Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Masturbasi

Dikantor, Citra sama sekali tak dapat berkonsentrasi dengan apa yang sudah menjadi kerjaannya. Beberapa kali ia salah menekan nomor telephon, salah mengetik proposal, salah memphotocopy dokumen, salah memasukkan garam kedalam teh, bahkan Citrapun salah memesan menu makan siang. Semua yang ada di otaknya hanyalah berisikan senyum Seto, sosok Seto dan penis Seto.

" TIIITT... TIIITT... TIIITT... TIIITT..."

"Kalo kerja jangan ngelamun mulu - Seto"

Mendadak Citra menerima sebuah pesan dari Seto, padahal sepertinya ia tak pernah memberikan nomor telephonnya ke Seto. "Aku dapet no.hapemu dari Anissa. Makasih ya mbak buat TETEK PAGInya, bikin aku jadi semangat" Ucap Seto ceplas-ceplos lagi.

"Dasar mesuuuuuummmm " Balas Citra "Semangat apa horny...?"

"Hahaha. Gimana nggak horny mbak, kalo sepanjang perjalanan tadi aku bisa ngerasain empuknya tetek kamu mbak" Balas Seto santai. "Kena pungung aja aku udah berasa enak, apalagi kalo kena remes?"

"Sakit dong kalo diremes.Hihihi... Sumpah.... Kamu bener-bener mesum Set...." Ledek Citra, "Heran. Kok Anissa bisa betah ya punya lelaki cabul kaya kamu. Isi otaknya begituan mulu. Kaya ga ada cowo lain aja. Hihihi..."

"Yaaah. Kamu juga kalo udah kena sengatanku, pasti bakal lupa ama suamimu mbak. Hahahaha..."

"Yeee. Emang kamu kalajengking. Pake nyengat-nyengat segala..."

"Hehehe.Eh iya mbak, bagi photomu donk" Pinta Seto, "Lagi semangat nih"

"Heeeehh. Buat apa? Nggak ah. Ntar malah dipake buat yang nggak-nggak2"

"Nggak-nggak gimana mbak?"

"Hihihi. Pake pura-pura nggak ngerti segala. Kamu minta photoku pasti mau dipake buat olahraga tangan khaaan"

"Owwww.Maksud kamu coli Mbak?Hahahaha.Tau aja"

Tiba-tiba, selintas pikiran nakal terbersit di benak Citra, dengan cepat Citra segera bersolek, lalu mengangkat handphonenya dan mengambil beberapa gambar dirinya. Ia sengaja mengambil gambar ketika sedang tersenyum manja, menggigit bibir, dan menjulurkan lidah nakal..

"CKLIK CKLIK CKLIK"

Sejenak, ia melihat beberapa hasil jepretan amatirnya. Lumayan bagus juga. Kirim

"Wuih. Cantik bener bidadariku.Bibirnya seksi abis" Kata Seto girang.

"Tuh, pelototin aja sampe puas. Anggep aja buat bayaran tadi pagi"

"Hehehe. Makasih ya Mbakku sayang. Langsung ngaceng nih."

"Udah sana buruan ngocok kekamar mandi.Puas-puasin deh...."

"Hehehe. Makasih ya mbakku saayaaanng"

Tahu jika photo dirinya ketika senyum saja bisa membuat orang lain bernafsu, membuat Citra semakin tenggelam dalam permainan mesumnya. Lagi-lagi Citra mempunyai pikiran nakal, jauh lebih nakal. Buru-buru ia melepas beberapa kancing atas kemejanya, lalu memamerkan sedikit kain beha beserta gundukan payudaranya .

"CKLIK CKLIK CKLIK"

Tanpa merasa malu lagi, Citra segera mengirim lima photo seksiny.

"Ini sedikit bonus buat kamu Settt :* " Kirim Citra sambil menambahkan icon kiss dalam pesannya.

"WUAAHHH. Busyeeett. Gede banget tetek kamu mbak. Putih. Sampe uratnya keliatan" Ketik Seto kegirangan, "Kalo gini mah aku bisa langsung muncrat."

"Hihihi... Awas loh, ngocoknya jangan kenceng-kenceng. Nanti malah patah. Hihihihi."

"Hahaha. Sialan. Jadi pengen ngeremes tetek kamu mbak" Ketik Seto makin mesum.

"Remes aja. Itu khan udah ada di hape kamu"

"Sialan.... Maksud aku ngeremes punya kamu beneran."

"Hihihi... Sini aja kalo mau..." Godaku.

Tiba-tiba, sebuah gambar masuk kedalam handphone Citra. Sebuah gambar yang seketika itu juga, membuat jantung Citra berhenti berdetak.

"Titit Seto...." Ucap Citra dalam hati. "Besar banget...."

Dengan seksama, Citra mengamati gambar yang terpampang jelas di handphonenya. Berulangkali ia memperbesar gambar itu, menikmati setiap pixel penis Seto sepuas-puasnya. Penis itu begitu besar, dan panjang. Berwarna coklat tua dengan urat-urat yang bertonjolan di sekujur batangnya. Kepalanya begitu besar, berwarna merah kehitaman dengan kulit yang begitu mengkilap. Kantung zakarnya juga sangat besar, menggelantung panjang dan memperlihatkan dua buah telur yang begitu menggiurkan untuk diremas.

Mendadak, puting payudara Citra mengeras dan vaginanya berdenyut. Sepertinya wanita cantik itu ingin melakukan masturbasi. Ia sudah tenggelam dalam imajinasinya, dan imajinasi itu butuh pelampiasan. Buru-buru, Citra beranjak keluar dari area meja kerjanya dan memeriksa seluruh teman kerjanya.

"Bagus... Semua orang sepertinya sedang istirahat makan siang... Aman..." Ucapnya lega. Setelah itu ia kembali duduk dan mengamati layar handphonenya. Karena posisi meja Citra ada dibagian depan kantor, jadi ia bisa tahu jika seandainya ada orang yang mendekat.

Dengan cekatan, ia lalu menurunkan tangannya kebawah. Masuk kedalam rok dan mulai mengusap bibir vaginanya yang sudah membanjir basah dari luar celana dalam.

"Ooohhh... Enak bangeeeett.." Desah Citra sembari terus meremas puting payudaranya dari balik kemeja, "Sssssetoooo..... Andai kamu jadi suamiku..."

Karena kantor sepi dan nafsunya sudah memuncak, kenakalan Citra pun semakin menjadi-jadi. Buru-buru ia menaikkan Ujung rok pendeknya lalu memegang tepi celana dalamnya.

SET...SET...SET.

Dalam satu gerakan cepat, ia segera menurunkan celana dalam itu dan meletakkannya di dalam laci meja kerjanya. Setelah itu, Citra pun melepas blazernya dan meraih kaitan branya dari belakang punggung.

CTEK.

Gerakan tangannya sungguh gemulai, ia melepas semua tali beha yang mengikat payudaranya, lalu menariknya keluar dari bawah kemeja. Dan seketika itu, payudaranya yang berukuran besar langsung jatuh kebawah, menggelantung manja dengan santainya.

"Fiuuuh... LEGA..." Ucap Citra setelah berhasil melepas semua pakaian dalamnya. Sekarang, walaupun dari luar Citra terlihat masih menggunakan kemeja dan rok kerjanya, namun didalamnya, ia benar-benar telanjang.

"Mesum sekali kau Citra Agustina... " Batinnya sambil kembali mengelusi payudaranya dari luar kemeja kerjanya. "Sssshhhhh... Setoooo...isep tetek aku Sseeeet..." Perlahan tapi pasti, darah birahi Citra semakin panas, hingga desahan dan erangan pun mulai keluar manja dari bibir mungilnya. Membuat siapapun yang mendengarnya dijamin bakal bernafsu. "Ooouuuhhh...Gigit puting aku sayang..."

Dan benar, tak jauh dari tempat Citra yang sedang asyik bermasturbasi, ada sesosok lelaki yang juga tak kalah mesumnya, sedang mengawasi istri Marwan itu dari balik persembunyiannya. Matanya sama sekali tak berkedip, mulutnya menganga dan tangannya mengocok batang penisnya yang telah tegak berdiri.

Sepertinya nafsu yang melanda diri Citra sudah terlalu tinggi sehingga ia lupa, (atau tak peduli?) jika masih ada orang lain yang masih berada dikantor.

Pak Utet adalah seorang cleaning service yang sudah bekerja belasan tahun di kantor yang sama dengan Citra. Karena kantor itu adalah kantor kecil, disana ia juga bertugas sekaligus office boy yang membantu pekerjaan karyawan yang ada disitu. Pak Utet juga terkenal sebagai seseorang yang pendiam. Ia suka bekerja dalam diam dan tak ada yang mengetahui kapan ia bekerja, tahu-tahu lelaki tua itu sudah meyelesaikan apa yang semua karyawan minta. Selain itu, jarang sekali pak Utet terlihat mondar mandir, sehingga wajar jika Citra tak mengetahui pak Utet yang masih ada dikantor.

