Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2

Daniel yang tadi baru saja mampir ke minimarket dan melihat seorang gadis yang menarik perhatiannya. Hingga kini setelah gadis yang tadi dia lihat itu pergi, Daniel terus saja memikirkannya, ntah mengapa melihat sosok tadi membuat Daniel sedikit tertarik dan ingin mengenalnya lebih jauh, tapi sekarang Daniel tidak tahu ke mana perempuan itu pergi, bahkan Daniel sendiri tidak tahu siapa nama perempuan tersebut.

Daniel pun meninggalkan minimarket tersebut untuk segera kembali ke kantornya, dalam perjalanan menuju ke kantor pikirannya terus tertuju pada gadis tersebut, Daniel benar-benar ingin tahu siapa namanya dan dia akan menyuruh asistennya untuk mencari keberadaan gadis tersebut.

Segera saja Daniel mempercepat laju kendaraannya agar lebih cepat sampai di kantor untuk menemui asistennya. Tak lama setelah itu Daniel pun sampai di kantornya, dia segera menuju ke ruangannya dan menyuruh asistennya untuk menemuinya di ruangan.

"Ada yang bisa saya bantu, Bos?" tanya Geon, dia adalah asisten Daniel sekaligus orang kepercayaan Daniel.

"Saya punya pekerjaan untuk kamu," ucap Daniel.

Geon tersenyum canggung sambil menggaruk tekuknya. "Saya kan memang lagi kerja, Pak," ucapnya terkekeh pelan.

"Pekerjaan luar, ini bukan kerjaan kantor dan kamu harus bantu saya," ucap Daniel.

"Apa yang harus saya lakukan?" tanya Geon.

"Tadi saya melihat seorang perempuan ketika menepi di supermarket yang berada di dekat lampu merah, saya mau kamu cari perempuan itu dan bawa ke hadapan saya," ucap Daniel.

"Baik, Pak, jika boleh tanya siapakah nama perempuan tersebut, ini supaya saya lebih mudah mencarinya," ucap Geon membuat Daniel menjawab dengan gelengan kepala.

"Saya tidak tahu siapa nama perempuan tersebut," ucap Daniel membuat Geon membelalakkan matanya tak percaya.

"Terus kalo begitu kenapa Bapak minta saya mencarinya padahal Bapak sendiri tidak tahu nama orang tersebut." Geon kembali berucap membuat Daniel kini menatapnya dengan tegas.

"Kamu mau potong gaji sekarang juga?" tanya Daniel dengan kesal.

"Hehehe, nggak kok kalo gitu saya pamit untuk mencari perempuan yang dimaksud," ucap Geon sambil terkekeh pelan.

Dia pun segera keluar dari ruangan Daniel dan bersiap untuk menuju supermarket yang Daniel maksud tadi, jika Bosnya itu sudah menyuruh maka harus segera dilaksanakan jika tidak gajinya akan dipotong, tentu saja Geon tidak mau gak itu terjadi.

Geon kembali ke ruangan Daniel untuk menanyakan sesuatu, dia bahkan hampir pergi tanpa petunjuk sedikit pun. Bisa-bisa nanti akan bengong di sana dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Seharusnya Daniel mempunyai petunjuk agar Geon lebih mudah untuk mencarinya, mungkin sebuah foto bisa dijadikan bahan untuk Geon menemukan perempuan yang dimaksud oleh Bosnya itu.

"Permisi, Bos." Geon kembali memasuki ruangan Daniel

"Apa lagi?" tanya Daniel.

"Saya hanya ingin meminta sebuah petunjuk, apakah ada petunjuk mengenai perempuan yang akan dicari?" tanya Geon.

"Tidak ada, kan saya baru melihatnya tadi," jawab Daniel.

Geon menghembuskan napas lelah, sepertinya pekerjaan ini akan lebih berat dari pekerjaan kantornya. Lagian Bosnya itu memang ngada-ngada, bisa-bisanya dia menyuruh untuk mencari seseorang yang bahkan tidak ada petunjuk apa pun.

"Terus saya harus bagaimana mencarinya, Bos? Jika saya melihat wajah perempuan itu, mungkin saja saya bisa menemukannya, tapi ini saya tidak tahu sama sekali," ucap Geon frustasi.

"Yasudah kamu tunggu saja di supermarket yang saya maksud tadi, nanti kalo kamu lihat perempuan baru kamu foto dan kirim fotonya kepada saya," ucap Daniel memberi saran.

