Bab 15 Salah Sasaran
Bab 15 Salah Sasaran
Adelyn tidak menyangka, di sini, di saat ini, dirinya bisa menunjukkan kemampuannya kepada semua orang. Hal yang tidak pernah Adelyn kira akan terjadi dalam hidupnya. Mengendalikan Air? Jangan bercanda. Tidak pernah sekalipun terlintas di benak Adelyn ia bisa lakukan.
Professor Nam nampaknya cukup puas dengan apa yang Adelyn lakukan. Tidak seperti sebelumnya, kali ini guratan senyum yang tampak dari wajah Professor Nam. Bukan guratan kebingungan.
"Baiklah, hari ini semuanya sudah cukup." Professor Nam kembali mendominasi atensi dari para siswa. "Youra, kau bisa kembali ke posisimu."
Tidak perlu mengucapkan apa pun lagi, Adelyn segera kembali ke dalam barisan kelompoknya.
"Sebentar lagi Festival Olahraga Sekolah akan segera dilaksanakan. Jadi mulai sekarang kita semua harus mulai mempersiapkan diri untuk itu," ucap Professor Nam menjelaskan.
Festival Olahraga Sekolah, apa itu? Adelyn bertanya-tanya dalam hatinya. Apa maksudnya Festival Olahraga? kenapa harus mempersiapkan diri? Apa ada kegiatan ini merupakan kegiatan penting?
Entah kenapa tiba-tiba Adelyn mengalihkan pandangannya pada Taehyun. Dirinya tanpa sadar menoleh begitu saja.
Eh?! apa ini? Ternyata Taehyun juga menoleh melihat Adelyn di waktu yang sama. Tentu saja hal ini membuat wajah Adelyn merona seketika. Apa ini yang disebut kekuatan batin? Apa lagi Taehyun tiba-tiba melempar senyuman manis padanya. Seolah kegiatan itu hal biasa yang mereka lakukan.
Tidak! ini bukan kegiatan yang biasa dilakukan di antara teman. Senyuman Taehyun mengartikan sesuatu yang lebih istimewa. Terserah jika ada yang berpendapat kalau Adelyn terlalu percaya diri, namun, memang itu yang Adelyn rasa. Jantung berdebar begitu saja hanya karena sebuah senyuman kecil.
"Apa Taehyun selalu tersenyum seperti itu pada semua orang, ya?" tanya Adelyn dalam hati, meragukan rasanya.
**
Waktu jam makan siang tiba. Sebenarnya sedari tadi Adelyn keluar dari dalam kelas rasanya sudah tidak nyaman. Adelyn merasa ada seseorang yang sedang memantau dirinya. Namun, entah kenapa setiap Adelyn menoleh ke belakang, nampaknya tidak ada siapa-siapa yang mencurigakan.
"Youra, ada apa?" tanya Taehyun yang merasa sedikit terganggu melihat sikap Adelyn yang tampak tidak nyaman berjalan bersamanya. Pasalnya Adelyn terus menerus didapati Taehyun, menoleh ke belakang beberapa kali.
"Heuh?" Adelyn terkesiap. Ia tidak menyangka Taehyun ternyata memerhatikan dirinya.
"Kenapa He? ada apa? Kenapa kamu dari tadi melihat ke belakang terus? Aku di sini, bukan di belakang kamu."
Adelyn terhenyak. Apa maksud dari ucapan Taehyun. Kenapa Taehyun harus memperjelas? bukankah memang sedari tadi Taehyun ada di samping dirinya.
"Um, Tae, apa kau tidak merasa ada yang memperhatikan aku?" tanya Adelyn sedikit berbisik tidak nyaman.
"Tentu saja, ada. Orang itu adalah aku," jawab Taehyun begitu saja tanpa beban. Adelyn sedikit terperangah dengan jawaban Taehyun yang rasanya lebih terasa seperti sekedar celotehan saja.
"Ish, bukan itu maksudku."
"Lalu? ... Apa kau berharap ada seseorang selain aku yang memperhatikan kamu?"