Dimata Pak Utet, Citra adalah seorang wanita baik-baik. Seorang wanita profesional yang sama sekali tak mau terlihat nakal atau murahan. Wanita santun yang tak pernah bisa membuat dirinya berpikiran macam-macam. Namun, entah kenapa, beberapa waktu belakangan ini, Citra berubah menjadi seseorang yang baru. Seseorang yang suka menggoda, genit dan suka bercanda mesum. Ditambah lagi, akhir-akhir ini Citra juga sering bersolek dan berpakaian seksi sehingga semakin menambah daya tariknya dalam menjerat lelaki.

Sesekali, Citra ke kantor dengan memakai dress dengan bahan yang tipis tembus pandang, sehingga membuat kulit putihnya beserta bra dan celana dalamnya terlihat menerawang. Sesekali juga, Citra datang dengan rok mini atau blouse berbelahan dada rendah, memamerkan kaki mulus dan payudara besarnya.

Melihat perubahan seperti itu, mau tak mau membuat Pak Utet menyerah juga. Ia mulai membayangkan segala hal mesum ketika Citra ada didekatnya.

Hingga suatu hari dijam makan siang, terjadi hal yang cukup menegangkan. Ketika pak Utet sedang sibuk membesihkan ruang meeting yang baru tadi pagi dipakai direksi, ia mendapati Citra yang sedang mendesah-desah keenakan. Walau hanya dilihat dari belakang, Pak Utet tahu jika Citra sedang meremasi dadanya yang besar dan padat berisi. Bahkan sesekali, Pak Utet melihat Citra menjilati puting payudaranya dengan gemas.

Kebetulan, ruang meeting yang ada di belakang meja kerja Citra menggunakan pembatas kaca yang dilapisi kaca filem satu sisi. Selama Pak Utet tak menyalakan lampu, orang dari luar ruangan tak akan dapat melihat ke arah dalam sama sekali.

"Ohh Seto... Isep tetekku Set.." Bisik Citra lirih sambil meremas dan mencubiti payudaranya. "Iseep... Terus sayang... Isep yang kenceng... Sluuurpp... Nyam... Nyammm.... "Suara lidah Citra begitu seksi. Ia terus menjilati kedua puting payudaranya yang besar secara bergantian. "Ssshhh... Terus sayang... Isep teruuusss.." Erang Citra keenakan, seolah sedang melakukan persetubuhan yang sebenarnya, "Ooohhh.., Iyak teruuussss..."

"Buussseeeettt.... Mimpi apa aku semalam...?" Ujar Pak Utet sambil menelan liur birahinya. Ia tak mengira bakal bisa melihat wanita idolanya memamerkan tubuh telanjangnya. "Astagaaaa... Tetekmu besar sekali Neeengg.... Remes terus Neeng... Remes yang kenceng...." Kata pak Utet lirih sambil terus mengocok penisnya yang sudah keras menegang.

Panasnya gelombang birahi Citra benar-benar membuat wanita itu kehilangan akal sehatnya. Merasa kurang puas dengan apa yang ia lakukan, membuat dirinya semakin nekat. Tanpa rasa malu lagi, Citra membuka semua kancing kemejanya dan membiarkan payudaranya terbuka bebas. Lalu dengan gemas, ia meremasi kedua payudara besarnya kuat-kuat. "Setooooo... Remas tetek aku sayang... Remas yang kuat..." Jerit Citra keenakan sambil membayangkan jika remasan itu dilakukan oleh Seto.

Karena ingin segera mencapai orgasme, Citra terus menjilat dan meremasi payudaranya. Ia pun lalu mengangkat tepi bawah roknya, menaikkan hingga setinggi pusar lalu mengusap klitorisnya. " Iya sayang... Jilat memek aku..... Cucup lendir kewanitaanku.... Ohhhsss... Nikmat sekali..." tambah Citra lagi sambil mulai menusuk-nusuk vagina gundulnya dengan jemari lentiknya..."Ayo sayang.... Tusuk memekkuuu...Tusuk dengan titit besarmu..." Ucapnya berimajinasi.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel