Ketika Pernikahan Hanya Memanfaatkan
Nindya syok. Tidak ada lagi sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Nindya benar-benar tak berkutik. Hanya menunduk dan berdiri di belakang Pras.
"Pras, jelaskan padaku. Apa ini maksudnya? Kamu juga mendukung perselingkuhan mereka? Atau kamu yang sengaja menjodohkan mereka?" pekik Anggun saat ia tahu jika Nindya adalah adik sepupunya.
"Demi Tuhan, Anggun. Awalnya aku nggak tahu. Aku baru tahu saat nggak sengaja lihat Reno di parkiran rumah sakit saat dia mengantar Nindya periksa kandungannya," terang Pras.
"Saat itu, aku sudah mewanti-wanti Pras dan Nindya. Aku juga marah, Anggun sama mereka. Aku juga nggak tahu apa yang dijanjikan Reno sampai adikku ini mau jadi simpanan Reno," gerutu Pras dengan wajah kesal memandang Nindya. Pras pun menariknya agar berani menghadapi Anggun
"Sini! Jelaskan pada Anggun. Kamu nggak perlu takut. Kamu sudah berani menikah dengan Reno, kamu harus siap dengan segala resikonya," bentak Pras. Nindya hanya bisa menahan tangisnya.
"Katakan pada Anggun, apa yang kamu katakan padaku tadi. Aku nggak mau ya, hubungan persahabatan aku dengan Anggun rusak hanya karena kamu ya!" bentak Pras.
Nindya pun menangis. Sesaat kemudian ia bersimpuh di hadapan Anggun dan meminta maaf karena sudah menikah dengan Reno. Nindya pun mengakui jika ia tengah mengandung buah cintanya dengan Reno.
"Bangunlah, aku nggak suka sama orang yang playing victim!" pekik Anggun. Pras pun menarik adik sepupunya itu agar berdiri.
"Di mana kalian menikah? Siapa saja yang datang menjadi saksi pernikahan kalian? Kapan tanggalnya dan di mana?" cecar Anggun.
Pras pun bingung, apa yang sebenarnya ingin dilakukan Anggun untuk membalaskan sakit hatinya.
"Kami menikah 6 bulan lalu di kediaman orang tuanya Mas Reno. Ada kedua orang tua, adik-adiknya dan beberapa saksi juga penghulu," jawab Nindya menunduk.
"Jadi Pras nggak ada di pernikahan kamu dan Reno?" timpal Anggun. Nindya menggeleng. Pras pun menggeleng, tidak menyangka jika keluarga Reno mendukung pernikahan ini.
"Anggun, jelas kan. Aku tidak tahu apapun.Aku juga baru tahu kalau dia menikah," sahut Pras. Anggun pun sedikit tersenyum.
"Baiklah. Ijinkan aku bicara dulu dengan Pras. Nanti aku akan bicarakan hal ini lagi denganmu. Ingat! Jangan sampai Reno tahu soal ini, jika ingin kamu ingin nyawa anakmu aman!" ancam Anggun. Nindya hanya bisa pasrah mengikuti perintah kakak madunya itu.
Pras dan Anggun pun berbicara berdua di taman belakang rumah itu. Keduanya pun berbicara sebagai sahabat.
"Pras, kenapa sih sahabatmu itu sejahat ini sama aku? Kenapa juga keluarganya mengkhianati aku begini? Kurang apa aku selama ini? Kurang semua yang aku berikan?" pekik Anggun.
Pras tidak banyak bicara. Ia berusaha menenangkan Anggun yang terlihat begitu kecewa dan terpukul atas pengkhianatan Reno dan keluarganya yang selama ini ditanggung biaya hidupnya oleh Anggun.
"Kamu tahu, Pras? Dia bawa Cynthia ke villa dan masuk ke ruang kerja berdua. Hanya berdua dan selama 3 jam. Menurut kamu, apa mungkin mereka tidak tidur bersama?" pekik Anggun histeris.
Hati Anggun benar-benar hancur. Rasa kecewanya bukan saja pada Reno, sang suami, tetapi juga pada orang tua dan adik iparnya. Mengapa mereka sejahat ini.
"Anggun, kamu sabar. Ikhlasin semuanya. Aku tahu, ini berat. Tapi, aku yakin kamu sanggup melewati ini semua. Hukum tabur tuai itu ada dan kamu yakin aja, mereka semua yang mengkhianati kamu, pasti akan menerima balasan yang setimpal," ucap Pras lantang.
"Termasuk Nindya, adik sepupu kamu?" ujar Anggun.
"Siapapun, Anggun. Aku nggak akan membela, walau dia saudaraku. Apa yang dilakukannya salah. Tapi, aku juga gak bisa sepenuhnya menyalahkan dia. Hidupnya keras hingga saat Reno menjanjikan kebahagiaan dan harta, dia mudah menerimanya," jawab Pras menunduk.
"Coba kamu lihat ini."
Anggun pun memberikan bukti-bukti perselingkuhan Reno dan Cynthia yang telah dikirimkan Mang Karta. Pras pun syok.
"Shit!"
"Nindya harus tahu!"
Pras pun langsung membawa ponsel Anggun dan memperlihatkan bukti perselingkuhan Reno itu pada Nindya,adik sepupunya yang gila harta itu.
"Nindya, Nindya!" teriak Pras lantang.
"Lihat nih. Lihat! Suami yang kamu bangga-banggakan akan setia dan hanya mencintai kamu, nih lihat! Lihat! Buka mata kamu lebar-lebar," pekik Pras yang kesal. Kesal pada Reno juga pada Nindya yang terlalu percaya.
"Mas, ini siapa?" tanya Nindya.
"Selingkuhan suami kamulah. Ini Cynthia, mantan pacarnya. Masih mau kamu banggain dia? Bilang dia setia dan hanya cinta sama kamu, Hah?!" hardik Pras.
Nindya pun terisak. Hatinya hancur menerima kenyataan ada. Saat sedang mengandung buah cintanya bersama Reno, anak yang sudah dinantikannya, justru ia dikhianati.
"Nggak, ini nggak mungkin, Mas."
"Ini bisa aja kan editan. Ulah Mbak Anggun buat menghancurkan rumah tangga aku dan Mas Reno?" dalih Nindya.
Pras dan Anggun tak habis pikir kenapa Nindya bisa sebodoh ini. Sudah dikhianati dan dia masih percaya.
"Come on, Nindya. Jangan bodoh. Kamu itu cantik, pintar. Kita harus balas dendam dan memberi pelajaran buat laki-laki brengsek macam dia. Aku aja nggak terima, masa sih kamu diam aja?" ujar Anggun kesal karena Nindya yang seolah menutup matanya.
Nindya bimbang. Ia tidak tahu harus berbuat apalagi.Kenyataan ini sungguh menyiksa batinnya.
"Kenapa, Mas? Kenapa kamu tega mengkhianatiku? Aku sudah hamil dan ...."
"Gimana kalau kamu bekerjasama denganku? Tenang saja, walau kamu istri siri suamiku, aku tahu, kamu tidak bersalah. Reno yang .... kita nggak boleh diam saja!" pekik Anggun.
"Aku yang akan menanggung semua biaya hidupmu, keluargamu dan juga anak yang kamu kandung. Anak itu nggak berdosa," gumam Anggun.
"Saranku, kamu ikuti saja Anggun. Apalagi yang kamu harapkan dari pria nggak berguna itu.Kalau Anggun sudah mendepaknya, rumah ini juga akan dia ambil. Kamu bisa dapat apa dari Reno?" ujar Pras ketus
"Mas Pras benar. Paling tidak, aku dan anakku nggak akan hidup miskin jika bekerja sama dengan Anggun, jika aku membela Mas Reno, bisa saja dia mengusirku saat ini juga," batin Nindya
"Baiklah, aku setuju."
Anggun dan Nindya juga Pras akhirnya bekerja sama. Anggun pun akan menyiapkan sebuah kejutan manis untuk pengkhianat seperti Reno.
"Baiklah, kamu harus segera bersiap dan segera meninggalkan rumah ini. Setelahnya ...."
"Loh, tadi katanya kalau aku mau bekerja sama, kamu—"
"Aku memintamu pindah ke rumahku yang lain yang tidak diketahui Reno. Bukan menyuruhmu pulang ke kampung," sahut Anggun tertawa kecil.
"Baiklah. Terima kasih," jawab Nindya.
"Aku nggak akan pernah membuat orang-orang yang mengkhianatiku akan hidup bahagia begitu saja. Aku akan membalas semuanya yang sudah berani bermain-main dengan hatiku," batin Anggun.
...........
Reno dan Cynthia sedang dalam perjalanan menuju Jakarta. Karena ingin menghindari keributan dan tekanan dari Anggun, Reno pun meminta Cynthia pulang lebih dulu ke rumahnya.
"Sebaiknya kamu pulang ke rumah Romi. Aku nggak mau merusak semua rencana. Ingat, aku belum mendapatkan apapun. Jadi, kita bermain cantik."
"Tapi, Mas. Aku nggak mau kembali sama Mas Romi. Aku sudah capek hidup miskin sama dia," gerutu Cynthia.
"Nih, kalau kamu jenuh, kamu bisa belanja dengan ini. Kartu unlimited, bebas kamu pakai sesuka hati kamu. Ingat, jangan kembali ke rumah Anggun. Kamu beli aja pakaian yg baru, biar pakaian kamu yang di rumah, aku bakar nanti," pinta Reno.
Setelah mengantar Cynthia ke sebuah pusat perbelanjaan mewah, Reno pun langsung bergegas pergi dan kembali ke rumahnya.
Satu jam kemudian
Reno akhirnya sampai di teras rumahnya. Terlihat sepi, ia pun masuk ke dalam rumahnya mencari Anggun seperti tidak terjadi apapun.
"Sayang, Sayang ...." panggil Reno.
Setelah berulangkali memanggil Anggun tidak juga ada jawaban, Reno pun menghampiri ART-nya di dapur.
"Mbak, Nyonya ke mana?" tanya Reno.
"Ibu sedang keluar, Pak," jawab sang asisten.
"Udah daritadi?" tanya Reno lagi.
"Baru kok."
Reno pun kembali ke kamarnya. Ia melihat sekeliling kamarnya yang mewah itu. Semua nampak biasa saja. Tidak ada tanda-tanda jika Anggun habis mengamuk. Biasanya jika Anggun marah, akan banyak barang di dalam kamarnya yang hancur berantakan.
"Apa mungkin kalau pesan Mang Karta itu nggak sampai?" pikir Reno.
Saat pikirannya kacau. Dipenuhi ketakutan akan terbongkarnya pengkhianatannya dengan Cynthia, tiba-tiba dering ponsel Reno membuyarkan lamunannya.
[Ha-llo]
[Mas, kamu di mana, Sayang?]
[A-aku ada di rumah. Baru aja nyampe. Kamu di mana sih?]
[Oh, aku lagi di mall. Mau belanja. Kamu mau nitip apa?]
Reno mulai sedikit tenang. Ketegangannya mereda karena Anggun pasti belum membaca pesan Mang Karta atau belum membukanya.
[Sayang, Mang Karta apa ada menghubungi kamu tadi?]
"Kenapa, Mas? Kamu pasti mulai panik dan tegang ya?" batin Anggun di ujung telepon.
[Nggak. Kok, kamu tegang gitu? Terus nanya soal Mang Karta. Ada apa sih?]
[Kamu emang datang ke villa? Sama siapa?]
Anggun terus mencecar Reno. Reno pun mulai tegang lagi. Tetapi, ia juga nggak yakin kalau Anggun sudah mengetahui semuanya.
[Ya udah, Sayang. Aku lanjutin belanja lagi ya. Kamu istirahat aja dulu. Nanti aku ada kejutan spesial buat kamu. Bye.]
Reno pun mematikan ponselnya. Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Ranjang yang sudah ia nodai karena telah mengajak Cynthia tidur di kamarnya.
Beberapa jam kemudian
Suara mobil Anggun terdengar memasuki area rumahnya yang luas itu. Reno yang baru saja selesai mandi, bergegas keluar kamar dan menemui Anggun. Saat membuka pintu, Reno pun dibuat terkejut dengan kedatangan Anggun bersama dua orang yang sangat dikenalnya.
"Sayang, kamu udah mandi? Segar dong. Suamiku tambah ganteng. Iya kan, Pras?" celetuk Anggun membuat Reno semakin tegang
Pras dan Nindya mulai menjalankan aktingnya. Berusaha setenang mungkin, Nindya pun tersenyum pada Reno. Begitupun Pras, seperti biasa layaknya dua sahabat.
"Sayang, kenalin. Ini sepupunya Pras.Tadi pas aku ke mall, ketemu sama Pras dan Nindya. Jadi aku sekalian aja ajak makan malam di rumah kita. Nggak apa-apa kan?" ujar Anggun. Reno pun menggeleng.
"Boleh."
"Tapi, jangan sampai kamu tergoda ya apalagi sampai menikahi dia. Ku bantai kamu, Mas," ujar Anggun tertawa terbahak-bahak.
"Ya udah, aku siapin makanannya dulu ya. Biar nanti kita makan sama-sama." Anggun pun langsung menuju dapur dan menyiapkan makan malamnya di meja makan seperti biasa.
"Sini kalian!"
"Apa maksud kalian datang ke sini sama Anggun?" bisik Reno yang tidak ingin Anggun mendengarnya.
"Loh, emangnya belum jelas Anggun jelasin? Kita ketemu di mall," jawab Pras.
"Hei, apa sih yang diomongin? Kayaknya rahasia ya. Ayo, kamu jangan aneh-aneh ya, Mas," goda Anggun tertawa. Reno memaksakan dirinya tersenyum.
"Ya udah, Yuk! Kita makan sekarang," ajak Anggun. Pras dan Nindya pun menyusul Anggun dan Reno.
Saat sedang menikmati makan malamnya, terdengar suara seseorang yang memanggil Reno.
"Assalamualaikum, Mas Reno ....,"
Wanita dengan pakaian seksi itupun berjalan menghampiri Reno yang sedang menikmati makan malamnya.
"Hei, Cynthia. Kamu udah pulang? Yuk, kita makan sama-sama," ajak Anggun.
Wajah Reno dan Cynthia pun menegang
"Cyn, kamu baru pulang?Ohya, tadi Mas Romi menghubungi aku. Dia nanyain kamu. Katanya kamu kabur. Loh, kamu bilang kamu kena KDRT. Jadi mana yang benar?" timpal Anggun membuat wajah Cynthia dan Reno memerah padam.
"Gimana, kejutan manisku Reno?'
bersambung .....