Adelyn tidak mengerti kenapa sedari tadi Taehyun terus menerus menyinggung hal yang sepertinya sensitif tentang perasaan. Tapi Adelyn tidak mau ambil pusing. Adelyn mencoba mengabaikan ucapan Taehyun yang mungkin hanya sekedar candaan biasa.
"Sudahlah, bicara denganmu hanya akan membuatku lelah saja." Adelyn mempercepat langkahnya. Ia meninggalkan Taehyun di belakangnya.
Sementara itu, di sisi lain. Dari sisi tempat di mana Adelyn menoleh ke belakang. Ada seseorang yang sedang tersenyum menyeringai. Rasanya senyuman itu tampak begitu dingin. Seorang pria menggunakan seragam yang sama di sekolah yang sama, sedang memerhatikan Adelyn dari belakang.
"Youra, kali ini kau kena!" ucapnya menyeringai.
**
Adelyn tengah berdiri menunggu antriannya mendapatkan makanan. Sementara Taehyun berada tepat di belakangnya.
Bersamaan dengan itu, petugas dapur tengah berdiri menyendokkan makanan untuk para siswa yang tengah mengantri makanan.
Kini tibalah giliran Adelyn yang mendapatkan jatah makan siangnya. Adelyn tidak merasakan apa pun, pikirannya masih fokus pada firasatnya yang sedang dimata-matai. Padahal ada seseorang yang tengah berdiri, mengawasinya, dan bersiap melancarkan aksi kejamnya pada Adelyn.
Euna di sana. Bersama dengan Hyuna dan Hyunra, Euna memiliki niat untuk mengerjai Adelyn.
Euna sudah melakukan kontak mata dengan Hyunra. Mereka berniat untuk menumpahkan makanan Adelyn, dengan cara menyenggolnya.
Adelyn sudah mendapatkan jatah makan siangnya. Ini kesempatan bagi Hyunra melancarkan aksinya. Hyunra sudah siap menyenggol Adelyn dan berharap semua makanannya tumpah mengenai Adelyn.
Rasanya tidak bosan bagi ketiga gadis ini mengerjai Adelyn. Bahkan rasa sakit di pinggang Adelyn belum hilang karena ulah mereka tadi pagi.
Hyunra menerobos laju jalan Adelyn, membuat Adelyn kehilangan keseimbangan saat sedang membawa nampannya.
Braak!
Akhirnya apa yang Euna dan kawan-kawannya harapkan terjadi. Makanan yang Adelyn bawa tumpah seketika. Mereka mengangkat sudut bibirnya, bersiap menertawakan Adelyn. Tapi yang terjadi justru sebaliknya!
Senyum ketiganya sirna begitu saja ketika tahu bukan Adelyn yang terkena imbas dari perbuatan mereka, melainkan Taehyun.
Sebagian kemeja Taehyun kotor karena terkena kuah acar yang berada di dalam nampan makan milik Adelyn.
"Taehyun," ucap Adelyn yang panik seketika.
Tidak berbeda dengan Adelyn, Hyunra juga terkejut karena aksinya salah sasaran.
"Ta-Tae ...." Hyunra bahkan tidak sanggup melanjutkan kalimatnya karena terlalu terkejut.
"Hyunra, ada apa denganmu, hah?" tanya Taehyun dengan memekik. "Kau sengaja ya, ingin mencelakakan Youra?"
Hyunra menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Tidak ..."
"Sudahlah bicara saja, sebenarnya ada apa! belum puas kau buat Youra kesakitan tadi pagi? pinggangnya saja masih sakit, tapi kau sudah mau menyakitinya lagi."
Hyunra tercekat. Alasan apa lagi yang bisa ia katakan. Rasanya Hyunra sudah terpojok.
"Tae, sudahlah. Lebih baik kita bersihkan pakaianmu." Adelyn menarik pelan tangan Taehyun. Adelyn tidak ingin ada keributan. Apalagi Taehyun sampai membelanya di depan cewek yang Adelyn sudah tau, kalau tidak menyukai dirinya.
Adelyn menarik perlahan Taehyun hingga menjauh dari tempat keributan.
Taehyun sebenarnya masih ingin memperkarakan masalah ini. Tapi ketika Adelyn memintanya untuk berhenti, Taehyun seolah tidak punya alasan apapun lagi untuk membantah keinginan Adelyn. Sebegitu luluhnya Taehyun pada gadis pemilik mata coklat itu.
Namun, niat baik Adelyn untuk menjauhkan Hyunra dari amukan Taehyun tidak disambut oleh Euna dan kawan-kawannya. Di mata mereka, Adelyn justru bertingkah semakin menyebalkan. Ia seakan terus menguasai Taehyun dengan sikap sok manisnya.
"Cih! mau jadi pahlawan dia?" sungut Euna kesal. "Semakin lama tingkahnya semakin menyebalkan."
"Iya! dia semakin hari semakin sok manis menarik perhatian Taehyun," sambar Hyuna.
**
Adelyn membawa Taehyun ke ruang kesehatan. Karena hanya di sana Adelyn bisa membantu Taehyun.
"Ini, pakailah." Adelyn memberikan sebuah seragam baru pada Taehyun.
"Woah, dari mana kau dapatkan ini?" tanya Taehyun,
"Ah itu, aku memintanya dari perawat yang jaga."
"Oh," Tanpa aba-aba Taehyun membuka kaos kemejanya begitu saja.
Seketika kedua mata Adelyn terbelalak. Pupil matanya membulat, kala melihat tubuh bagian atas Taehyun tanpa busana.
Aliran darah berdersir kencang seketika. Adelyn segera memejamkan matanya begitu saja. Ada rasa panas menjalar di sekitar kedua pipinya.
Melihat tingkah Adelyn yang tiba-tiba kaku, membuat Taehyun sedikit terkejut. Aneh, kenapa dia tiba-tiba memejamkan matanya? Taehyun menahan geli dalam perutnya.
"Hei, kenapa memejamkan mata? Kau buat aku jadi merasa malu, tau," ucap Taehyun yang berusaha menahan degupan jantungnya yang mulai berdetak tidak karuan.
"Ke-kenapa tiba-tiba membuka pakaian?" Adelyn tergagap seketika. Mengeluarkan satu buah kalimat rasanya sulit sekali, ia masih membayangkan tubuh Taehyun yang terlihat tanpa busana, tanpa sengaja.
"Hei, jangan bicara begitu. Kalau kau malu, aku jadi ikutan merasa malu."
"Kau sudah berganti pakaiannya?"
"Kenapa?"
"Sampai kapan aku harus menutup mataku?"
Hup,
Tiba-tiba Adelyn merasa ada seseorang berdiri dibelakangnya. Hawa napas yang hangat terasa menghembus disekitar belakan telinga sebelah kirinya.
"Youra, bolehkah aku tetap seperti ini?"
Grepp~
Tiba-tiba Adelyn merasa tubuhnya tengah dipeluk dari belakang. Sudah tidak mungkin salah. Taehyun sedang memeluknya saat ini, dengan erat.
Adelyn terkejut. Adelyn merasa tubuhnya kaku seketika. Di mana Adelyn merasa ia kehilangan kendali atas dirinya. Adelyn tidak bisa bergerak. Taehyun memeluknya begitu kuat.
"Kenapa tidak membuka mata?" tanya Taehyun setengah berbisik.
"Apa? Kenapa begini?" tanya Adelyn sedikit lirih.
"Apa tidak boleh?" tanya Taehyun kembali.
Pertanyaan macam apa ini? Apa ini boleh atau tidak, benar atau salah, memangnya ada ukuran pasti untuk menentukannya?
"Taehyun aku tidak bisa bernapas. Kenapa rasanya sesak?"
"Benarkah? apa aku terlalu kuat memelukmu?"
Adelyn tanpa sadar menggelengkan kepalanya pelan. Ia lakukan itu secara spontan tanpa direncanakan.
"Apa sampai seperti ini, kau tidak mengerti?"
Adelyn terdiam. Ia terlarut dalam suasana seketika. Hingga sesuatu kembali menyadarkannya.
Bahwa Adelyn tidak pantas bahagia.
— TO BE CONTINUED —