Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Sosok pengemis hebat

Kota Chuanzhu

Pusat keramaian kota.

Seorang pemuda tengah menikmati arak bersama dengan gadis kecil di pusat keramaian kota. Matahari terik di musim semi membuat suasana di pusat keramaian ini menjadi hangat, banyak masyarakat kota berlalang-lalu melakukan transaksi jual beli di tempat itu. Sebagai orang penting sekaligus terhormat di kota Chuanzhu, mereka berdua kini menduduki tempat khusus raja di salah satu tempat makan di pusat keramaian kota.

Mereka adalah Wen Gu dan Guang Gu. Aktivitasnya terhenti kala seseorang menjadi pusat perhatian mereka berdua dan berhasil mengganggu pemandannya. Sosok pengemis mengenakan pakaian compang-camping bersandar di depan tempat jual beli, beberapa kali di usir, di tindas hingga di perlakukan secara murahan. Namun pemuda itu bersikukuh di tempatnya sembari sesekali menikmati arak di wadah kecil entah pemberian siapa.

"Pengemis tidak tahu diri. Berapa banyak orang menganggapnya sampah? Terlalu percaya diri hingga bersimpuh di tempatnya tanpa menghiraukan orang lain!"

"Apakah dia dungu?"

Pandangan Wen Gu terfokus pada sosok itu. Sebenarnya ia juga memperhatikan pemuda itu namun secara diam-diam, berbeda dengan jalan pikiran Guang Gu, disini ia justru merasa curiga terhadap pengemis itu. Sebodoh apapun seorang pengemis masih memiliki perasaan, apalagi sampai diperlakukan tidak baik oleh orang lain.

"Apakah kau percaya bahwa dia pengemis biasa?" Tanya Wen Gu berhasil membuat Guang Gu seketika mengerutkan keningnya.

"Tentu saja! Lihatlah dia sangat Dungu, hanya ingin mendapatkan uang untuk makan dia rela ditindas, bukankah hebat usaha yang dia lakukan?"

"Taruhan?"

"Siapa takut? Aku akan membuktikan bahwa dia hanyalah pengemis dungu dan tidak tahu diri. Jika dugaanku benar maka seluruh uang koin ini menjadi milikku, tetapi jika master benar, maka aku akan menjadi budakmu selama satu bulan!" Ucapnya penuh percaya diri.

Tanpa berbasa-basi Guang Gu terbang melintasi pagar pembatas tempat duduknya kemudian menghampiri sosok pengemis itu. Menjalankan misinya dengan menyodorkan arak tepat di depan wajah. Sontak aksi itu membuat sang pengemis seketika membuka kedua matanya kemudian mengernyitkan dahinya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya dengan nada dingin.

"Ambilah! Kau menginginkan arak ini kan, pengemis tidak tahu diri?"

Pada saat pengemis itu hendak meraih botol berisi arak tiba-tiba Guang Gu melakukan penyerangan membuat kekacauan di pusat keramaian sebagai bentuk usaha untuk memancing emosi sang pengemis. Namun usaha itu tidak membuat pengemis bergerak dari tempatnya, aksi pertama meyakinkan diri Guang Gu bahwa dugaannya terhadap pengemis itu benar. Ia sempat melirik kearah Wen Gu menunjukkan bahwa kemenangan berpihak kepadanya.

"Hanya satu botol kecil arak yang ingin kau berikan, tetapi sepertinya kau tidak tulus menyedekahkan minumanmu,"

"Di dunia ini tidak ada yang percuma. Kau harus berjuang untuk mendapatkan apa yang kau inginkan!" Tegasnya.

Guang Gu kembali melakukan penyerangan, kali ini memperlihatkan kemampuannya dalam bela diri seraya menggoda, menjadikan botol arak sebagai umpan untuk mengungkap kebenaran yang tersembunyi dibaliknya. Karena serangan yang terus menghantamnya membuat kesabaran terpancing, tanpa di duga pengemis itu bangkit dari tempat duduknya dan melakukan gerakan bela diri yang mengejutkan. Seni bela diri yang sangat baik, bukan hanya Guang Gu saja tetapi aksi itu juga membuat Wen Gu terkejut.

Kini Guang Gu terancam, Wen Gu yang memenangkan taruhan ini. Kehebatan pengemis itu di uji, semakin Guang Gu melakukan penyerangan semakin terkuat kehebatan tersembunyi dari sosok di hadapannya ini. Diamnya seorang pengemis itu rupanya menyembunyikan kehebatan di baliknya.

"Kau memiliki hati yang baik, tetapi kau sangat kejam nona!"

"Caramu sangat hebat pecundang! Mata-mata darimana kau? Siapa yang mengirimkanmu ke kota ini, penyusup?!" Tanya Guang Gu dengan ketus dan berani.

Melihat sosok pemuda di depannya tidak menjawab pertanyaan yang ia lontarkan, Guang Gu pun merasa kesal. Cambuk sebagai senjata perlindungan Guang Gu melayang ke udara bersama permainannya yang terampil dan gesit nyaris mengenai pengemis itu. Namun secara tiba-tiba terhalang oleh tangan Wen Gu yang tengah berdiri di depan sosok pengemis itu dengan tatapan tajam dan dingin mematikan.

"Master.."

"Maafkan adikku, dia bersikap tidak sopan kepadamu. Jangan hiraukan ucapan anak kecil yang tidak tahu malu ini!" Ucap Wen Gu memberikan hormat kepada pengemis.

"Tapi master-"

"Aku akan lebih giat mendidiknya supaya tidak dengan mudah menuduh orang lain tanpa melihat kebenarannya terlebih dahulu,"

Pengemis itu mengangguk. "Pengemis tua sepertiku memang pantas untuk di curigai, tidak seharusnya aku berdiam disini sedangkan kehadiranku sudah tidak diinginkan. Tidak tahu diri!" Ucapnya kepada diri sendiri.

Tidak lama kemudian Guang Gu dan Wen Gu pergi meninggalkan pusat keramaain. Tersisa pengemis tua itu dan seorang pemuda polos bersama dua pengawalnya di belakang. Menyaksikan pertarungan ini dari awal kejadian hingga pada akhirnya menyerah. Nampaknya pemuda itu tengah khawatir melihat keadaan pengemis yang mengalami luka dalam.

"Paman, sepertinya luka dalam itu sangat serius. Izinkan Zhang untuk menolong paman, luka dalam jika tidak segera di obati maka akan terus menggerogoti tubuh secara perlahan," ucap pemuda polos bernama Zhang.

"Tuan muda, tidak semestinya menawarkan bantuan kepada orang asing. Apalagi penampilan dia sangat kacau, bagaimana jika dia orang jahat? Jangan sembarangan memberikan bantuan kepada orang!" Ucap pengawal.

"Ayahku selalu mengajarkanku untuk menolong siapapun yang membutuhkan bantuan. Tidak memandang orangnya, apalagi dia hanya pengemis tua yang tengah menahan rasa sakit akibat ulah gadis kecil tidak tahu diri itu. Apakah kalian tidak merasa kasihan? Bagaimana jika dia mati?"

"Tapi tuan muda-"

"Datanglah ke Danau Limau, panggil Zhang. Ayahku seorang tabib hebat, kau pasti akan pulih kembali berkat pengobatan yang diberikan oleh ayah!" Ucapnya sembari menyodorkan kertas.

Pengemis itu menatap sayu kearah Zhang, di dunia ini banyak orang jahat dan tidak peduli, tetapi tidak memutus kemungkinan bahwa masih ada orang berhati tulus tersembunyi ditengah segerombolan orang jahat. Seperti niat baik pemuda polos ini.

Pengemis itu menatap kertas yang berisikan alamat danau limau lengkap dengan nama pemuda itu. Dengan cepat ia menyembunyikan kertas itu pada kantongnya melanjutkan kembali meneguk arak di dalam botol kecil yang dibawanya yang rupanya telah habis.

"Sial! Kertas ini tidak mampu membuat dahagaku hilang, gadis kecil berhati iblis. Seharusnya aku mengambil dengan cepat arak pemberiannya tadi," ucapnya penuh penyesalan.

Ia membuka kantong hasil mengemisnya beberapa minggu. Namun rupanya tidak cukup untuk membeli arak lagi, sebab beberapa waktu yang lalu ia baru saja menghabiskan uang hasil mengemisnya hanya untuk membeli tiga botol arak.

"Ck! Uangku masih tidak cukup untuk membeli arak. Bagaimana aku bisa hidup tanpa arak?" Tanyanya dengan nada lemah.

Bersambung...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel