Bab 6 Siapa Anak Lelaki Ini
Bab 6 Siapa Anak Lelaki Ini
Matanya memandang ke arah Nelson yang pergi menjauh, hati Samantha terhenyak.
"Untuk apa seorang anak lelaki sepertimu memperhatikan apakah pria lain tampan atau tidak? Ayo jalan."
Samantha merunduk dan menggendong Sean.
Melihat Samantha yang sepertinya tidak berminat melanjutkan pembicaraan itu dengannya, sorot mata Sean memancarkan sedikit kenyerian dalam hatinya.
Ia mengulurkan lengannya yang kecil itu untuk merangkul leher Samantha, lalu berkata dengan manja, "Aku kan ingin mencarikan pria untuk mami."
"Dasar bodoh, kau tidak perlu mengurusi urusan orang besar. Kepulangan kali ini aku sudah meminta Tante Linny menyiapkan satu tempat untukmu di TK-nya, kau harus ke sekolah dulu. Kalau ada Tante Linny yang mengawasimu, aku jadi lebih tenang."
Samantha menggendong Sean dan berjalan ke luar, tangannya sedikit gemetar.
Mengapa barusan Sean bisa merasa Nelson tampan?
Meskipun mereka, ayah dan anak, memiliki kemiripan hingga 80%, tapi Samantha tetap khawatir karena Sean langsung tertarik pada Nelson meskipun pertama kali melihatnya.
Ini adalah anaknya, ia telah menggadaikan nyawa untuk melahirkan anak ini, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Nelson!
Dia tidak akan membiarkan Nelson merebut anak ini dari sisinya.
Mata Samantha menyiratkan kebulatan tekad, tapi ia tidak melihat sorot mata Sean yang justru terlihat khawatir dan sakit hati.
Meskipun ia masih kecil, namun setiap kali maminya terbangun dari mimpi buruknya, ia mengetahuinya. Lebih baik ia berpura-pura tidak tahu, namun sejak awal ia telah menyusun rencana bagaimana membalaskan kesakitan maminya.
Ibu dan anak itu keluar dari bandara dengan semakin tenggelam dalam pikirannya.
Samantha menghentikan sebuah taksi, ia langsung membawa Sean ke rumah Linny.
Sudah lima tahun, ia masih tetap tinggal di tempat yang sama, kuncinya juga masih diletakkan di tempat yang sama.
Samantha segera mengeluarkan kunci itu secepat kilat, dan membawa Sean masuk.
Ruangan itu memiliki 3 kamar tidur, tidak besar, namun ditata dengan hangat.
Setelah Sean melihatnya sekilas, ia bertanya pelan, "Mami, di mana kamarmu?"
"Yang kedua di sebelah kanan. Dulu aku tinggal di kamar itu."
Bibir Samantha sedikit merekah, ia dan Linny adalah teman sekampus, mereka juga sahabat karib, ketika ia terus disiksa oleh ibu tirinya, Linny selalu melindunginya, ini juga sudah menjadi rumahnya.
Sean mendorong kopernya dan membuka kamar Samantha.
Disitu tergantung foto masa muda Samantha, namun Sean tak mengenalinya. Sejak ia membuka matanya, sosok yang dilihatnya adalah Samantha yang sekarang, mata Samantha sedikit memerah.
Wajah bulat yang tidak secantik saat ini, tampak begitu bahagia dan belia. Saat ini wajah itu sudah tidak ada lagi.
Samantha mengulurkan tangan dan mengelus foto dirinya itu perlahan, hatinya begitu sedih.
Sean yang menyadari tindakan Samantha bertanya dengan tak mengerti, "Mami, siapa orang itu? Tante Linny?"
"Bukan, ini adalah foto mami dulu."
Suara Samantha mongering, namun ia berusaha tetap tenang.
Perasaannya begitu tersakiti, namun ia tetap tidak membiarkan Sean menyadarinya, namun Sean adalah anak yang peka, ia dapat merasakan dengan jelas perubahan emosi Samantha.
Tiba-tiba ia menggenggam tangan Samantha, "Mami, aku agak lapar, coba lihat apakah ada makanan di dapur, cepatlah, aku benar-benar lapar."
Sambil mengatakannya, Sean mendorong Samantha keluar.
Kesedihan Samantha dalam sekejap lenyap.
Di pesawat tadi Sean memang tidak banyak makan. Begitu sampai disini, Samantha mau tak mau melepas jaketnya dan menggulung lengan kemejanya, "OK OK OK, aku akan masak untukmu, kau bermain sendiri dulu ya, jangan membuat gaduh rumah Tante Linny, mengerti?"
"Aih aku sudah tahu."
Sean memanyunkan mulutnya, lalu menyuruh Samantha keluar.
Ia menatap foto awal mula Samantha yang tergantung di dinding, segera mengeluarkan ponsel dan memotretnya, lalu ia membuka komputer di kamar itu.
Ia segera menaruh foto Samantha yang masih muda itu ke dalam, dan dengan segera berbagai informasi tentang Samantha bermunculan, termasuk pernikahan Samantha dan Nelson delapan tahun lalu, bahkan berita lima tahun lalu tentang Samantha yang mati terbakar karena diam-diam bertemu selingkuhan.
Sean semakin heran.
Mami punya selingkuhan?
Bagaimana mungkin!
Sejak lahir ia sudah tahu di hati maminya hanya ada satu pria, yaitu Nelson. Meskipun ia tidak mengatakannya, tapi Sean dapat merasakan kebencian maminya.
Pastilah Nelson telah melakukan sesuatu pada mami.
Sean segera mencari informasi tentang Nelson.
Sejak ia mendengar Samantha mengucapkan nama Nelson dalam mimpinya, ia lalu menyelidiki orang bernama Nelson ini, termasuk latar belakangnya, kemampuannya, bahkan ia tahu jelas tentang kondisi perkawinannya.
Tiba-tiba, Sean mendapati sebuah foto dimana Nelson sedang menggendong seorang anak laki-laki.
Anak itu sepertinya sama besar dengannya, parasnya sangat mirip dengan Nelson, dan Nelson menatap anak itu dengan tatapan yang begitu hangat dan lembut.
Siapa anak laki-laki itu?
Mata Sean menyipit.
Dengan segera ia mencaritahu tentang anak itu, dan ia mendapati bahwa anak itu adalah cucu sulung dari keluarga Nelson, Ryu Ye. Saat ini umurnya empat tahun lebih sepuluh bulan, lebih besar darinya empat bulan!