"Terus bagaimana dengan pekerjaan kantor?" tanya Geon bingung.

"Gampang itu mh, kamu bisa sambil kerja di sana," ucap Daniel enteng.

"Sudah, buruan sana!" suru Daniel lagi membuat Geon kembali menghela napas panjang.

Akhirnya Geon pun keluar dari ruangan Daniel dan segera pergi menuju supermarket yang Daniel maksud tadi. Sepanjang perjalanannya Geon terus mengomel tidak jelas dan terus mengumpati Bosnya itu.

"Dasar Bos tidak jelas, bisanya bikin orang bingung aja. Jika ini bukan karena uang, maka aku tidak akan pernah melakukan hal bodoh seperti ini, bahkan aku tidak ada bakal sedikit pun untuk menjadi seorang detektif," ucap Geon yang terus mengomel di dalam mobilnya.

Di sisi lain Daniel kembali melakukan pekerjaannya di kantor walaupun dia masih memikirkan seseorang yang baru saja dilihatnya tadi. Ntah mengapa Daniel begitu penasaran dengan sosok perempuan tadi, dia bahkan langsung menyuruh asistennya untuk mencari perempuan tersebut.

Walaupun sedari tadi dia sudah mencoba untuk mengerjakan pekerjaannya dia terus saja memikirkan satu orang tersebut, Daniel menjadi tidak fokus dalam pekerjaannya, konsentrasinya pecah saat itu juga, apa lagi saat dia mengingat wajah yang samar-samar terlihat begitu cantik di matanya.

Daniel bahkan tidak mampu untuk memalingkan wajahnya pada saat itu, sayangnya pertemuan mereka terbilang sangatlah singkat. Bagaimanapun caranya dia harus menemui gadis tersebut, sosok gadis yang mampu memikat perasaannya.

"Dia benar-benar sudah mengganggu pikiranku," monolog Daniel.

Sudah cukup lama setelah Geon pergi untuk mencari gadis tersebut, Daniel mencoba untuk menghubungi Geon yang ternyata Geon sudah mengirimkan pesan lebih dulu kepada Daniel. Geon mengirim beberapa foto perempuan yang isinya bukanlah perempuan yang Daniel maksud.

"Ternyata dia belum menemukan gadis kecil itu," monolog Daniel.

"Baiklah, seharusnya aku mulai bekerja sambil menunggu kabar dari Geon." Daniel kembali fokus pada pekerjaannya, dia mulai berkutat dengan laptopnya dan mencoba untuk tetap fokus walaupun bayangan gadis tadi terus menghantuinya.

"Ah, sepertinya ini akan sulit. Aku harus menetralkan pikiranku, dia benar-benar sudah membuatku gila." Daniel mengerang kesal sambil meremas rambutnya, dia pun segera bangun dari duduknya untuk mengambil air minum.

Daniel mendudukkan dirinya pada sofa yang berada di ruangannya, dia mencoba untuk menenangkan pikirannya terlebih dahulu, baru nanti dia kembali bekerja. Seulas senyum terbit pada wajahnya dikala dia kembali mengingat sosok gadis tadi.

"Sepertinya aku memang sudah gila," gumam Daniel dan menggeleng pelan.

Daniel tidak pernah berpikir sebelumnya jika dia akan merasakan hal seperti ini kepada gadis remaja yang baru dia temui tadi, bahkan di usianya yang sudah menginjak kepala tiga ini ntah mengapa Daniel bisa tertarik pada gadis SMA yang dia lihat di jalan tadi.

"Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?" tanya Daniel. Mungkin memang benar, karena sampai saat ini Daniel tidak juga berhenti memikirkan gadis tersebut.

Kembali lagi kepada Geon yang masih setia menunggu di depan supermarket sambil menghadapi laptopnya yang terpampang jelas bahwa di sana terdapat pekerjaan yang cukup banyak. Mungkin ini akan terlihat aneh oleh orang-orang yang melihatnya, nongkrong di depan supermarket sepertinya bukan yang terbaik karena banyak sekali orang yang menatap ke arahnya seolah berkata bahwa dia adalah orang aneh.

Beberapa kali Geon terus mengeluh dan mengomel sendiri, kemudian dia akan kembali menyemangati dirinya untuk tetap bertahan sampai dia benar-benar menemukan orang yang dimaksud oleh Bosnya itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel