Kemalangan Keysa
Keesokan paginya, di rumah sederhana ada keluarga Keysa yang sedang duduk di ruang makan menunggu sarapan yang tengah dibuat oleh Keysa.
"Keysa ayo buruannn kakakmu mau berangkat sekolah ini," teriak Sarah begitu kesal saat ia menunggu begitu lama.
"Iya bu sebentar," jawab Keysa dari dapur.
Tak lama Keysa datang dengan mangkuk besar berisi nasi goreng seafood kesukaan Celine.
"Lama banget sih, laper nih gue," ketus Celine yang merupakan kakak tiri Keysa.
"Iya maaf, tadi aku bangunnya kesiangan," kata Keysa sembari mengambilkan piring untuk mereka.
"Besok lagi bangun pukul 4 agar kakakmu tidak terlambat sarapan," kata ayahnya, Dion.
Keysa hanya bisa menahan rasa sakit mendengar ucapan sang ayah yang mana lebih menyayangi kakak tirinya.
"Buatkan kakakmu susu dulu, baru kamu boleh sarapan," kata ibu tirinya membuat Keysa mau tak mau kembali ke dapur untuk membuatkan susu Celine.
Mereka lalu sarapan bersama tanpa menunggu Keysa yang tengah membuatkan susu untuk Celine.
Tak lama Keysa kembali sembari membawa segelas susu cokelat dan mereka telah selesai sarapan.
"Ini susunya," kata Keysa sembari meletakkan di samping Celine.
Keysa menatap mangkuk besar itu, hanya tinggal sisa beberapa suap nasi goreng untuknya.
Padahal semalaman Keysa tidak makan karena Celine menghabiskan jatahnya.
"Lihat apa kamu, buruan cuci piringnya," bentak Sarah keras.
Keysa membawa piring- piring kotor itu ke belakang dan sarapan di dapur.
Selesai mencuci piring dan sarapan, Keysa pergi ke kamar untuk berganti seragam.
Tak ada.
Di mana seragamnya?
"Ibu, di mana seragam Keysa?" tanya Keysa sedikit panik dan cemas.
"Ohh iya sorry ibu lupa nyuci, kayaknya sih masih di rendaman," Keysa langsung berlari ke belakang dan melihatnya.
Dan benar, seragamnya masih terendam di bak cucian.
Buru- buru Keysa mencucinya dan kembali ke kamar untuk mengeringkannya dengan kipas.
Sekitar pukul 6.45 Keysa terpaksa memakai seragam yang masih setengah basah itu, karena hari ini ia sedang ujian nasional.
"Sekolah juga?" tanya Sarah yang duduk di ruang tamu sembari menonton TV.
"Iya bu," Sarah hanya mengangguk sembari menatap iba Keysa.
"Nanti malem kita mau pergi keluar, kamu jaga rumah aja," kata Sarah memberitahukan pada Keysa.
"Iya bu," jawab Keysa lalu bergegas berangkat ke sekolah dengan harapan masih ada bus yang lewat.
Padahal dulu Keysa selalu berangkat bersama dengan Dion meski hanya menaiki mobil butut.
Karena tidak ada lagi angkutan umum Keysa berlari menuju sekolah, hitung- hitung seragamnya bisa kering karena terpaan angin.
Suatu keberuntungan saat Keysa bisa datang tepat waktu dan mengikuti ujian.
Fely yang duduk di belakang Keysa, menatap iba sahabatnya itu saat tahu seragamnya masih setengah basah.
"Nih buat ganjel perut," kata Fely menyodorkan sebungkus roti pada Keysa karena ia tahu sahabatnya itu pasti tidak akan pernah mendapat jatah sarapan melihat keluarganya yang mirip iblis.
"Makasih," kata Keysa menerima sebungkus roti itu dengan senyum manisnya.
Tetttt
Keysa memasukkan sebungkus roti itu ke dalam kolong meja saat bel berbunyi.
Ujian pun berlangsung selama 120 menit dan telah berakhir.
Keysa yang merasa pusing dan perutnya sakit, langsung merebahkan kepalanya di atas meja.
Fely langsung menghampirinya.
"Ayo ikut gue," kata Fely sembari menarik tangan Keysa.
"Kemana?" tanya Keysa yang mengikuti langkah Fely.
"Lo tuh jadi orang jangan diem aja, sekali- kali ngelawan kek," omel Fely sembari menarik tangan Keysa ke kantin.
Brugh
"Keysaaa," pekik Fely kaget saat Keysa jatuh pingsan.
"Key bangun Key," Fely menepuk- nepuk pelan pipi tirus Keysa dengan harapan ia bangun.
"Keysa kenapa?" tanya Rey yang langsung siaga mengangkat Keysa.
"Enggak tahu tiba- tiba aja dia pingsan," jawab Fely cemas.
Rey langsung membopong Keysa berlari ke uks.
Sesampainya di uks Keysa langsung diperiksa oleh dokter yang tersedia.
"Dok, apa Keysa baik- baik aja?" tanya Fely saat melihat sang dokter terlihat tenang.
"Dia tidak apa- apa, hanya masuk angin dan maag nya kambuh," Fely mendengus sebal saat alasan itu selalu jadi langganan.
Fely lalu duduk di samping brankar menatap Keysa.
Wajah dan bibir yang pucat membuat Fely selalu ingin membunuh keluarganya.
Di mana hati nurani mereka pada anaknya.
"Kalau gitu gue beliin makan dulu ya buat Keysa," pamit Rey yang hanya diangguki oleh Fely.
"Lo tuh jadi anak berbakti banget sih Key, gue kalau jadi lo mungkin udah enggak kuat," gumam Fely yang kagum akan sikap bakti Keysa pada kedua orang tuanya.
"Loh Cel, itu adik lo kenapa?" Celine yang melangkah masuk ke dalam uks menatap Keysa dan Fely bergantian.
"Temen lo kenapa? Sekarat?" tanya Celine yang diiringi gelak tawa dari teman- temannya.
Fely yang begitu greget dengan kakak tiri Keysa langsung berdiri dan menghampirinya.
Dengan sangat sinis dan mengintimidasi Fely menatap penampilan Celine dari atas hingga bawah.
"Lo enggak malu pakai barang punyanya orang? Oh sorry perempuan kayak lo kan enggak punya urat malu," ejek Fely saat mengetahui sepatu, jam tangan dan seragam baru milik Keysa yang dibeli bersamanya dan saat ini tengah dipakai oleh Celine.
Celine melihat teman- temannya yang berbisik lalu melangkah maju mendekati Fely.
"Diem mulut lo sebelum gue robek lebar- lebar," Fely hanya tersenyum meremehkan dan dengan sengaja ia menendang kaki kering Celine.
Dugh
"Aww bangsat," umpatnya sembari mengusap- usap kaki keringnya yang terkena sepatu cat Fely.
"Ohh sorry," ucap Fely dengan nada bercandanya.
Celine hendak membalas namun detik kemudian Rey datang sembari menenteng plastik yang berisi makanan dan sebotol air putih.
"Ehh kak Rey," sapa Celine dengan nada lemah lembut membuat Fely merasa jijik melihatnya.
Rey tidak memedulikan Celine dan masuk ke dalam uks untuk meletakkan makanan yang ia beli untuk Keysa.
"Gue pergi dulu ya," pamit Rey pada Fely dan keluar dari uks.
Fely yang melihat Celine diacuhkan begitu saja hanya menjulurkan lidahnya untuk mengejeknya.
•••
Pukul 2 siang mereka baru saja keluar dari gerbang sekolah.
Begitupun Fely dan Keysa yang tengah berdiri di tepi jalan hanya untuk menunggu angkutan umum.
Dari kejauhan Keysa menatap Celine yang dijemput oleh Dion dan Sarah.
Ketiganya lalu masuk ke dalam mobil bersama dan pergi dengan melupakan Keysa yang masih menunggu angkutan umum.
Fely yang melihat hal itu merasakan bagaimana rasanya tersakiti karena keluarga kita sendiri.
"Eh Key kata lo kan malam ini mereka pergi, gimana kalau lo ke rumah gue aja, biar ada temennya?" tanya Fely menawarkan agar Keysa menginap di rumahnya.
Jika dipikir- pikir, mungkin enak juga jika Keysa menginap di rumah Fely mengingat dirinya di rumah sendiri malam nanti.
"Iyadeh aku mau," Fely bersorak senang dan memeluk erat sahabatnya itu.
Keduanya lalu pulang menaiki bus umum dengan hati yang bergembira.