Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 10 Kau Yakin Mau Mengusirku Pergi?

Bab 10 Kau Yakin Mau Mengusirku Pergi?

"Dia dulu yang mem-bully-ku."

Sean sedikit tidak terima, kedua matanya yang memilki lipatan itu menatap lurus pada Samantha, jangan bilang seberapa terlihat kasihannya dia.

Meskipun Samantha tahu Sean sedang berpura-pura, ia masih tetap tidak bisa menghadapi sikap anaknya yang seperti ini. Ia menggelengkan kepala dan berkata, "Tante Linny menyukaimu, tapi caramu itu benar-benar bukan cara seorang gentlemen, bukan begitu?"

"Baiklah, aku akan minta maaf padanya."

Sean menunjukkan wajah tidak senangnya, lalu menghela napas sambil berlalu.

Linny tetap menyukai Sean, anak itu memang menyenangkan hati, orang tidak tahan marah padanya, tidak berapa lama kemudian ia tidak lagi bersikap dingin padanya.

Sean terlihat terus menahan diri di mata Samantha, ia sebisa mungkin menjaga jarak dengan Linny.

Ketiga orang itu duduk melingkar dengan damai semalaman.

Ketika Samantha bangun keesokan paginya, ia melihat Sean baru dari luar membelikannya sarapan, dan meletakkannya di atas meja.

"Mami, pagi."

Dia tersenyum lebar pada Samantha, meskipun raut wajahnya mirip dengan Nelson, tapi Nelson tidak pernah tersenyum seperti itu padanya. Sementara itu Sean adalah malaikat baginya, malaikatnya seorang.

"Pagi!"

Samantha mengusap kepalanya dengan senang. Linny yang mendengar suara itu segera keluar dari kamar, ketika dilihatnya sarapan yang tertata di atas meja, ia segera berkata dengan gembira, "Samantha, kau benar-benar malaikatku, kau bahkan telah membelikan sarapan! Hebat sekali, akhirnya hari ini aku kembali sarapan sebelum ke sekolah."

"Sean yang membelinya, aku juga baru bangun."

Samantha merasa sikap Linny telah kembali seperti biasa, tapi Sean justru membuatnya pusing.

"Mami, apa aku benar-benar harus ikut Tante Linny pergi ke TK?"

Nada bicaranya seperti mengeluh.

Seketika Linny menyendengkan telinganya.

"Bocah, apa-apaan nada bicaramu itu? Kuberitahu kau, aku ini adalah kepala guru di TK itu!"

"Cuih!" Sean segera duduk, mengambil mangkuk dan sumpit. Linny hanya bisa terdiam. Samantha buru-buru menetralkan suasana.

"Hari ini aku akan ke SAG untuk melapor, aku cuci mulut dulu."

"Samantha, kau tidak adil!"

Linny menghentakkan kakinya, tapi Samantha sudah keburu ke toilet.

Setelah keributan di pagi hari itu, Sean tetap ikut Linny ke TK, sementara Samantha menuju ke SAG.

Delapan tahun lalu ia menikah, lima tahun lalu ia dipaksa meninggalkan tempat ini, sebagai menantu di keluarga Nelson, istri dari Nelson, belum pernah sekalipun ia masuk ke kantor SAG. Sampai saat ini, ia kembali dengan wajah seorang yang asing, entah apakah Nelson bisa tidur nyenyak ketika melihat ama Samantha itu?

Senyum Samantha mengembang, matanya menyiratkan secercah kebencian karena tersakiti.

Ia mengontrol emosinya, lalu berjalan masuk SAG.

"Maaf, Nona, Anda mencari siapa?"

Nona resepsionis itu segera menyadari kehadiran Samantha dan menghadangnya.

Samantha melihat-lihat lobi SAG, benar-benar elegan, pantas saja mereka menjadi perusahaan bisnis kelas atas di Manado. Tapi ia telah kembali, kita lihat saja apakah keluarga Nelson masih bisa terus berdiri di posisi pertama di Manado ini.

"Aku mencari Nelson, aku Kelselyn, desainer yang diutus oleh HJ Group dari Amerika, hari ini aku datang melaporkan kehadiranku."

Kata Samantha sambil tersenyum datar.

Nona resepsionis tidak berani lagi berkutik setelah mendengar hal itu, buru-buru ia tersenyum dan menyahut, "Nona Kelselyn, mohon tunggu sebentar, saya akan memberitahu Tuan Nelson."

"Baik."

Samantha juga tidak mempersulitnya, ia hanya menunggu di depan meja.

Di saat itulah sebuah suara yang tidak asing terdengar dari belakangnya.

"Nona Zhang, Nelson sudah datang kan? Pagi ini dia terburu-buru pergi, tidak sempat sarapan. Aku datang membawakannya makanan, tidak perlu memberitahunya, biar aku langsung ke atas saja."

Messie yang membawa tempat makan itu melangkah cepat.

Setelah lima tahun tidak bertemu, ia masih tetap sama menariknya, bahkan bentuk tubuhnya semakin indah.

Samantha melihatnya sekilas, sorot matanya memancarkan kemarahan tanpa bisa ditutupi lagi, tapi Messie yang peka itu menoleh dan segera melihat sorot mata Samantha. Meskipun Samantha seketika itu juga melenyapkan sorot mata penuh amarah itu, Messie tetap bingung.

"Siapa kau? Untuk apa ke sini? Melihat wajah licikmu yang hendak menjerat orang, kau tidak datang untuk mencari Nelsonku kan?"

Perkataan Messie yang menyakitkan itu terdengar.

Dia sedikit iri dengan kecantikan paras Samantha.

Wanita ini memberikannya rasa bahaya, dan lagi, ia terlalu cantik bukan? Bahkan lebih cantik darinya beberapa kali. Bentuk tubuhnya, parasnya, bahkan baginya yang seorang wanita saja hampir terhanyut oleh kecantikannya, apalagi laki-laki.

Memikirkan hal ini, Messie segera ingin menyingkirkannya.

"Nona Zhang, minta satpam untuk mengantar wanita ini keluar dari SAG!"

Perkataan Messie membuat nona Zhang yang di meja resepsionis itu kewalahan, belum sempat ia menjelaskan identitas Samantha pada Messie, Samantha justru tertawa.

Tawa yang membuat orang bergidik.

"Dan siapa kau? Kau bagian apa dari SAG? Kau yakin ingin menyuruhku pergi?"

Tak ada kegentaran dalam kata-kata Samantha, bahkan sorot matanya seperti merendahkan dan mengejeknya, sebuah ekspresi yang menusuk Messie secara langsung, membuatnya tiba-tiba merasa Samantha sedang mengejeknya!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel