Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Letoy

"Beb, kamu benar-benar mau melakukannya di sini?" Monica menahan gerakan jari Albert yang mencoba masuk dan mengorek belahan bibir bawah miliknya.

"Uhhm aku sudah nggak tahan, beb. Dimana saja, asalkan kamu pasangannya pagi ini. Aku akan membuat kamu puas sampai nggak bisa bangun," janji Albert saat akan mencetuskan aksi panasnya bersama dengan Monica.

"Kamarku tidak jauh dari sini, Beb, kita lanjut di kamar saja, oke?" Albert sebenarnya ingin menolak apalagi sudah tanggung dengan jarinya yang mulai basah dengan cairan Monica yang sudah mulai menetes.

"UMM, baiklah!" tidak mau lama lama, Albert mengakat tubuh mungil berisi nan seksi milik Monica. Jelas siapapun akan iri dan ngiler ngeliat tubuh Monica yang serba berisi. Meski tubuhnya kecil, itu padat dan berisi

Brukk! Dengan langkah cepat dan detik berikutnya Albert sudah membuka pintu dan menutup pintu kamar Monica.

"Ahh ummmm shhh!" Monica melenguh panjang saat tubuhnya di turunkan perlahan dan kini kakinya sedang dibuka lebar kembali oleh Albert. Laki-laki bertubuh kekar itu sedang melakukan aktivitas yang membuat Monica terbang dan berkali kali melenguh panjang.

Albert sedang mencari titik dimana dia bisa melihat lubang kecil milik Monica yang makin lama dia tusuk dengan lidahnya makin meleleh seperti lelehan coklat panas.

"Aahhh nikmat sekali sayang UMM shh keluarkan lebih banyak lagi sayang ummm," Albert pun melenguh dengan kasar dan terus menusuk, menghisap dan menarik narik benda kecil yang berada di dalam belahan nikmat milik Monica.

"Ahh enak sayang terus yang dalam ahh ummm ahh!" Monica melenguh lagi sambil menurunkan gaunnya hingga perut dan jelas terekspos dua benda kenyal miliknya yang makin meruncing.

Mendengar Monica makin melenguh juga suaranya makin bergelora, Albert membuka bajunya satu satu, dia juga berdiri dan menunjukkan terong gede, kuat dan terlihat mantap kalau menembus belahan bibir milik Monica.

"Sudah siap, sayang ummm shh," Albert sudah mengarahkan terong gedong miliknya ke belahan bibir Monica yang sudah meleleh dengan cairannya.

"Ummm puaskan aku, Albert UMM ahh ahhh!" persis seperti jalang yang siap dengan alat tempur, Monica semakin melebarkan kakinya dan menaruh di pundak Albert. Blast! Detik kemudian terong gedong itu sudah membenam penuh di belahan kenikmatan Monica.

"Aahh ahh YESS ummm ahhh lebih dalam lagi sayang ummm!" sudah lolos lagi lenguhan itu dari bibir Monica nan seksi, Albert membekap mulutnya dengan ciumannya yang ganas. Dia benar-benar menikmati tubuh wanita seksi itu dengan memborbardirnya habis habisan.

Di luar kamar Monica, Logan yang baru saja keluar kamar, telinganya tidak tuli. Dia mendengar suara rintihan di kamar adiknya. Mereka sudah sama sama dewasa dan Logan tidak akan mengganggu privasi itu karena dia juga tidak ingin seorangpun mengganggu saat dia sedang bersemedi menjauh dari para wanita liar seperti adiknya yang mengejar hanya untuk melampiaskan nafsu baik ke ranjangnya.

Segera Logan masuk kamar kembali. Dia menutup pintunya rapat rapat dalam ruangan kamarnya yang selalu gelap. Tak ada reaksi atau hasratnya yang bangun saat mendengar suara tadi. Padahal kalau laki-laki normal, mendengar lenguhan panas seperti tadi pasti sudah mencari pelampiasan. Itu tidak pernah terjadi pada Logan. Terong gedongnya tidak pernah bersahabat untuk bangun dan meminta sesuatu yang mengganjal.

Huh, apa aku harus periksa ke dokter? Tapi, bagaimana kalau dokter malah mengejekku. Mengejek terong ku letoy? Benar-benar menyebalkan. Logan sedang memaki dirinya sendiri di dalam kamar. Sampai saat ini dia masih perjaka. Logan bukan tidak ingin menuntaskan hasratnya, tapi terongnya bahkan tidak bereaksi pada wanita yang telanjang di hadapannya sekalipun.

Dia sudah frustasi. Akhirnya dia membanting tubuhnya ke kasur dan melanjutkan tidur. Logab pernah beberapa kali mencoba dengan membuat percobaan pada dirinya sendiri dengan menonton video syur dan panas. Yang isinya laki-laki dan wanita sedang bermain kuda kudaan.

Namun, semua tidak ada reaksi pada terong gedong nya. Sepertinya terong gedong nya itu benar benar bermasalah.

***

Willy terbangun. Biasanya dia tidak pernah terbangun seperti ini. Kali ini yang membuatnya terbangun karena dia sekarang sedang menginap dan berada satu kamar dengannya, wanita yang diam diam Willy sukai dan puja.

Huh, gue bisa gila kalau begini. Si Ann kelewatan. Oceh Willy, dia benar-benar frustasi juga tidak bisa menahan air liurnya. Melihat posisi tidur Ann yang tengkurap dengan posisi kain penghalangnya tersingkap dengan bebas hingga menampilkan dua bongkahan bokong kenyal miliknya.

Ann Ann, kalo gue gelap mata dan ga bisa tahan, sekarang Lo udah habis gue eksekusi. Kalo seandainya Lo tau gue nahan kayak apa tiap hari dekat Lo. Gue pengen meluk dan nyium bibir Lo dengan puas, Ann. Gue ingin merasakan semua.

Batin Willy lagi dan kembali Willy dibuat panas oleh gaya tidur nya. Saat ini Dia sedang berbalik karena merasa terlalu lama tengkurap. Ann membalikkan tubuhnya dan lagi lagi pemandangan tak kasat mata itu makin membuat Willy gerah.

Gaya tidur bebas nya bikin Willy panas dingin. Ann membuka dan melebarkan kedua kakinya hingga belahan itu terbuka seperti bakakak Hayam yang siap di gragot dan dinikmati. Willy terpaku sesaat melihat pemandangan gaya tidur Ann. Dia sedikit memejamkan mata dan berpikir mesum bisa sampai menyentuh kesana.

“Argh! Gila Lo, Willy!” Willy berhasil sadar dengan pikiran gila juga mesumnya. Dia meremas wajahnya dengan kasar, bangkit dari sofa yang mengganggu kewarasannya.

“Sialan. Gara gara Lo gue harus mandi pagi, Ann. Gue kalo nggak inget akan melakukannya tanpa paksaan, Lo udah habis sama gue, hmmm!!” Willy mandi pagi buta untuk menghilangkan segala panas yang mulai naik ke atas kepala juga terong gedong nya. Sebagai teman Willy tetap harus menjaga kepercayaan, sebagai laki-laki yang diam diam mencintai nya sejak beberapa tahun belakangan ini Willy harus bersabar.

Willy akan meminta semua dan tetap berada di sisinya gadis itu secara perlahan. Apalagi Willy tahu, di kampus pun Diandra meski terlihat tomboy banyak sekali laki laki yang ingin dekat. Tapi, Ann selalu tidak pernah menanggapi, semua laki-laki dianggapnya teman.

Ceklek! Willy terkejut dan mundur satu langkah, saat membuka pintu sosok yang baru saja dihilangkan dengan air mandi muncul di hadapannya. Dengan mata terpejam, sepertinya Ann terbangun karena ingin ke kamar mandi.

Bajunya yang kebesaran dengan posisi tidak mengenakan kain penghalang untuk kedua bongkahan kenyal itu membuat Willy gagal fokus lagi. Pasalnya, dua bongkahan kenyal itu seperti memanggilnya untuk meremas dan mencicipinya. Dua bongkahan itu jelas sedang meruncing di balik kaosnya yang tanpa kain penghalang.

“Astaga, Ann, Lo benar-benar mau bikin gue mati berdiri. Baru aja pikiran gue hilangkan, sekarang wajah imut dan gemesin Lo lagi tidur kayak begini bikin gue naik darah lagi.” Willy menepuk jidat lalu sekarang menyingkir dari hadapan Ann. Terong gedong nya tiba tiba sesak lagi dari balik celana.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel