PART 9
"Loh, kamu tidur di kamar tamu dari tadi siang tidak barengan bersama Tasya di kamar kamu?" tanya menyelidik Meralda secara tidak sengaja berpapasan bertemu Aryo keluar dari dalam kamar tamu yang kosong, kelihatan dia baru selesai mandi sembari tangannya mengeringkan rambut setengah basah dengan handuk.
"Ya, Aryo ketiduran di kamar ini." alasan mengelak Aryo, dia hanya ingin Tasya nyaman dan terbiasa di dalam kamarnya sendirian menganti pakaian dan mengemasi pakaiannya, bukannya tidak mau membantu hanya saja Mommynya sedari tadi siang terus lengket bersama Tasya tidak mengerti apa yang mereka bicarakan hal perempuan Aryo memilih mengabaikan memberikan Tasya waktu untuk penyesuan di dalam kamarnya.
Aryo melewati Meralda lalu melangkah memasuki kamarnya ingin melihat keadaan Tasya yang tidur di dalam kamarnya. Aryo masuk ke dalam menutup kembali pintu kamar dan menguncinya secara rapat, dia berjalan menuju ranjang mendapati keadaan Tasya sedang tertidur pulas dengan mulut sedikit menganga serta gaya tidur tidak teratur.
"Ya ampun, sha. Kamu tidur lasak sekali," hela nafas Aryo duduk di tepian ranjang melihat caranya tidur kepala kemana dan kaki kemana, sama sekali tidak ada tempat untuk Aryo rebahan di sebelahnya sedikit pun karena ranjangnya di kuasai oleh Tasya.
Aryo menduga kalau Tasya pasti kekelahan sekali karena acara pernikahan mereka, tidurnya sampai melengkung dan kedua kaki terbuka lebar. Aryo menahan diri memperhatikan baju tidur yang di pakai Tasya, baju tidur berlengan pendek dan celana pendek menampakkan kaki jenjang putih mulus Tasya dan tubuhnya kalau memakai baju seperti itu kelihatan sebagai gadis mungil sekali.
Aryo mencoba mengangkat tubuh Tasya ingin membenarkan cara tidurnya supaya nanti dia tidak kesakitan bangun besok hari, mendadak Tasya malah menggeliat dan merengek seperti mau menangis.
"Jangan kak, aku mohon jangan lakukan ke aku," racaunya dengan wajah meringis. Aryo mendengar itu mengernyitkan kening heran.
"Sha, ini saya Aryo suami kamu...ayo bangun dulu sebentar buka matanya." Aryo mencoba membangunkan Tasya dengan cara menepuk pelan pipi tembemnya, kaki Tasya menendang-nendang kesana kemari sehingga secara tidak sengaja mengenai paha Aryo meringis lumayan sakit terkena terjangannya cukup keras.
Tasya tersadar membuka kedua matanya langsung kaget bukan main melihat Aryo berada satu ranjang bersamanya, hal itu membuatnya panik mengingat saat Aryo memperkosanya. Tasya mundur dari ranjang tetapi dengan sigap lengannya di cekal Aryo terlalu kuat menariknya mendekat secara tidak sengaja tubuh mereka malah bertubrukan sehingga tubuh mungil Tasya menimpa tubuh gagah Aryo, tangan Tasya tepat berada di atas dada tegap Aryo merasakan kerasnya dada bidang itu dan jantungnya memompa lebih cepat karena sekarang posisi mereka begitu intim dan berbahaya sekali untuk Tasya.