Di rendahkan
"Maju kalian semua! Aku tidak takut dengan kalian!"
Yier Yan tersenyum sinis sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Perlahan namun pasti Yier Yan melangkahkan kakinya mendekati Fen Lian. Tanpa basa-basi Yier langsung melayangkan pukulan mautnya tepat di perut Fen Lian dengan kencang. Hal itu membuat Fen Lian jatuh tersungkur ke tanah karena sekuat apapun pertahanan Fen Lian tetap saja masih kalah dengan Yier yang memiliki otot kuat dan badan besar itu. Fen Lian tertunduk sembari memegang perutnya, rasa sakit yang ia rasakan tidak ada apa-apanya dari sakit hatinya terhadap Yier. Dengan segera ia bangkit dari tempat duduk kemudian membalas pukulan maut itu dengan kencang.
Disini pukulan Fen Lian tidak berpengaruh sama sekali terhadap Yier. Dia menganggap pukulan yang baru saja ia terima itu bukanlah apa-apa, justru dia malah tersenyum sinis melihat kemampuan Fen Lian. Suasana semakin memanas, mereka berdua sama-sama sedang tersulut emosi, sorot mata keduanya sama-sama saling bermusuhan satu sama lain. Hingga sampai pada suatu titik mereka tidak bisa mengendalikan emosi, dan terjadilah sebuah pertengkaran fisik di antara mereka berdua. Fen Lian yang tahu kemampuan Yier itu masih bersikukuh untuk melanjutkan pertengkaran ini hingga ia merasa puas ketika sudah bisa menghabisi teman seperguruan yang sudah menganggapnya sebagai musuh itu.
Yier memukul Fen Lien membabi buta, tidak ada kesempatan sekalipun untuk Fen Lian membalas pukulan maut itu. Bahkan sekarang ini Fen Lian sudah berada di bawah Yier untuk dia habisi di tempat ini juga. Mereka berdua sama-sama sedang di kuasai oleh amarah. Walaupun Fen Lian berada di bawah tetapi ia masih bisa melawan Yier dari bawah, saat ini ia hanya perlu memikirkan cara untuk membalikkan Yier agar bisa menyerangnya balik. Fen Lian membiarkan Yier untuk menghambiskan kekuatannya terlebih dahulu, tak lupa Fen Lian juga melindungi dirinua sendiri dari serangan ini agar tidak terasa begitu sakit pada bagian tubuhnya akibat serangan ini.
"BALAS PUKULANKU ANAK BODOH! JANGAN DIAM SAJA!" Ujar Yier dengan nada berbicara sedang marah.
Fen Lian masih diam di bawah sana untuk menunggu momebt yang pas untuk membalas, hingga sampai pada suatu titik dimana Yier merasa lelah menghabisi Fen Lian. Perlahan Yier mulai memelankan kegiatannya, hal itu di manfaatkan Fen Lian untuk membalik tubuh Yier dan membalas perlakuan Yier terhadapnya. Namun pada kenyataannya Yier tidak sebodoh yang Fen Lian pikirkan, baru beberapa menit dan beberapakali Fen Lian memukul Yier, tiba-tiba dia bangkit sembari menarik kerah Fen Lian untuk berdiri. Mereka berdua sama-sama berdiri namun tidak berhenti untuk saling menghabisi. Sekarang ini justru mereka berdua lebih berleluasa untuk bertengkar, hanya berdua pasukan Yier sendiri tidak ikut campur. Seandainya pasukan Yier ikut menyerang, entah apa yang terjadi kepada Fen Lian nanti. Di habisi oleh orang banyak, pasti tidak mudah baginya untuk meladeni mereka dengan kemampuan bela diri sudah matang namun kemampuan tenaga dalam masih belum stabil.
Hingga beberapa detik kemudian terdengar sebuah suara kencang nan mengglegar yang berasal dari belakang mereka, teriakan yang terdengar sangat kencang memanggil nama mereka berdua.
"FEN LIAN!!!"
"YIER YAN!!"
Mereka masih tidak memperdulikan terikan itu, bahkan mereka tidak mendengar sama sekali. Seseorang yang tengah memanggil mereka itu adalah paman guru, merasa bahwa tidak ada respon apapun dari mereka berdua, dengan segera paman guru mengarahkan jarinya dan mengeluarkan jurus untuk memisahkan mereka berdua. Dengan sekali tembakan mereka langsung terpental satu sama lain.
"Arrgghhttt..!!!"
"Arrgghhthtt..!!"
Fen Lian terjatuh ketanah sembari memegang dadanya, sementara Yier sendiri hanya terpental ke belakang tidak sampai jatuh seperti Fen Lian. Setelah itu barulah paman guru datang menghampiri mereka berdua yang sedang tertunduk itu.
"SUDAH HEBATKAH KALIAN?" Tanya paman guru dengan nada tegas.
Mereka berdua hanya diam sembari tertunduk tanpa mau menjawab pertanyaan dari sang paman guru.
"APAKAH KALIAN PIKIR BELA DIRI KALIAN SUDAH BAGUS? KEMUDIAN DENGAN SEENAKNYA KALIAN MENGGUNAKAN KEHEBATAN KALIAN UNTUK BERKELAHI, APAKAH KALIAN SUDAH HEBAT?"
"JAWAB!"
Yier menundukkan kepalanya. "Tidak guru!" jawabnya dengan tegas.
"Maafkan kami guru, kami sedang di kuasai amarah masing-masing sehingga kami melakukan kesalahan ini. Maafkan kami! Kami merasa tidak pantas melakukan ini," jawab Fen Lian merasa bersalah.
Paman guru masih menatap mereka dengan galaknya, namun sudah tidak seperti sebelumnya yang terlihat sangat menakutkan.
"Apa yang kalian ributkan? Tidak bisakah ketika ada masalah dibicarakan secara baik-baik?" Tanya paman guru.
Mereka hanya diam.
"Sekarang paman tanya sekali lagi, apa yang membuat kalian bertengkar? Jawab pertanyaan paman!"
"Hanya kesalah fahaman saja paman," jawab Yier.
Dan di angguki oleh Fen Lian. Ia tidak ingin menambah masalah, maka dari itu ia hanya menyetujui apa yang sudah di kayakan Yier kepada paman guru. Lagian pula Fen Lian tidak cukup berani menjawab banyak karena takut jika nantinya akan terjadi kesalah fahaman, atau bahkan bisa jadi salah menjawab, bukannya selesai masalahnya justru malah menimbulkan masalah baru.
"Kenapa Fen Lian tidak menjawab?" Tanya paman guru secara tiba-tiba.
Sontak Fen Lian tersentak kaget mendengar pertanyaan sang paman guru. "Hah? Ah benar sekali, apa yang di katakan Yier benar. Hanya salah faham saja, selebihkan kita kan saudara mana mungkin bertengkar ya kan Yier?" Tanya Fen Lian.
Yier mengangguk. "Benar sekali, maafkan kami paman!"
"Lain kali paman tidak mau melihat kalian bertengkar lagi, kalian ini saudara, jika ada masalah harusnya di selesaikan secara baik-baik. Jangan malah berkelahi, seperti sudah hebat saja!" Sindir paman guru.
Mereka berdua menunduk malu mendengar kalimat terakhir dari paman guru. Memang mereka berdua ini adalah pendekar baru yang masih belum menguasai segala jurus, seharuanya memang tidak pantas melakukan perkelahian seperti ini.
"Baik paman," jawab mereka serentak.
"Kalau ingin menguji kehebatan bukan berkelahi caranya, melainkan kalian berdua harus adu kekuatan tenaga dalam dan lain sebagainya. Baru saja kalian lulus kultivasi sudah berani berkelahi, bagaimana jika sudah menjadi pendekar nanti? Apa kalian akan kesana kemari untuk mencari orang dan bertengkar? Bukannya mencari saudara justru malah mencari musuh!" Jelas paman guru lagi.
"Maaf paman," ujar mereka serentak.
"Sekarang kalian mau apa? Apakah setelah paman pergi kalian kembali melanjutkan pertengkaran?"
"Tidak paman," jawab mereka serentak.
"Yier kamu kembali ke belakang untuk bergabung dengan yang lainnya. Bantu mereka di belakang, untuk mempersiapkan latihan selanjutnya!"
"Baik paman,"
Yier kembali meninggalkan balai latihan, kini tersisa Fen Lian dan paman guru yang sedang bertatap muka berdua.
"Fen Lian, apa yang akan kamu lakukan setelah ini?" Tanya Paman guru.
"Sepertinya aku akan kembali ke kediamanku untuk berlatih dengan tenang di sana, aku takut jika aku masih tetap disini nanti bagaimana nasibku yang selalu di anggap sampah oleh orang lain?" Ujar Fen Lian.
Paman guru mengangguk. "Baik kalau itu mau mu, paman tidak masalah sama sekali. Sekarang kamu kembalilah ke kediamanmu dan berlatih dengan sungguh-sungguh, setelah itu kembali lagi kepada paman!" Pintanya.
Fen Lian pun mengangguk. "Baik paman, Fen Lian kembali!"
"Hati-hati di jalan!"
Bersambung..