Bab 10 Makan Siang Bersama
Bab 10 Makan Siang Bersama
Adelyn tersenyum melihat Taehyun yang terlihat menikmati makanan pemberian orang tuanya. Sikap Taehyun yang seperti anak kecil ketika sedang makan benar-benar menggemaskan.
“Bagaimana? Enak kah?” tanya Adelyn sambil tersenyum.
Taehyun mengangguk. Dia kemudian menelan makanan yang ada di mulutnya dengan cepat.
“Apa kau tidak makan? Huh?” Taehyun menatap Adelyn dengan sedikit mengerutkan alisnya. Sedari tadi memang hanya Taehyun saja yang makan.
“Melihatmu makan saja sudah membuatku kenyang, Tae,” jawab Adelyn sembari terkekeh manis. Saking manisnya hingga jantung Taehyun tiba-tiba berdetak lebih cepat.
“Sudahlah, makan saja. Lagipula kau tidak akan jadi gendut bila hanya memakan ini, terlebih ini kan pemberian orang tuamu,” kata Taehyun sambal menatap Adelyn dengan lekat.
“Paling nanti aku akan memakannya di asrama,” jawab Adelyn dengan sebuah lekukan yang terlukis di wajahnya.
Makanan yang diberikan oleh ayah Adelyn cukup banyak. Belum semua bungkusnya ia buka. Dua diantaranya berisi ayam goreng. Adelyn memberikan ayam goreng miliknya untuk dimakan Taehyun. Terlebih karena porsinya yang cukup banyak.
“Asrama? Apa kau bodoh? Aku tidak mau tahu, kau harus memakannya,” ujar Taehyun sambal menyodorkan sisa daging ayam ke depan mulut Adelyn.
“Kau bisa memakannya sendiri, Tae,” kata Adelyn sambil mendorong tangan Taehyun agar menjauh.
“Tidak, kau harus ikut makan juga,” paksa Taehyun. Dia tidak mau kalah dari Adelyn. Terlebih saat ini adalah makan siang. Sudah seharusnya Adelyn untuk makan.
Melihat Taehyun yang terus saja memaksanya untuk makan membuat Adelyn jengah. Dia pun menghela napasnya dan mau tidak mau memakan sisa daging ayam yang disodorkan Taehyun padanya.
Ah!
Adelyn terhenyak ketika daging ayamnya sudah masuk ke dalam mulutnya. Rasa daging itu teramat sangat lezat sekali. Teksturnya pun sangat lembut di mulut.
“Bagaimana? Enak bukan?” tanya Taehyun sambil tertawa.
Adelyn mengangguk. Dia sedikit kecewa karena sudah berbagi makanan bila memang seenak ini rasanya. Meski begitu, Adelyn sadar kalau Taehyun adalah orang yang sangat berjasa untuknya. Sudah sepantasnya dia berbagi dengan Taehyun.
“Ayo cepat makan, jangan berpura-pura diet. Aku tahu kau pasti lapar setelah ujian tadi,” omel Taehyun.
Adelyn terkekeh. Dia senang dengan kehadiran Taehyun di sampingnya. Benar-benar membuatnya merasa tidak sendirian.
“Melihatmu saja aku sudah kenyang kok,” jawab Adelyn. Namun, perkataannya itu dibantah oleh perutnya sendiri yang tiba-tiba berbunyi meminta asupan makanan lebih banyak.
“HAH! Sudah kubilang! Kau pasti lapar. Cepat makan atau aku yang menyuapimu,” ujar Taehyun yang mendengar suara perut Adelyn.
“Ah!” Rinai wajah Adelyn memerah karena malu. Dia memang lapar sedari tadi dan perutnya tidak bisa diajak berkompromi untuk menjaga sikapnya di hadapan Taehyun.
“Kau makan saja. Otakmu pasti butuh nutrisi agar bisa melanjutkan ujian lagi.” Taehyun masih betah mengomeli Adelyn. Membuat Adelyn sedikit kesal karena omelannya yang tanpa henti.
“Iya, cerewet sekali.” Adelyn mengembungkan kedua pipinya. Dia kemudian mengambil bungkus makanan yang berisi sebuah kotak makanan. Adelyn yang penasaran sekaligus lapar pun membukanya.
“Kelihatannya lezat sekali,” ujar Adelyn dengan mata berbinar saat mengetahui kalau isi kotaknya adalah sebuah nasi goreng seafood yang dihiasi dengan toping keju berbentuk hati dan irisan tomat. Seolah menunjukkan kalau orang tuanya begitu sayang pada Adelyn.
Enak sekali jadi Youra. Sangat disayang oleh orang tuanya. Aku bahkan sama sekali tidak pernah dibuatkan bekal seperti ini ketika aku masih hidup dulu. Batin Adelyn bergemuruh.
TAK
Taehyun menepuk kepala Adelyn hingga membuat Adelyn terkejut.
“Hey!” seru Adelyn tidak terima. Meski tepukan tangan Taehyun di kepalanya tergolong sangat ringan, tapi bagi Adelyn itu tetaplah tidak sopan.
“Jangan hanya diam saja. Cepat makan, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Aku tidak ingin melihatmu tiba-tiba pingsan di kelas,” ujar Taehyun. Dia sangat merasa gemas karena sejak tadi Adelyn tidak kunjung makan.
“Iyaa, ini aku makan,” jawab Adelyn dengan sedikit kesal. Dia kemudian mengambil sendok yang ada di bungkus dan mulai memakan nasi gorengnya.
Lagi-lagi Adelyn terkesima dengan rasa makanan yang menyentuk lidahnya. Sangat lezat padahal terlihat biasa saja tampilannya. Kelezatan itu pula yang membuat Adelyn lupa pada Taehyun dan langsung memakan makanannya dengan lahap.
Taehyun tersenyum melihat Adelyn menikmati makanannya. Dia kemudian menatap langit biru yang cerah. Berdua di atap sekolah bersama Adelyn ternyata pilihan yang sangat tepat.
**
Bel tanda jam istirahat telah usai berbunyi. Adelyn dan Taehyun sudah berada di dalam kelas sejak lima menit yang lalu. Mereka berada di tempat duduknya masing-masing.
Saat anak-anak kelasnya mulai masuk ke kelas, Adelyn hanya diam di mejanya sambil membuka-buka buku pelajarannya. Sedangkan Taehyun masih asik mengobrol dengan teman kelasnya yang lain.
Guru pun datang dan semua murid sudah kembali ke mejanya masing-masing. Siap tidak siap, mereka semua harus mengikuti ujian.
Adelyn tersenyum saat melihat soal ujiannya. Apa yang dia baca saat belajar mucul semua di soal. Dia sangat beruntung karena sejak dahulu kemampuannya untuk mengingat materi memang sangat bagus.
Adelyn mengerjakan soalnya dengan hati yang cerah. Berbeda dengan Taehyun yang sedikit kesulitan karena dirinya belum sempat belajar ulang.
Mata Adelyn sedikit mencuri pandang pada bangku Taehyun. Dirinya bisa melihat dengan jelas kalau Taehyun terlihat agak gelisah. Namun, Adelyn bukanlah orang yang mau berbagi jawaban. Terlebih di dunia yang aneh ini. Setidaknya Adelyn harus bisa stand out meski dirinya tahu kalau di praktek element nanti dirinya pasti akan jadi yang paling bawah.
Taehyun adalah orang yang sangat baik. Memikirkan Taehyun seketika saja membuat Adelyn ingat saat sedang makan siang bersama. Dia memakan sisa daging ayam yang disodorkan oleh Taehyun padanya.
Ah, tunggu. Bukankah itu sama saja artinya kalau kita berciuman secara tidak langsung? Batin Adelyn terhenyak. Seketika saja wajahnya memerah dan terasa panas.
DUK
Adelyn tanpa sadar menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Dirinya merasa sangat malu sekali pada Taehyun. Laki-laki tampan itu sudah membuat Adelyn melayang meninggalkan raganya karena malu.
“Cih.” Euna menyunggingkan bibir kirinya melihat sikap Adelyn. Matanya memicing tidak ramah.
“Menjawab soal seperti ini saja tidak bisa. Benar-benar payah,” lirih Euna pelan. Dirinya sangat tidak suka melihat Adelyn yang sekarang. Terlebih karena sebelumnya Euna melihat dengan jelas kalau Adelyn dan Taehyun masuk ke kelas bersama-sama.
Bel tanda kelas telah usai berbunyi. Adelyn sontak saja bangkit dan memeriksa jawaban soalnya sebelum mengumpulkannya ke depan kelas. Dia memastikan tidak ada jawaban yang belum terisi atau kurang lengkap.
“Pulang sekarang?” tanya Taehyun pada Adelyn.
“Iya.” Adelyn mengangguk sambil tersenyum. Mereka berdua pun keluar dari kelas bersama-sama. Membuat hati Euna semakin panas.
“Kurang ajar sekali perempuan itu,” cibir Hyuna yang juga sama tidak sukanya.
“Aku yakin besok dia akan menangis ketika ujian praktek element nanti,” ujar Hyunra sambil menyunggingkan bibirnya. Tidak suka.
“Ya, aku sangat tidak sabar melihatnya besok.” Euna terkekeh merendahkan.