ujar Anggun menatap Pras dan Nindya tersenyum.
Beberapa saat kemudian, Reno dan Cynthia akhirnya kembali ke meja makan. Dengan ramah, Anggun menyapa keduanya yang datang dengan wajah kesal.
"Sayang, Cynthia, kalian nggak apa-apa?" tanya Anggun sok polos.
Cynthia memandang Anggun dengan wajah kebencian, kesal dan amarah. Cynthia yakin jika Anggun sedang mengerjai dia dan Reno.
"Kamu nih mau bunuh kita? Kamu kan tahu, kalau aku dan Cynthia alergi kacang?" pekik Reno kesal.
"Aku nggak tahu loh, kalau itu ada kacangnya. Ya kali, Mas, aku kasih makanan itu ke kalian kalau aku tahu itu ada kacangnya," jawab Anggun.
"Ya, lain soal kalau kalian mengkhianati aku, mungkin aku akan membunuh kalian dengan cara menyiksa yang salah satunya ya dengan menaruh kacang di makanan kalian," timpal Anggun.
"Tapi, kamu dan Cynthia nggak mungkin berkhianat sama aku kan? Aku kan istri kamu, dan aku sahabat kamu kan, Cyn? Aku percayalah, kalian nggak akan berbuat seperti itu," ujar Anggun tersenyum.
Wajah Reno dan Cynthia memerah. Kali ini bukan karena alergi kacangnya tetapi karena kata-kata Anggun yang seolah menyindir mereka.
"Ohya, tadi Romi sih katanya mau ke sini. Mau jemput kamu, Cyn. Udahlah, damai, bahagia aja kalian ya. Sama kayak aku dan Mas Reno. Bahagia terus. Nggak ada kata perselingkuhan di antara kami. Iya kan, Mas?" celetuk Anggun membuat Cynthia dan Reno tersenyum kecut. Pras dan Nindya tersenyum. Senyum kepuasan.
.................
Tanpa sepengetahuan Reno dan Cynthia, setelah membuka pesan Mang Karta, Anggun melakukan banyak aksi. Hingga beberapa caranya mengerjai Reno dan Cynthia berjalan lancar.
Anggun dan Romi sudah bertemu. Romi pun menjelaskan semuanya. Anggun pun menceritakan apa yang ia ketahui yang tidak diketahui Reno. Hingga akhirnya, terjadilah sebuah kesepakatan.
"Baiklah, Rom. Kita bisa bekerjasama untuk mempertahankan rumah tangga kita masing-masing. Gimana?"ungkap Anggun yang disetujui oleh Romi.
Romi memang sejak awal tidak menginginkan perceraian terjadi di dalam rumah tangganya. Itulah mengapa ia mau bekerjasama dengan Anggun yang juga ingin mempertahankan rumah tangganya..
Setelah mengetahui sebuah pesan di ponsel rahasia Reno, Anggun mulai menyelidiki sebuah nama. Halimah. Wanita yang diduga wanita lain Reno. Hanya sebatas selingkuhan, atau sudah dinikahi siri seperti Nindya? Dan Pras juga Nindya tidak mengetahui soal Halimah.
Satu jam kemudian
Saat Reno bersama Anggun, Pras dan Nindya sedang berbincang hangat, Cynthia pun mengambil beberapa barangnya yang tertinggal di rumah Anggun.
"Assalamualaikum, selamat malam," ucap Romi, saat memasuki rumah Anggun.
"Wa'alaikumsalam," jawab mereka berbarengan. Romi pun menghampiri Anggun dan yang lainnya di ruang tamu. Wajah Reno kembali memerah, panik.
"Rom, mau jemput Cynthia sama anak kamu ya?" ujar Anggun mempersilakan Romi duduk,tepat di sebelah Reno.
"Iya, di mana ya mereka? Maaf ya, kalau mereka menganggu ketenangan rumah tangga kamu dan Reno," jawab Romi menoleh ke arah Reno yang duduk di sampingnya.
'"Nggak kok, kalian kan sahabat kami. Iya kan, Mas?" timpal Anggun membuat wajah Reno panik.
"I-iya, Rom. Aku senang kalau bisa membantu kalian," dalih Reno membuat Anggun dan Pras saling tatap.
Saat Cynthia menuruni anak tangga sambil membawa tasnya dan menggandeng sang putri berjalan, Cynthia pun kaget saat melihat kehadiran Romi di rumah Anggun.
"Loh, kenapa dia di sini sih?" gerutu Cynthia di dalam hatinya.
"Apa mungkin Anggun tahu soal ... Ah, kan nggak ada buktinya. Saksi perselingkuhan aku dan Reno juga nggak ada. Mang Karta itu juga pasti sudah meninggal," ucap Cynthia.
"Papa ...." teriak Naya saat melihat Papanya itu sedang duduk di ruang tamu bersama yang lain.
"Aku kangen banget sama Papa,"ujar gadis kecil itu.
Cynthia pun berjalan dengan wajah panik dan ketidaksukaannya karena kehadiran Romi malam itu untuk menjemputnya. Padahal, ia ingin pulang ke rumah orang tuanya yang sudah lama kosong.
"Kamu ngapain ke sini?" tanya Cynthia ketus.
Romi pun berdiri dan menghampirinya. Ia merangkul Cynthia dengan mesra hingga tersirat kecemburuan di mata Reno.
"Aku mau menjemput kamulah," ujar Romi tersenyum.
"Aku juga bisa pulang sendiri," bisik Cynthia dengan ketusnya ditelinga Romi. Cynthia pun langsung pergi begitu saja membawa amarahnya. Anggun hanya tersenyum tipis.
"Anggun, Reno, makasih ya atas kebaikan kalian mau menerima Cynthia dan anakku. Assalamualaikum," pamit Romi.
"Wa'alaikumsalam. Rom, jaga istrimu ya, jangan sampai direbut pria lain. Apalagi Cynthia masih terlihat cantik, pasti banyak yang suka," celetuk Pras. Romi pun tersenyum.
"Tenang saja. Aku nggak akan . membiarkan siapapun merebut Cynthia dariku. Langkahi saja mayatku dulu," celetuk Romi, semua pun tertawa lepas.
Romi pun langsung melangkah pergi, menyusul Cynthia dan anaknya yang sudah berada di dalam mobil.
"Ngapain sih kamu? Cepat! Aku capek!" bentak Cynthia. Romi hanya tersenyum dan membawa kendaraannya itu keluar dari rumah mewah Anggun.
"Lihat tuh rumah mereka, lebih bagus kan dari rumah yang kamu beli," sindir Cynthia. Romi hanya tertawa kecil.
"Cynthia, semua juga tahu. Itu rumah yang dibeli dari jerih payah Anggun. Dia itu sebelum menikah dengan Reno, keluarganya berada. Warisannya banyak. Anak tunggal, makanya Reno mau menikah sama dia daripada kamu," ejek Romi.
"Maksud kamu apa sih?" sahut Cynthia.
"Cyn, buka mata kamu. Aku yang kata kamu cuma bisa membeli rumah kecil, kasih uang nggak 10 juta, tapi itu hasil keringatku sendiri. Bukan hasil menumpang hidup dari istri," sindir Romi.
"Lihat, laki-laki yang kamu banggakan, apa yang sudah dia kasih sama Anggun dari hasil keringatnya sendiri? Ingat, Cynthia. Harga diri seorang laki-laki itu terletak dari nafkahnya terhadap istri juga anaknya jika ada,"sahut Romi tegas. Cynthia pun tak berkutik. Ia hanya diam, memalingkan wajahnya dari Romi.
Sesampainya di rumahnya, Cynthia langsung masuk ke dalam rumahnya dsn mengunci pintu kamarnya.
"Sayang, Sayang, ini aku mau masuk taruh tasnya loh," teriak Romi. Cynthia tak bereaksi apapun. Ia langsung tidur dan menutup telinganya dengan bantal.
"Cynthia, mau sampai kapan kamu mengharapkan Reno dan membandingkan aku dengan dia? Buka mata kamu. Ingat anak kita, Cynthia ...." batin Romi.
Romi pun memilih menemani sang putri di dalam kamarnya. Ia juga ingin melepaskan rindunya karena sudah beberapa hari ini terpisah dari sang putri.
................
Setelah kepulangan Romi dan Cynthia, Anggun pun sudah menyiapkan sebuah kejutan manis untuk Reno. Ia yakin, ini hal yang tidak disangkanya.
Terdengar suara pintu diketuk. Anggun pun langsung berdiri dan menuju pintu. Tetapi, Reno mencegahnya dan akhirnya Anggun membiarkan suaminya itu membukakan pintu untuk tamu spesialnya.
Saat pintu terbuka ....
"Ma-ng Kar-ta?" ucap Reno terbata.
"Selamat malam, Den," sapa Mang Karta. Seolah tidak terjadi apapun.
"Mang, Mamang ngapain ke sini? Mau menghancurkan rumah tangga aku ya?Awas ya! Kalau sampai berani kamu bongkar kejadian di villa," ancam Reno.
"Kamu ke Villa, Mas?" teriak Anggun membuat wajah Reno seketika panik.
"Ah, kamu salah dengar paling," celetuk Reno tersenyum. Ia berusaha menutupi ketakutannya.
"Malam, Non. Ini ada titipan —"
"Apaan nih?" tanya Romi yang langsung merampas kotak bersampul biru itu.
"Mas, kamu nih kenapa panik gitu sih? Ini tadi aku minta Mang Karta datang ke sini bawain Alpukat yang ada di kebun," ujar Anggun.
"Nih, aku buka ya, kamu lihat sendiri," ucap Anggun yang langsung membuka kotak yang dibawa Mang Karta itu.
"Astagfirullahaladzhim."
"Udah, kamu lihat sendiri kan? Mas, kamu ini kenapa sih? Aneh banget!" celetuk Anggun.
"Ya udah, Mang. Mamang malam ini istirahat aja dulu. Besok pagi sekalian bareng aku ke Villa," peirntah Anggun.
"Baik, Non."
Setelah Mang Karta dan Anggun masuk ke dalam rumah, Reno pun semakin dibuat bingung karena sikap Anggun dan Mang Karta.
"Saat ku tinggalkan dia kan pingsan dan terkunci di dalam gudang. Kok bisa ...."
Belum juga hilang kebingungan Reno, saat ia menutup pintu tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Suara seorang wanita. Kejutan Anggun lainnya untuk sang suami yang suka berkhianat.
Saat pintu terbuka
Mata Reno pun terbelalak. Wanita itu kini berdiri tegak dihadapannya. Bersama seorang gadis cilik berusia sekitar 3 tahun.
"Mas, ada siapa lagi?" panggil Anggun dari ruang tamu.
Anggun pun berjalan menghampiri Reno yang sedang panik bersama Pras dan Nindya. Saat melihat wanita hamil bersama seorang putri cantik, Nindya pun dibuat bertanya-tanya.
"Siapa lagi ini?"batin Nindya.
"Ya Mbak, maaf, cari siapa ya?" sapa Anggun seolah tidak mengetahui siapa wanita ini sesungguhnya.
"Papa ...." teriak gadis kecil bernama Amanda yang langsung menghampiri Reno.
"Maaf, saya Halimah. Saya ...."
"Papa? Mas, dia anak kamu?" cecar Anggun. Wajah Reno pun semakin panik. Wajahnya memerah.
"Anak?" ucap Nindya lirih.
Tiba-tiba Nindya pun pingsan. Wanita muda itu sepertinya tidak kuat menerima kenyataan jika pria yang dianggapnya setia justru mempunyai banyak wanita dalam kehidupannya.
"Nindya, bangun, Nindya!"
bersambung ....
"