Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Kecurigaan ketua lembah hantu

"Master, kenapa kau menghentikan aksiku? Padahal aku baru saja ingin memberikannya pelajaran. Seharusnya kau membiarkanku menghabisi penyeludup itu!"

"Bukan sembarangan pengemis. Gerakan begitu cepat dan lincah, dua belas langkah tapak suci berasal dari desa empat musim,"

"Desa empat musim? Sejak kapan mereka memiliki jurus itu?" Tanya Gua Gu penuh dengan keheranan.

"Oleh sebab itu aku ingin mencari tahu lebih dalam tentang latar belakang pemuda itu. Jika memang dia pendekar dari desa empat musim, memiliki tujuan apa mendatangi kota ini?" Tanyanya dengan penasaran yang mendalam.

Sementara di sungai Qianyi pembatas antara kota Chuanzhu, pengemis itu tengah bersusah payah menyeberangi sungai itu hingga sampai diseberang. Ia kembali melanjutkan perjalanan panjangnya, menyusuri sungai kecil, seperti nama bahwa kota ini di penuhi dengan sungai-sungai setiap perbatasannya.

Tidak ada uang tersisa, tidak ada air ataupun arak di dalam kantongnya. Bekalnya kini benar-benar habis, dengan susah payah ia mengistirahatkan tubuhnya tanpa memberikan amunisi sedikitpun. Baru saja ia hendak mengatur nafasnya yang membur, tiba-tiba serangan maut mengenainya.

Hal itu membuat pengemis itu bergerak melakukan perlawanan. Serangan secara spontan dan kilat membuatnya ekstra berhati-hati, sampai pada akhirnya ia mengeluarkan jurus andalannya yaitu dua belas langkah tapak suci. Samar-samar ia melihat sosok dibalik penyerangan ini yaitu pemuda yang ia temui di pusat keramaian beberapa waktu yang lalu.

"Kau mengikutiku?" Tanyanya dengan nada dingin.

Wen Gu menautkan kedua alisnya sembari mengibaskan kipas kewajahnya. Kipas yang memiliki energi tersendiri sebagai perlindungan diri.

"Aku hanya memastikan bahwa kau selamat. Pengemis tua dan sakit-sakitan sepertimu sangat berbahaya jika berjalan sendirian. Dengan suka rela aku akan mengantarmu ketempat tujuan tanpa biaya sepeser pun," tawarnya.

"Aku bisa pergi sendiri tanpa bantuanmu!" Ujarnya hendak berlalu.

"Teknik bela dirimu sangat bagus dan lincah. Bisakah kau mengajariku sedikit gerakan bela diri kelincahan itu?" Tanyanya memancing.

"Apa yang kau lihat tadi tidak benar. Aku hanya pengemis biasa yang berusaha ingin menjaga diri sendiri," jawabnya dingin.

"Apakah kau berbohong? Dari sekte mana kau berasal? Jelas sekali teknik itu sangat rapih dan terampil, aku bahkan bukan orang bodoh yang tidak bisa membenakan antara berlatih dengan guru dan pendekar biasa,"

"Aku tidak berasal dari sekte mana pun!" Ucapnya tegas sembari melenggang menjauh.

Namun dengan cepat pemuda itu menarik jubah yang dikenakannya hingga membuat sang empunya membalikkan tubuhnya dan pertarungan kembali terjadi. Amarah keduanya membara hingga energi mencekam terasa mencekik leher Wen Gu.

"Arrgghtt..!! Lepaskan!"

"Jangan pernah mencampuri urusanku jika kau ingin selamat! Tidak jauh berbeda dengan adikmu, aku tahu kau pasti ingin mengikutiku kan? Tidak semudah itu!"

Wen Gu kehabisan tenaga untuk melawan. Hingga pada akhirnya ia membiarkan sosok pengemis itu untuk pergi meninggalkannya di hutan bunga sakura sembari menatap kepergian pengemis itu dengan perasaan kesal. Kali ini ia membiarkan pemuda itu menang, keyakinannya untuk menyelidiki pemuda itu semakin kuat.

"Sial! Pemuda itu bukan sembarang pendekar, kekuatan aneh yang berasal dari berbagai sekte. Ada dua elemen pada dirinya yang membuatku bingung mencari kebenaran,"

**

Kuil desa danau limau.

Kerajaan yang berdiri kokoh dengan arsitektur modern namun tidak meninggalkan ciri khas bangunan kuno, bangunan yang di kelilingi dengan danau kecil jernih. Penuh dengan tumbuhan ramah lingkungan memberikan kesan kedamaian dan ketenteraman jiwa bagi pengunjungnya. Awalnya kedatangan pengemis ini diperlakukan secara tidak sopan oleh mereka, tapi setelah menyebut nama Zhang pada akhirnya mereka mau menerima pengemis ini bahkan mengantarkan hingga ke dalam ruangan untuk bertemu dengan tuan muda.

"Sepertinya aku tidak pernah mendengar ada desa setenang ini disini. Sepertinya aku memang tertinggal informasi? Atau memang bangunan ini baru?" Tanyanya di sela-sela perjalanan.

Pengawal itu mengangguk bersemangat untuk bercerita banyak tentang kerajaan yang menjadi tempatnya hidup dan berkembang.

"Ya! Sebenarnya bangunan ini sudah ada sejak dulu, tetapi perlu perubahan baru serta penambahan bangunan baru dengan arsitektur modern supaya terkesan lebih menenangkan dan tidak mengerikan seperti kerajaan kuno pada umumnya,"

"Apa nama sekte kerajaan ini?"

"Ming,"

"Kita sudah sampai di ruanganmu, untuk sementara waktu kau bisa istirahat di ruangan ini. Besok aku akan membawamu untuk bertemu dengan tuan muda Zhang," ujar pengawal sembari membuka kan pintu ruangan.

Pengemis itu pun hanya bisa mengikuti perintah pengawal karena memang Zhang tidak bisa ditemui sedang tidak berada di kerajaan. Malam semakin larut, ia memilih untuk beristirahat sejenak sementara masih ada sedikit waktu. Namun baru beberapa detik ia memejamkan kedua matanya, tiba-tiba ia terbangun di tengah malam merasakan sakit yang sangat luar biasa pada dada dan sekujur tubuhnya. Ia yakin bahwa rasa sakit itu merupakan reaksi tujuh paku yang tertanam di dalam tubuhnya, dengan segera ia mengatur pernafasan untuk membuka jalur energi masuk dan keluar.

Ia bersusah payah menahan rasa sakit secara diam demi menjaga diri agar tidak terdengar oleh orang di luar ruangannya. Beberapa menit melakukan pernafasan kini keadaannya sedikit lebih baik dari sebelumnya.

Menyamar menjadi pengemis adalah salah satu jalan terbaik yang di lakukan oleh Liang Chen untuk mendapatkan kebenaran secara cepat dan aman sebab pengemis hanya orang gila yang tidak memiliki tujuan dan latar belakang yang jelas. Bayangan Wen Gu terus menghantui pikirannya, ia merasa khawatir akan kehadiran pemuda itu yang terus mengusiknya.

"Sepertinya pemuda itu sudah mengenali latar belakangku. Sebaiknya aku lebih berhati-hati lagi dalam menggunakan jurus dari desa empat musim ini demi keberhasilan misiku," gumamnya secara pelan.

Suara bising di luar ruangan tiba-tiba membuyarkan lamunannya. Ia bergegas mendekati jendela mengintip sedikit keluar ruangannya, samar-samar ia melihat api yang membakar beberapa bangunan di depan ruangannya. Ia kembali menggunakan kembali topeng penyamarannya kemudian berlari keluar.

Benar, keributan terjadi di luar. Pertarungan pedang terjadi begitu panas oleh segerombolan orang misterius. Namun yang mengalihkan pandangannya ialah keberadaan seorang pemuda bersembunyi dibalik pilar kerajaan. Pemuda itu adalah Zhang, dengan cepat Liang Chen membantu pertarungan ini dengan mengeluarkan pedang kematian yang beberapa bulan tidak ia gunakan. Ia percaya bahwa tidak ada orang yang mencurigai kehebatannya ini dan berusaha untuk memainkan pedang sebiasa mungkin agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"Wah kau hebat juga. Bagaimana bisa seorang pengemis dapat melakukan permainan pedang terampil seperti ini?" Tanya Zhang di bersembunyi dibalik tubuh Liang Che yang saat ini tengah menyamar sebagai pengemis.

"Ck! Kau tidak perlu tahu! Lebih baik kau pergi bersembunyi di tempat yang lebih aman sebab mereka sangat berbahaya untuk anak kecil sepertimu!" Tegasnya.

Tanpa ia sadari bahwa ada seseorang yang tengah menyaksikan keributan ini dari kejauhan. Semata-mata membuat keribuan ini hanya ingin memancing kehebatan Liang Chen yang di sembunyikan. Sungguh licik dan cerdik seorang Wen Gu ketua lembah hantu.

Bersambung...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel