Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB. 8 Bermain poker

"Sepertinya pemuda ini memang tidak beres!" cecarnya dalam hati. Aku harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada tuan Greg.

"Jangan lupa untuk nanti malam!" ia kembali mengirim pesan kepada Sang Detektif.

Mobil yang di membawa Axel sampai di sebuah perumahan elit. Ia keluar bersama kedua wanita itu. Sesampai di rumah pribadinya. Ia menyuruh kedua wanita untuk mengikutinya masuk ke dalam kamar dan menyuruh keduanya untuk memijitnya.

Kedua wanita tersebut menjalankan misi mereka untuk menggoda Axel. Mereka berdua terlihat mulai melucuti pakaian yang mereka kenakan sehingga tinggal tersisa pakaian dalam saja.

"Hei.., apa yang kalian lakukan? saya tidak menyuruh kalian untuk membuka pakaian!" hardiknya. Ini pertama kali baginya melihat perempuan bertubuh seksi hanya dengan balutan pakaian dalam saja.

"Maaf tuan, ini memang prosedur jika kami sedang bekerja. Inilah kostum kami yang sebenarnya. Tadi kan tuan mau kami memijit tuan dah memberi kepuasan di tubuh tuan kan?" ujar salah satu dari mereka.

"Tuan berbaring saja, dan nikmati pijitan kami, pasti tuan akan sangat puas nantinya." Ujar wanita lainnya.

"Baiklah, lakukan semua yang kalian mau di tubuh saya!" ternyata imannya yang kuat untuk tidak tergoda dengan kemolekan kedua tubuh wanita itu hancur juga saat keduanya mulai meraba-raba dada Axel dan melancarkan aksi mereka. 

Axel mulai melayang dengan pijitan plus-plus kedua wanita itu. Mereka sangat ahli memanjakan milik Axel bahkan permainan lidah yang lihai pun tidak lepas mereka lakukan.

Axel benar-benar baru merasakan nikmatnya surga dunia yang sesungguhnya saat benda pusakanya dimanjakan oleh kedua wanita itu secara bergantian. Walaupun ia masih menolak saat kedua wanita itu ingin membenamkan miliknya ke dalam liang kenikmatan milik keduanya. 

Ia masih ingat Chesa, Sang Kekasih yang sudah ia pacari selama tujuh tahun. Ia ingin Chesalah yang pertama. Untuk itu ia menolak tawaran keduanya.

Sesampai di apartemen Ewan mulai beres-beres ia sangat suka kebersihan dan kerapian sehingga ia rutin membersihkan apartemennya. ia juga menyempatkan untuk mengganti seprei dan semua gorden apartemennya. 

Terdengar bunyi notifikasi pesan masuk dari ponselnya, ia lalu meraih ponselnya yang berada di atas meja. Ternyata pesan itu berasal dari detektif tadi. Ia segera membuka pesan itu.

"Deal, nanti malam tepat pukul 10 malam," isi pesan itu, dan tidak lupa Sang Detektif menyertakan alamat sebuah pub kepada Ewan.

Sementara di kediaman Brett,

Nyonya Hanny masuk ke dalam kamar anaknya yang tidak terkunci dari dalam.

Saat nyonya Hanny membuka kamar putri satu-satunya itu, ia dibuat terpana dengan kebersihan dan kerapian kamar putrinya dimana hal ini jarang terjadi selama ini. 

Kamar anak gadisnya itu biasanya terkesan berantakan, ia juga tidak suka jika para ART di rumahnya menyentuh barang-barang pribadi miliknya. Hanya dirinyalah yang bisa membersihkan kamar pribadi putrinya tersebut.

Chesa yang sedang asyik menonton Drakor di ponselnya. Tidak menyadari jika mommynya sudah masuk ke dalam kamarnya.

"Lho.., Sa, tumben kamar kamu rapi begini? kamu yang membereskannya?" tanya nyonya Hanny kepada anaknya.

"Ya ampun mom, aku jadi kaget! aku pikir mommy siapa..," ucapnya sambil memegangi bagian dadanya menandakan ia memang benar-benar kaget.

"Yang beresin kamarku tadi ada bodyguard daddy yang baru mom, aku minta tolong sama dia." Ujar Chesa polos.

"Bodyguard daddy yang baru? setahu mommy, daddymu tidak merekrut bodyguard baru."

"Oh mungkin saja dia bodyguard lama kali ya mi," Hanny bertanya-tanya di dalam hatinya siapa yang dimaksud oleh anaknya dan tumben-tumbenan ia membiarkan orang asing masuk ke dalam kamarnya. Namun ia mengurungkan niatnya untuk menanyakan hal itu karena ada hal yang lebih penting untuk ia tanyakan saat ini.

"Sa.., bagaimana komunikasimu dengan Axel?" mommy Hanny membuka pembicaraan dengan Sang Putri mengenai calon suaminya.

"Lancar kok mom, kami baru saja melakukan panggilan telpon tadi. Axel agak sibuk belakangan ini, ia sedang merancang resepsi untuk di surabaya nanti mom." Jelas Chesa. 

Perkataan anaknya, lagi-lagi membuat mood nyonya Hanny berubah. Ia sepertinya memiliki feeling jelek tentang calon menantunya itu.

"Semoga keajaiban itu masih ada..," doa Hanny untuk pernikahan anaknya. Walaupun ia tau kemungkinan kecil keajaiban itu bisa terjadi. Tapi ia masih memupuk kepercayaan dalam hatinya dan selalu mendoakan yang terbaik untuk pernikahan anak bungsunya itu. Apalagi tinggal dua hari lagi menuju ke hari pernikahan.

Tepat pukul 10 malam, Sang Detektif menjemput Ewan di apartemennya. Malam ini ia memakai pakaian serba hitam juga sengaja memakai topi dan kaca mata untuk menyamarkan dirinya. 

Keduanya memasuki pub, Sang Detektif bernama Dani segera menangkap keberadaan Axel melalui ekor matanya. Ia terlihat sedang berdansa dengan beberapa gadis. Ia seperti menikmati waktunya saat ini. 

Dengan sigap Dani mengambil beberapa foto Axel bersama para wanita itu dan tidak lupa untuk merekamnya melalui ponselnya. Sebenarnya aksinya itu tidak diperbolehkan dilakukan oleh pengunjung pub, namun ia sudah menyuap beberapa pengawas pub ini sehingga ia bisa leluasa merekam. 

Ewan baru percaya jika semua informasi dari Dani adalah suatu kebenaran. Ia terlihat geram melihat Axel yang bebas mencolak-colek tubuh para wanita itu.

Malam semakin larut. Di sebuah ruangan VIP di dalam pub itu. Beberapa orang terlihat duduk mereka akan memulai permainan poker. Ewan juga ikut serta sebagai salah satu peserta dan berada satu meja dengan Axel. Dulu saat SMA ia sangat menyukai game online poker, kini ia mencoba peruntungannya di meja poker yang sebenarnya.

Ewan tetap bertahan di meja poker, demikian hal dengan Axel. Ternyata ia sangat jago, sangat kelihatan jika ia memang pemain lama.

Kedua wanita yang tadi siang Ewan lihat bersama Axel kini juga menemaninya di meja poker bahkan kedua wanita itu tidak segan-segan menempelkan aset pribadinya di punggung Axel. 

Axel tidak marah, bahkan ia balik menggoda keduanya dan meremas aset pribadi mereka secara bergantian. Ia melakukan itu tanpa malu-malu. Hal tersebut tak luput Dani abadikan melalui kamera ponselnya. 

Ewan merasa risih dengan perbuatan Axel itu, dan ia juga terpaksa mundur dari meja poker karena jumlah taruhan yang semakin besar mencapai ratusan juta rupiah.

Terdengar suara grasak-grusuk ada beberapa pria masuk dengan membawa seorang wanita yang kepalanya ditutupi kain putih. 

Salah satu dari mereka berkata, "gadis ini masih virgin. Pemenang malam ini, berhak membawa pulang dirinya. Penawaran di mulai dari 500 juta." Semua mulai mendaftarkan diri mereka. 

Axel juga tidak luput, ia juga ikut mendaftar. Ia bahkan mendekati para pria yang mengawal gadis misterius itu.

"Apakah benar, dia masih virgin?" tanyanya kepada mereka.

"Hei.., jawab pertanyaan tuan ini!" bentak salah satu dari mereka. 

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel