Memulai Bekerja
Elena tidak sempat sarapan pagi,di karenakan dia sudah terlambat untuk bekerja di sebuah cafe di kota Fransisco.
Elena di antar oleh paman nya pergi ke tempat lokasi pekerjaan nya di karenakan Elena baru beberapa hari di San Francisco.
" Honey,am going" Pamit uncle Sofian kepada auntie Sofia.
" Ok honey,take care" Sahut auntie Sofia yang sedang mencuci piring kotor di belakang.
" Auntie,am going to" Sahut Elena juga pamit kepada bibi nya.
Mereka berdua bergegas pergi ke luar meninggalkan rumah mereka,menuju stasiun kereta bawah tanah yang di sebut U-Bahn.
Menuruni tangga panjang sampai ke bawah tanah,lalu mereka pun berdiri di rel kereta menunggu kedatangan U-Bahn.
Beberapa menit kemudian, meluncur lah kereta panjang berwarna kuning dengan di disain teknologi modern,pintu kereta terbuka otomatis dan mereka pun bergegas masuk ke dalam.
Elena duduk di samping uncle nya yang sedang sibuk menelepon membahas tentang pekerjaan di kantor.
Elena saat ini memakai kemeja putih dengan kancing depan di padukan celana katun panjang berwarna hitam dan juga sepatu teplek berwarna senada dengan celana nya.
Rambutnya di kuncir dengan belahan menyamping, menyisakan sedikit poni di sudut telinga nya, panjang dan hitam legam.
Elena mempunyai wajah cantik khas asia, berkulit kuning Langsat,mata bulat dengan manik hitam pekat, hidung mancung dengan tubuh mungil tetapi mempunyai lekukan tubuh yang sempurna.
Semua mata lelaki memandang nya, terlihat memuja kecantikan nya.
Elena beberapa kali melirik ke arah jam tangan nya.
" Ya tuhan,ini pertama kali aku bekerja dan aku sudah terlambat," Gumamnya.
" Tidak apa-apa elena baru telat beberapa menit," Sergah uncle Sofyan menenangkannya.
Setelah lima menit kemudian, akhirnya mereka sampai di pinggiran kota kecil masih di San Francisco.
Elena bergegas keluar dan berjalan beriringan bersama uncle nya,di depan kafe tersebut sudah berdiri sahabat dari uncle Sofyan yang sudah merekomendasikan pekerjaan tersebut.
Lalu uncle nya memperkenalkan Elena kepada sahabatnya.
" Mark,meet my nephew,"
( Mark, perkenalkan ini keponakan ku)
" Hai,nice to meet you," Sapa mark dengan tersenyum ramah.
Elena hanya menjawabnya dengan anggukan kepala di sertai senyuman manis sehingga munculah lesung Pipit di pipinya.
Elena di bawa masuk oleh mark diikuti dengan Paman nya dari belakang,untuk memastikan keponakannya di terima bekerja.
Setelah di tanyakan beberapa pertanyaan oleh manager cafe tersebut akhirnya elena di terima bekerja di sana dan langsung mulai bekerja hari ini juga.
Elena tampak gembira dan meloncat-loncat kegirangan, sehingga membuat semua orang yang melihatnya tertawa lebar.
Elena memang gadis periang,dia selalu bisa mengatasi kesedihannya sehingga tak jarang orang-orang yang mengenalnya akan merasa nyaman dengan nya,maka dari itu elena mempunyai banyak kawan dan merasa kehilangan dengan kepergiannya ke Amerika.
Uncle Sofyan dan sahabatnya Mark pamit untuk pergi bekerja,meninggalkan elena sendiri untuk memulai pekerjaannya.
Elena langsung bekerja, memakai safron di pinggang nya dan mulai mengantarkan pesanan pelanggan dengan wajah ceria nya.
Di hari pertama nya bekerja,elena sudah mempunyai teman dan mereka terlihat cocok satu sama lainnya.
" Elena,Pesanan di meja 10" Panggilan dari rekan kerjanya untuk mengantarkan pesanan yang lain.
" Ok ,Arnold," Sahut Elena berjalan mengambil pesanan yang sudah di buat lalu kembali mengantarkan ke meja nomor 10.
Begitulah keseharian Elena di tempat kerjanya,dia selalu terlihat ceria dan tidak pernah mengeluh lelah sehingga manager dan rekan kerjanya yang lain begitu senang dengan keceriaan dan celotehan elena.
Kafe tersebut menjadi lebih berwarna setelah kehadiran Elena.
Waktu menunjukkan pukul enam sore dan saatnya untuk dia pulang ke rumah nya, berganti Sif dengan yang lainnya bekerja di malam hari.
Selama satu Minggu mereka akan bergiliran dari Sif pagi hingga Sif malam.
Karena elena baru masuk kerja di hari pertama nya jadi dia kebagian Sif pagi selama satu Minggu.
Elena menelepon uncle nya dan mengatakan untuk tidak usah menjemputnya, karena dia akan pulang bersama temannya yang bernama Arnold.
Elena langsung dekat dengan Arnold dan mempercayai nya, karena Arnold adalah pria yang baik menurut nya.
" Ayo naik," Ajak Arnold menyuruh elena untuk naik sepeda motor nya dan memakai helm nya.
Elena pun menaikkan kedua kakinya dan menjatuhkan bokongnya di belakang jok motor Arnold.
Arnold menghidupkan mesin motor nya dan ketika dia hendak menjalankan motor nya, dia terhenti dan menoleh ke arah elena yang berada di belakangnya.
" Pegang pinggang ku,nanti kau terjatuh!" Titah Arnold kepada elena.
" Tidak,aku tidak mau!" Jawab elena.
" Why?
" Karena kita belum menikah," Jawab elena cepat.
" WHAT?
" Are you kidding me?" Pekik Arnold terperangah dengan perkataan elena.
" Kenapa kita harus menikah dulu hanya karena berpegangan,nanti kamu terjatuh?
" No!
Aku tidak mau,aku begini saja!" Jawab elena kekeuh dengan tangannya yang dia simpan di tengah-tengah tempat duduknya.
Arnold menghela nafasnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya, aneh dengan kelakuan teman baru nya itu.
Elena memang mempunyai prinsip,bahwa dia tidak akan mau bersentuhan dengan lawan jenisnya, karena menurut kepercayaan agama yang di anut nya, seorang perempuan tidak boleh berdekatan atau bersentuhan dengan pria lain yang bukan sesama muhrimnya.
Elena memang masih mempunyai pikiran yang kolot,itu terlahir dari didikan orangtuanya yang menjaganya ketat karena elena putri satu-satunya bagi kedua orangtuanya.
Elena selalu di jaga ketat oleh orangtuanya, memastikan putrinya bisa menjaga harga diri dan kesuciannya, hingga didikan itu sudah melekat dan menjadi prinsip nya sampai sekarang.
Dengan terpaksa Arnold mengemudikan motornya dengan kecepatan sedang tidak seperti biasanya dia mengemudikan dengan kecepatan tinggi, karena saat ini dia sedang membawa gadis kolot.
di sepanjang perjalanan Arnold tak henti-hentinya tertawa mengingat ucapan elena yang menurutnya masih ada gadis berpikiran kolot di jaman sekarang khususnya di Amerika.
" Arnold, kalau kamu tertawa terus turunkan aku disini!" Ucap elena terlihat kesal karena Arnold sedari tadi menertawakan nya.
" Ok...ok.
Jawab Arnold, berusaha menutup mulutnya untuk tidak tertawa lagi.tetapi sialnya justru Arnold malah semakin tertawa terbahak-bahak.
" Wx...wx...wx..
" Arnold!" Teriak elena dengan mengerucutkan bibir nya.
" ish"
Elena menegakkan tubuhnya dengan tangannya yang bersidekap di dadanya,dia kesal karena Arnold terus menertawakan nya.
Mereka berhenti di depan lampu merah, dengan suara Arnold yang masih terdengar cekikikan.
" Arnold,kamu seperti hantu Indonesia saja!" Dengus elena dengan menjebikkan mulutnya, sehingga lagi-lagi membuat Arnold tertawa lepas.
Seseorang merasa terganggu tidurnya ketika mendengar suara tertawa dari luar,dia membuka matanya dan membuka sedikit jendela kaca mobilnya.
Mata nya yang tajam memperhatikan seorang pria yang sedang tertawa lebar dan merutukinya karena telah mengganggu istirahat nya ,duduk di kursi belakang dengan supir yang sedang mengendarai mobil Rolls-Royce Boat Tail, berwarna hitam,mobil termahal di dunia dengan senilai 432 milyar.
Tetapi detik kemudian matanya menyipit ketika melihat gadis yang berada di belakang pria itu,duduk dengan posisi nya yang aneh menurut nya.
Seperti manusia robot,kaku dengan menegakkan badannya dengan lehernya yang tegak.
Detik kemudian,tersungging senyuman tipis di bibir pria tampan berahang tegas itu.
