Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab. 6 Lebih Gila Dari Kami

Qin Yu menatap ke arah Li Meng. Tatapan Qin Yu terlihat seperti anak kecil yang sedang meminta permen. Li Meng pun menghela napas dan memberikan lima keping emas kepada Qin Yu. Dia mengambil itu dan langsung berlari masuk ke dalam rumah makan.

Li Meng menggeleng heran. "Dia ini sangat aneh. Aku tidak paham apa yang ada di dalam otaknya selain arak, daging dan wanita."

Beberapa kali Qin Yu berhenti di tepi sungai hanya demi mengintip wanita yang sedang mandi. Li Meng hanya bisa mengeleng melihat semua itu. Ternyata ada orang yang sangat mesum seperti Qin Yu, tetapi yang paling aneh adalah seekor keledai yang mesum.

Li Meng pun berjalan masuk ke dalam rumah makan. Dia pun duduk di meja yang sama dengan Qin Yu duduk. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, harusnya semuanya akan baik-baik saja. Li Meng pun makan makanan yang ada di sana. Awalnya sangat tenang dan tidak ada yang terjadi, tetapi beberapa saat kemudian seseorang datang dan duduk di sebelah Li Meng.

"Sepertinya kau anak orang kaya," puji orang itu.

Tidak lama kemudian beberapa orang datang lagi ke sana. Mereka duduk di sebelah kanan dan kiri Qin Yu. Kedua orang itu mengeluarkan sebuah pisau dan menempelkan pisau itu di perut Qin Yu. Mereka memberikan ancama. Qin Yu terlihat sangat santai seolah tidak ada yang terjadi sama sekali di sana.

"Pelayan, bisakah kau berikan daging pada keledai milikku? Ah, berikan dia arak juga."

Orang-orang di sana bingung kenapa keledai diberikan makan daging dan minum arak. Mereka berpikir kalau Qin Yu ini bodoh, ah, lebih tepatnya sinting. Mereka mengabaikan Qin Yu karena orang gila tidak akan berbahaya untuk mereka. Mereka lebih fokus kepada Li Meng yang mengenakan pakaian mewah.

"Bocah, berikan semua yang kau miliki!"

Li Meng menatap ke arah Qin Yu. Terlihat Qin Yu sangat fokus dengan makanan yang dia pesan. Li Meng merasa kalau Qin Yu tidak akan membantu dirinya. Li Meng menghela napas dan dia pun mengangguk.

"Baiklah."

Li Meng mengeluarkan kantung berisi koin emas miliknya. Para berandalan itu ingin mengambil itu, tetapi tiba-tiba saja kantung itu hilang. Saat mereka menoleh dan melihat ke arah Qin Yu. Terlihat Qin Yu yang memegang kantung itu. Tentu saja ini membuat para berandalan itu marah.

"Berikan padaku!" pinta salah satu dari para berandalan itu.

"Siapa cepat dia dapat."

Jawaban yang membuat para berandalan itu kesal. Mereka langsung bangun dan mengarahkan pedang mereka pada Qin Yu. Melihat begitu banyak pedang mengarah ke arah dirinya, Qin Yu masih sibuk makan. DIa tidak ada rasa takut sama sekali.

"Berikan itu atau kami akan membunuhmu!" ancam mereka.

Qin Yu tidak memberikan kantung yang sudah ada di tangannya. Para berandalan itu murka. Li Meng yang melihat Qin YU mulai terlibat. Dia langsung lega.

"Mati kau, Bajingan."

Satu tebasan mengarah ke arah Qin Yu. Dia pun melirik dan menggeleng kecil. Qin Yu mengambil tulang sapi di tangan kirinya. Qin Yu menggeraka tanganya ke atas. Satu gerakan itu di berikan qi. Tebasan berandalan itu semakin dekat, teapi siku berandalan itu dipukul oleh Qin Yu dengan tulang di tangan kirinya.

"Aaarrrrgh!"

Orang itu menjerit kesakitan. Tangannya patah. Padahal hanya dengan satu serangan. Titik rawan pada tangan memang adalah bagian siku. Apalagi saat siku luruskan. Ditambah lagi dipukul ke atas. Orang itu terjatuh dengan tangan yang menekuka ke bawah.

Rekan orang itu langsung menyerang Qin Yu. Serangan dari berbagai arah, Qin Yu pun menghindari semua serangan itu. Dia melompat ke atas dan langsung memegeng kepala dua orang dan menghempaskan kepala dua berandalan itu ke meja.

Dua lainnya pun langsung melakukan serangan lainnya. Qin Yu pun menjatuhkan dua orang itu dengan mudah. Yang lainnya bangun dan mulai menyerang lagi. Mereka adalah orang yang ditakuti di sana karena itu mereka tidak sudi kalau mereka dikalahkan. Harga diri mereka membuat mereka terus menyerang.

Qin Yu sebenanrya malas melakukan ini, tetapi dia tidak punya pilihan. Kalau dibiarkan, semua berandalan ini terus akan menyerang dirinya.

"Kalian membuatku marah," keluh Qin Yu.

Dia memasang kuda-kuda serius. Saat itu juga Qin Yu terlihat seperti ular. Dia memiliki aura yang tajam dan membunuh. Li Meng yang melihat itu, dia menjadi sangat takut. Dia bahkan sampai panik.

Para berandalan itu tidak paham seberapa mengerikannya Qin Yu. Malah mereka menyerang Qin Yu lagi. Saat semua orang sudah sangat dekat dan melakukan serangan. Qin Yu menghindari semua serangan itu. Satu serangan musuh, Qin Yu balas dengan serangan balik di titik vital. Bahkan dia mematahkan tangan dan kaki para berantalan itu. Setelah itu dia menendang kepala mereka sampai berdarah.

Hanya dalam dua detik, semua berandalan itu dikalahkan. Mereka menggeliat kesakitan. Qin Yu menghela napas dan mulai menenangkan dirinya. Dia mengambil daging miliknya. Setelah itu Qin Yu pergi ke arah dapur, tempat pemilik rumah makan itu berada. Qin Yu mengeluarkan dua koin emas dan memberikannya kepada pemilik rumah makan itu.

"Maafkan aku!" ucap Qin Yu.

"Ah, iya."

Pemilik rumah makan itu panik. Dia melihat pertarungan tadi dan itu sangat mengerikan. Kalau pun QIn Yu tidak membayar, dia tidak akan menagih Qin Yu atas kerusakan yang dia perbuat. Setelah memberikan dua koin emas, Qin Yu pun membalik badan.

Dia menarik para berendalan itu ke luar dari rumah makan itu. Mereka terlihat ketakutan. Qin Yu melemparkan mereka saat sudah keluar dari sana.

"Ampuni kami!" Wajah orang itu pucat, ketakutan.

"Pulanglah dari sini!"

Mereka mengangguk. Qin Yu tidak mematahkan kedua kaki mereka. Hanya mematahkan satu kaki dan satu tangan. Mereka masih bisa berjalan. Hanya saja saat mereka ingin pergi, Qin Yu mengeluarkan aura membunuh yang pekat. Mereka langsung menghadap ke arah Qin Yu lagi.

"Serahkan semua yang kalian miliki!" pinta Qin Yu.

Dengan cepat mereka langsung mengangguk dan memberikan yang mereka miliki. Mereka yang harusnya memalak milik orang lain. Kali ini malah mereka yang dipalak oleh Qin Yu. Setelah selesai memberikan yang mereka miliki. Mereka membukuk sebentar dan ingin pergi dari sana, tetapi Qin Yu menggeleng.

"Apa lagi?" tanya berandalan itu.

"Aku bisa serakah segala yang kalian miliki."

"Tapi kami sudah memberikan semuanya."

Qin Yu menunjuk ke arah pakaian para berandalan itu.

"Semauanya, termasuk pakaian kami?"

"Tentu. Kalian tidak tahu arti kata semuanya?" tanya Qin Yu.

Mereka pun mengangguk. Tidak ada yang berani protes sama sekali. Pada akhirnya mereka hanya bisa menuruti Qin Yu. Mereka pun melepaskan semua pakaian mereka. Setelah itu mereka ingin pergi, tetapi Qin Yu menggeleng.

"Apa lagi?" tanya berandalan itu.

"Itu!"

"Ini juga?" sambil menunjuk pakaian dalam.

"Semuanya."

Para berandalan itu menggeleng. "Dia lebih gila dari kita."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel