Bab 12 Adelyn Berjalan
Bab 12 Adelyn Berjalan
Adelyn berjalan menuju jendela. Menoleh ke kanan dan ke kiri, sebelum memanjat daun jendela. Dengan jaket yang sudah dia kenakan tapi tidak dia kancingkan, Adelyn bersiap melompat ke bawah.
Di bawah sana, Taehyun menunggu Adelyn melompat. Taehyun sudah bersiap untuk menangkap Adelyn, saat gadis itu melompat. Namun Taehyun melihat gadis itu memejamkan matanya erat. Terlihat ketakutan.
"Youra ... Youra. Cepat lompat. Tenang saja, aku akan menangkap tubuhmu di bawah sini," bisik Taehyun tidak sabar.
Adelyn akhirnya melompat juga. Dengan menahan ketakutan dan pekikan dirinya, Adelyn meluncur bebas ke bawah.
Taehyun sendiri dengan sigap menangkap tubuh gadis itu.
Hap!
Tubuh Adelyn berhasil ditangkap oleh Taehyun dengan tepat. Kini Adelyn berada dalam dekapan hangat Taehyun. Hati Keduanya berdesir lembut. Adelyn sendiri masih memejamkan mata, belum berani membukanya. Sampai suara Taehyun terdengar lembut di telinga Adelyn.
"Hei, Youra. Apakah kau akan terus berada di dalam gendonganku? walaupun kau tidak gendut, tapi tanganku pegal juga," ucap Taehyun pelan.
Seketika Adelyn tersadar dengan posisi mereka sekarang. Adelyn segera membuka matanya.
"Turunkan aku," ujar Adelyn pelan.
Kedua pipi Adelyn bersemu merah karena malu.
Taehyun menurunkan Adelyn perlahan. Kini keduanya terlihat canggung karena malu.
Taehyun terbatuk kecil untuk mengurangi rasa malu keduanya.
"Sebaiknya kita pergi sekarang. Malam semakin larut. Ayo!" Taehyun menarik tangan Adelyn menuju ke pintu gerbang asrama.
Taehyun menoleh ke arah Adelyn.
"Sshh ... kita lewat sini," bisik Taehyun sembari menerobos semak yang tumbuh disepanjang tembok asrama.
Tanaman semak itu menutupi sebuah lubang yang ada di tembok asrama, yang memisahkan antara asrama wanita dan laki-laki. Lubang itu sendiri hanya setinggi pusat orang dewasa dan hanya bisa di lalui oleh satu orang dalam satu waktu. Hal itu membuat Taehyun dan Adelyn harus merangkak untuk melewati lubang di tembok itu.
"Akh," pekik Adelyn ketika tangannya tergores duri yang ada pada tanaman yang tumbuh merambat di sepanjang tembok itu.
"Kau kenapa? apakah sakit?" tanya Taehyun khawatir.
Taehyun segera memeriksa telapak tangan Adelyn. Dia melihat kulit telapak tangan itu tergores dan terluka. Sedikit mengeluarkan darah.
"Tidak apa-apa. Ayo cepat, kau bilang ingin membawaku ke suatu tempat," ujar Adelyn sembari menarik tangannya kembali.
Taehyun masih menatap gadis itu dengan khawatir. Namun akhirnya dia kembali mengandeng tangan Adelyn dan membawa gadis itu ke sebuah hutan kecil yang menjadi pembatas antara kedua asrama itu.
Taehyun terus berjalan masuk ke dalam hutan yang gelap itu. Dengan cahaya api yang dikendalikan oleh Taehyun yang menjadi penerang jalan mereka. Adelyn semakin merapatkan jaketnya karena udara yang terasa semakin dingin.
"Kita mau kemana, Tae?" tanya Adelyn bingung.
"Sebentar lagi kau akan tahu," jawab Taehyun tersenyum misterius.
Tidak lama kemudian, mereka tiba di sebuah danau kecil yang ada di tengah hutan. Adelyn terkesiap melihat apa yang ada di depannya kini. Sebuah pemandangan yang sangat langka dan begitu indah, tersuguh di depannya.
"Tae ... i–ini. Tae ..." Adelyn tidak mampu melanjutkan ucapannya yang terbata-bata.
Gadis itu terpesona dengan kecantikan yang ada didalam di depannya. Di sana, di sekita danau kecil itu, terlihat ribuan kunang-kunang yang terbang di sekitar tepi danau. Dengan cahayanya yang berwarna-warni, terlihat sangat kontras pada kegelapan malam yang oekat.
Taehyun tersenyum lembut, melihat mata Adelyn yang berbinar-binar bahagia. Taehyun membawa gadis itu semakin mendekat ke arah kunang-kunang itu.
"Kau tahu, Youra? ada legenda tentang kunang-kunang ini. Jika kau bisa menangkap sepasang kunang-kunang yang sedang kasmaran, maka kau akan bisa menemukan cinta sejatimu," kata Taehyun menatap keindahan alam di depannya.
Adelyn menoleh ke arah pria itu. Dengan kepala yang sedikit miring ke kanan, Adelyn bertanya pada Taehyun.
"Benarkah itu? lalu bagaimana kita bisa tahu, kalau mereka adalah sepasang kekasih?" tanya Adelyn penasaran.
Taehyun tersenyum kecil.
"Kau ingin tahu bagaimana cara membedakannya?" Taehyun balik bertanya pada Adelyn, yang di jawab dengan anggukan kecil gadis itu.
Senyum Taehyun semakin lebar.
"Kalau begitu, ayo kita pergi ke arah sana." Tunjuk Taehyun pada seberang danau.
"Bagaimana ..." pertanyaan Adelyn menghilang ketika dia ditarik ke arah Taehyun.
Taehyun membawa gadis itu berlari bersama dirinya menyusuri tepi danau itu. Dia berhenti di depan sebuah pohon besar yang menjulang tinggi di tengah hutan. Tepat di sisi Utara danau kecil itu.
"Lihatlah," kata Taehyun lembut menunjuk ke arah pohon itu.
Adelyn terperangah di depannya. Gadis itu bahkan tidak sadar, saat mulutnya terbuka lebar.
"Tutup mulut itu, jika kau tidak ingin kunang-kunang itu masuk ke dalam mulutmu," seloroh Taehyun dengan tawa kecilnya.
Adelyn memandang tajam pada Taehyun untuk sesaat sebelum tersenyum manis di depan pemuda itu.
"Terima kasih Tae. Ini indah ... sangat indah. Sungguh," ucap Adelyn sembari memeluk erat Taehyun.
Taehyun kembali berdegup dengan kencang. Seulas senyum bahagia terpatri di wajah Taehyun.
"Sama-sama. Sekarang kita lihat, di mana sepasang kunang-kunang ini bersembunyi, sekarang," ujar Taehyun.
"Ayo. Tunjukkan aku cara untuk membedakan mereka," seru Adelyn riang.
Keduanya mengitari pohon itu. Taehyun menunjuk ke arah batang pohon yang banyak sekali kunang-kunang hinggap di sana.
"Lihat itu, Youra. Itu adalah sepasang kekasih. Mereka yang nyalanya terang dan sinkron. Keduanya saling memberikan sinyal saat musim kawin seperti sekarang," terang Taehyun menunjukkan gerombolan kunang-kunang di sepanjang batang pohon itu.
"Kalau begitu, ayo kita tangkap sekarang, Tae," kata Adelyn dengan semangat.
Adelyn mencoba untuk mendekati mereka. Akan tetapi, kumpulan cahaya itu segera terbangun terpencar ke seluruh penjuru hutan. Dalam sekejap, sekeliling Adelyn menjadi gelap gulita. Adelyn menjadi gelagapan.
"Tae? Taehyun?! Di mana kau?" seru Adelyn di tengah kegelapan yang tiba-tiba itu.
Taehyun sendiri hanya diam di tempatnya semula. Dia tersenyum kecil, melihat tingkah Adelyn yang lucu itu. Beda dengan gadis yang dia kenal selama ini. Gadis yang di kenal oleh Taehyun, adalah Youra yang sombong dan angkuh. Yang tidak akan memperdulikan hal-hal kecil dan remeh seperti ini. Ini membuat kecurigaan Taehyun semakin besar. Namun Taehyun hanya menyimpan semuanya untuk dirinya sendiri. Dia ingin mengumpulkan bukti kuat dulu, barulah Taehyun akan mengkonfirmasi tentang dugaan dirinya tersebut.
"Aku di sini," jawab Taehyun sembari memantik api dari korek api dan membuat nyalanya semakin terang.
Adelyn berbalik dengan segera. Wajah gadis itu terlihat pucat. Adelyn menghembuskan nafasnya lega.
"Aku pikir, aku di tinggalkan sendiri di sini. Kegelapan membuat pikiran buruk ku datang dan bertanya-tanya. Jadi bisakah kau tidak main-main di tengah kegelapan?" Cerca Adelyn pada pria yang sudah beberapa Minggu ini mengajari dirinya dengan sabar.
"Kau sendiri yang membuat tempat ini menjadi gelap. Seharusnya kau tidak mengusik mereka dan membuat semuanya terbang seketika," bantah Taehyun.
Adelyn yang tidak terima dengan bantahan Taehyun. Dia segera maju mendekati pria itu.
"Kalau kau memang tahu, harusnya kau mengatakan sebelumnya. Aku tidak akan seperti ini. Lalu kemana perginya mereka sekarang?" Kembali Adelyn bertanya dengan kesal.
"Sudahlah. Ini sudah larut. Ayo kita kembali ke asrama saja sekarang," putus Taehyun.
Wajah Adelyn seketika cemberut. Dia masih ingin menikmati keindahan kunang-kunang ini.
"Aku tidak mau pulang. Bagaimana kalau kau menemani aku latihan sebentar?" Kata Adelyn dengan mata yang seperti kucing minta dipungut.
Taehyun menghembuskan nafasnya, pasrah. Akhirnya keduanya berlatih di pinggir danau itu. Adelyn masih berusaha untuk meningkatkan kekuatannya.
Dengan penuh konsentrasi, Adelyn membayangkan bola yang terbuat dari air. Seketika, di depan mereka terbentuk bola air dari danau itu. Ukuran bola air milik Adelyn kali ini lebih besar dari sebelumnya. Adelyn sendiri masih berusaha untuk konsentrasi dan mengontrol bola air itu menuju ke daratan. Seiring terangkatnya bola air itu, bentuk bola itu berubah menjadi pusaran air. Mengikuti apa yang di bayangkan oleh Adelyn.
Taehyun terperangah melihat perkembangan itu. Itu adalah kekuatan Adelyn yang dulu. Gadis angkuh yang di kenal oleh Taehyun.
Wajah Taehyun semakin rumit. Ada perasaan gembira dan senang. Namun terselip juga rasa kecewa dan marah melihat perkembangan yang terjadi pada Adelyn.
"Youra, kita pulang sekarang," kata Taehyun.
Perkataan Taehyun, membuat konsentrasi Adelyn buyar sehingga pusaran air itu seketika ambyar dan jatuh ke dalam danau kembali, dengan cipratan yang mengenai Keduanya.