Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab. 4 Qin Yu Panik

Tujuan mereka sekarang adalah kota Xingye. Qin Yu berhenti lebih dulu, dia ingin istirahat. Dia dan keledainya makan dan minum dengan sangat santai seolah tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Li Meng merasa cemas, dia berada di sebelah Gu Xuanhan yang merupakan salah penjahat paling ditakuti di kekaisaran.

"Apa tidak masalah melekukan itu pada Gu Xuanhan?" tanya Li Meng.

"Hmm hmmm."

Mulut Gu Xuanhan disumbat oleh Qin Yu dengan kaos kaki miliknya. Qin Yu sudah tidak mencucinya sejak satu bulan lalu. Li Meng takut ini akan membuat Gu Xuanhan dendam dan akan menuntut balas. Gu Xuanhan sudah biasa tertangkap dan selalu bisa melarikan diri.

"Biarkan saja. Kalau dia dibiarkan mengoceh. Pak tua itu akan mengoceh sepanjang hari tentang anggotanya yang akan membunuhku. Itu sangat menyebalkan," keluh Qin Yu.

"Hmmm hmmm hm."

Li Meng menelan ludahnya. Dia bisa merasakan kalau Gu Xuanhan sangat marah kepada Qin Yu. Li Meng bangun dan pindah posisi duduknya. Dia duduk di sebelah keledai milik Qin Yu. Li Meng pun bisa makan dengan lebih tenang. Dia pun bisa makan tanpa terus ketakutan oleh aura membunuh Gu Xuanhan.

Qin Yu bangun. "Plaakkk!" Dia memukul kepala Gu Xuanhan pedangnya.

Wajah Gu Xuanhan memerah. Dia sudah hampir mencapai batasnya. Qin Yu menyipitkan matanya.

"Sepertinya ada yang aneh padamu."

Qin Yu pun mencabut sesuatu yang ada di kepala Gu Xuanhan. Saat itu juga darah langsung mengalir dari kepala Gu Xuanhan. Yang dicabut oleh Qin Yu adalah sebuah paku. Qin Yu membuang paku itu tanpa rasa bersalah sama sekali.

"Ini jauh lebih baik," ucapnya.

Gu Xuanhan mengeluarkan aura membunuh yang sangat kuat. Dia sangat ingin membunuh Qin Yu, tetapi dia tidak bisa melepaskan tubuhnya. Li Meng merinding, dia ketakutan. Dia tidak bisa membayangkan seberapa bengisnya Gu Xuanhan saat dia berhasil melepaskan tubuhnya dari ikatan.

Li Meng menoleh. Terlihat Qin Yu berjalan ke arah pohon. Dia duduk di sana dan mulai tidur. Li Meng terdiam, dia tidak habis pikir Qin Yu sesantai ini.

"Apa dia gila?" keluh Li Meng.

***

Mereka melanjutkan perjalanan mereka. Beberapa kali mereka dihadang oleh para bandit. Setelah beberapa hari, akhirnya mereka berhasil tiba di kota Xingye. Mereka tiba di sebuah bangunan yang sangat besar, di bagian depan tertulis paviliun Awan Ungu.

"Ayo, masuk!" ajak Li Meng.

Dia pun langsung masuk ke dalam sana. Saat mereka masuk, mereka langsung disambut dengan baik. Qin Yu diarahkan ke sebuah ruangan. Tempat yang indah dan mewah. Dia sampai terkagum dengan tempat itu.

Tidak lama kemudian, seorang wanita datang ke sana. Dia membawa seteko arak. Dia menuangkan arak itu ke gelas kecil dan meletakkannya di sisi lain meja.

"Silahkan minum!" ucap wanita itu.

Qin Yu pun mulai meminum arak itu. Dia terkagum karena arak itu sangat anak. Itu adalah arak mahal karena itu rasanya luar biasa enak. Qin Yu sudah lama tidak meminum arak seenak ini. Dia mengulurkan gelas kecilnya lagi. Wanita itu menuangkan arak lagi ke dalam gelas Qin Yu.

"Aku ke sini akan melayani tuan. Mohon bantuannya."

Qin Yu memiringkan kepalanya. Dia terdiam cukup lama. Dia menatap wanita itu dari atas sampai ke bagian dada-nya. Qin Yu mengangguk berapa kali.

"Kau adalah tipeku."

Wanita itu kaget. Dia bingung kenapa Qin Yu mengatakan itu.

Tidak lama kemudian Qin Yu bangun, dia pun melepaskan bajunya. "Kalau kau memaksa. Aku tidak bisa menolak."

Wanita itu kaget. Dia menggelengkan kepalanya. "Tuan, bukan itu..."

"Jangan malu-malu. Aku juga tidak berpengalaman."

Qin Yu pun melepaskan seluruh pakaiannya. Wajah wanita itu memerah, dia langsung memalingkan penadangannya.

"TUAN, BUKAN ITU YANG AKU MAKSUD!" teriak wanita itu.

Qin Yu seolah tidak mendengar.

Praaang!

Dia dipukuli dengan sangat kuat dengan nampan pembawa teko dan gelas.

***

"Kenapa kau hanya diam saja, Bodoh? Pijat kakiku!"

Gu Xuanhan di benetak oleh pria bertubuh besar. Pria itu menatap dirinya dengan tatapan tidak suka. Mereka sama-sama seorang penjahat yang sedang dikurung. Di dalam kurungan itu, mereka akan dibawa ke ibu kota. Qin Yu dan Li Meng akan pergi ke ibu kota ditemani oleh beberapa orang dari Peviliun Awan Biru.

"Aku adalah Gu Xuanhan. Jangan memberikan aku perintah atau kau akan aku bunuh," ancam Gu Xuanhan.

Tiga orang tahanan lainnya terbahak mendengar perkataan Gu Xuanhan. Itu membuat Gu Xuanhan semakin kesal dan marah. Dia sudah diperlakukan buruk oleh Qin Yu dan sekarang dia ditertawakan oleh penjahat keroco. Ini penghinaan yang tidak bisa dimaafkan.

"Berhentilah bermulut besar, pak tua jelek. Gu Xuanhan tidak akan bisa ditangkap karena dia adalah penjahat paling kuat. Bisa-bisanya pak tua jelek seperti dirimu mengaku sebagai Gu Xuanhan. Ini sangat lucu. Dari pada kau bermulut kotor, lebih baik kau pijat kakiku. Dengan begitu, aku akan memberikan kau hadiah."

Gu Xuanhan menatap penjahat itu dengan tatapan tajam. Tatapan itu membuat penjahat itu kesal. Dia pun berdiri dan menatap Gu Xuanhan balik.

"Kau kira aku tahu, hah? Sepertinya kau benar-benar ingin diberikan pelajaran."

Dua penjahat lainnya ikut bangun. Mereka akan memukuli Gu Xuanhan sebegai pelajaran kepada Gu Xuanhan siapa yang berkuasa di sana. Niat mereka adalah agar Gu Xuanhan tahu siapa yang berkuasa di sana. Sayangnya itu adalah keputusan yang bodoh.

Kraaak!

Otot Gu Xuanhan terbebas.

***

Qin Yu sedang mabuk, dia langsung terdiam. Dia sedang tertawa barusan, tetapi wajahnya langsung serius. Dia melihat ke arah luar. Wanita yang menuang arak bingung. Qin Yu terlihat seperti orang yang berbeda. Dia memiringkan kepalanya sambil menatap Qin Yu.

"Ada apa?" tanya wanita itu.

Qin Yu meletakkan gelas di atas meja dengan suara yang cukup keras. Dia menatap serius ke arah wanita di depannya. Qin Yu memegang tangan wanita itu. Itu membuat wanita itu kebingungan, apalagi wajah serius Qin Yu membuatnya terlihat lebih berkarisma. Tidak terlihat konyol seperti sebelumnya.

"Aku akan datang ke sini lagi untuk melamarmu, tetapi sebelum itu katakan padaku di mana ruangan bocah bodoh yang datang bersama denganku tadi?" tanya Qin Yu.

Wanita itu berpikir. "Bocah bodoh?" Dia tidak pernah tahu ada bocah bodoh. Yang dia pikirkan ketika mendengar kata bodoh adalah Qin Yu. Setelah cukup lama berpikir, dia langsung ingat. "Maksud anda adalah tuan muda Li Meng?" tanya wanita itu.

"Ah, itulah. Di mana dia?" tanya Qin Yu.

"Dia ada di ruangan atas. Kau naik saja lewat tangga dan pilih jalan ke kiri dan lihat saja ada ruangan paling mewah di sana. Di sanalah tuan muda Meng berada," jelas wanita itu.

"Ah, terima kasih."

Qin Yu langsung berlari dari sana. Dia terlihat ingin bergegas. Seolah dia sedang dikejar oleh sesuatu. Wanita itu memiringkan kepalanya, dia bingung.

"Apara yang terjadi?"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel