Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 Kau Sangat Tua

Bab 7 Kau Sangat Tua

Sean terdiam sejenak.

Matanya segera meredup.

Ryu lebih besar darinya, sementara Nelson adalah ayah kandungnya, dan ia mempunyai seorang anak laki-laki yang lebih besar empat bulan darinya, dan bukan mami yang melahirkannya, apa maksudnya?

Maksudnya adalah Nelson selingkuh saat masih menikah! Berarti Nelson menyakiti mami!

Mata Sean yang indah itu berkobar marah, ingin rasanya ia membakar Nelson yang muncul di layar komputer itu.

Tampaknya ia memberi pelajaran terlalu sedikit di bandara tadi.

Sean mengeluarkan sebuah micro kamera dari saku bajunya, lalu menghubungkannya ke komputer. Ia segera mengubah alamat IP komputernya, lalu segera mengupload video berisi Nelson yang dipipisi olehnya tadi.

Setelah selesai, Sean tersenyum.

Ia kembali menyelidiki sejenak tentang Ryu, didapatinya ternyata ia bersekolah di TK Tante Linny.

Sepertinya TK di Manado cukup bagus.

Sean menyengir, setelah ia menghapus jejak di komputer itu dengan bersih, ia mematikan komputer lalu bangkit berdiri dan mulai membantu Samantha membereskan kopernya.

Tubuhnya yang kecil itu membuatnya sedikit kesulitan untuk menggantungkan di lemari.

Sean melihat kaki kecilnya itu dengan sebal, diam-diam ia berjanji akan makan yang banyak, dan segera tumbuh besar, dengan begitu ia bisa melindungi mami.

Ia mengambil kursi dan meletakkannya di depan lemari baju, lalu naik ke atas kursi tersebut dan kembali menggantungkan pakaian Samantha dan dirinya di dalam lemari.

Tiba-tiba dari luar terdengar suara Linny yang baru pulang.

"Samantha, kau sudah pulang? Coba kulihat, apakah kau semakin kurus lima tahun ini."

Linny bergerak mendekat dan memeluk Samantha, matanya memerah panas.

"Dasar kau, bukankah aku baik-baik saja? Kenapa menangis?"

Hati Samantha sedikit bergetar.

"Baik baik saja, kau sebut ini baik-baik saja? Baiklah, kali ini jangan pergi lagi, ada aku, aku akan menjagamu."

"Baik, aku akan membiarkanmu menjagaku. Untuk sementara waktu aku tidak pergi dulu, di sini ada kontrak yang sedang dijalankan, paling sedikit aku menetap selama setengah tahun. Sudah, jangan menangis lagi, kubawa kau melihat anakku."

Samantha menggandeng tangan Linny dan membawanya ke depan kamar.

"Sean, kemari dan temui Tante Linny."

Ketika Sean membuka pintu kamar, ia melihat Sean yang tengah berjinjit ntuk menggantung bajunya. Mendengar suara Samantha memanggilnya, ia segera menoleh, dirinya yang berdiri dengan tidak stabil itu langsung terjatuh dari kursi ke lantai.

"Awas!"

Samantha segera maju untuk menopangnya, Linny lebih cepat selangkah, ia segera memeluk Sean, dan mereka berdua sama-sama terjatuh ke lantai.

Linny adalah guru, tanpa sadar ia melindungi Sean, tubuhnya yang kecil dan lemah itu membuat Linny menyayanginya tanpa ragu, apalagi dilihatnya wajah Sean yang seperti boneka, ia segera menjerit nyaring.

"Astaga, Samantha, anakmu cakep sekali!"

Selesai mengatakannya, ia segera mencium pipi Sean.

Sean terkesiap seketika.

"Kenapa wanita tua sepertimu ini mencium pipiku? Cepat bangun!"

Linny yang dipanggil ??wanita tua?? oleh Sean itu merasa sakit hati.

"Hei bocah, aku baru 28 tahun, apa terlihat tua?"

"Aku baru 4 tahun, bagiku, kau sudah sangat tua. Tante tua, cepatlah bangun, kau sedang menghimpitku!"

Sean bukannya anak yang tidak tahu sopan santun, ia bahkan bukan tipe anak yang menyebalkan seperti itu, tapi Linny tiba-tiba mencium pipinya!

Ini tidak bisa diterima!

Linny yang tertusuk itu langsung meledak.

"Samantha, kau yakin ini anakmu?"

Samantha yang melihat mereka berdua itu hanya tertawa.

"Sudah, sudah, Linny, cepat bangun, Sean tidak suka orang lain menciumnya."

Sambil berkata demikian Samantha ingin mengulurkan tangannya untuk menarik Linny, ia justru semakin ingin menjahili Sean.

"Kau tidak ingin dicium ya? Aku justru semakin ingin menciummu, sini kucium!"

Linny menangkap wajah Sean dan menciuminya beberapa kali.

Wajah Sean berubah, dia langsung mengambil sesuatu dari koper Samantha, lalu menuju kearah Linny.

"Ahh!"

Linny dikagetkan oleh listrik, barulah ia melihat alat sengat listrik di tangan Sean.

"Hei bocah, kau ingin membunuhku?"

"Ini adalah peralatan bertahan diri yang kuberikan pada mami, tak menyangka hari ini aku justru memakainya untuk melawan seorang ibu tua sepertimu!"

Sean bangkit berdiri dengan tenang, lalu beranjak ke toilet.

Ia ingin mencuci air liur wanita tua itu!

Benar-benar menjijikkan!

Samantha tertawa terbahak-bahak, Linny justru hampir menangis tanpa bersuara.

"Bagaimana kau mengajarinya melakukan tindakan tercela seperti itu? Tampangnya seperti boneka, tapi hatinya begitu hitam?"

"Kemampuan melindungi diri Sean hanya terlalu kuat saja, sebaiknya kau jaga jarak dengannya."

Samantha mengenal anaknya sendiri, dan ia buru-buru minta maaf pada Linny.

Hati Linny begitu sakit.

Ia dikalahkan oleh seorang anak berumur empat tahun lebih sedikit!

Masih mau membiarkannya hidupkah?!

"Hei bocah, nanti kita berdua bikin perhitungan."

Linny memegang pinggangnya yang merinding karena tersetrum itu, lalu keluar dari kamar mengikuti Samantha.

Samantha pergi ke dapur untuk mematikan api, sedangkan Linny melihat-lihat berita di ponselnya dengan bosan, tiba-tiba ia segera terpaku pada sebuah berita, dan seketika itu tawanya meledak.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel