Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 - Sadar Diri

Hitam pekat kini menghiasi langit malam kerajaan TangXing. Tak ada bintang dilangit, bahkan bulan yang biasanya bersinar terang pun tak nampak sama sekali. Dilangit, hanya warna hitam pekat yang mendominasi. Awan mendung tak lupa menyelimuti, juga angin yang berhembus sangat kencang menyapu permukaan tanah dingin dan kasar ibukota TangXing.

Malam ini nampaknya akan turun hujan. Semua penduduk ibukota TangXing yang memprediksikan akan hal itu segera beranjak pulang lebih cepat walaupun malam belum terlalu larut. Bahkan pedagang - pedagang yang biasanya akan menjual hingga larut malam mulai mengemasi barang dangangan mereka, angin yang berhembus kencang juga awan mendung yang perlahan mulai memenuhi langit malam ini sudah cukup membuat mereka bergegas. Mereka merasa akan turun hujan deras, dan hal itu jelas akan membuat penduduk ibukota TangXing yang kadang kala masih berkeliaran akan mengunci diri dalam rumah mereka. Hal itu jelas akan membuat pelanggan ataupun pembeli malam ini sepi. Mereka para pedang memang tidak terlalu pandai seperti para sarjanawan, namun mereka tahu dimana ada saat - saat tertentu yang kadang kala bisa membuat mereka rugi waktu dan materi, dan hujan adalah salah satu kendala dari banyak hal akan itu.

Disaat semua pedagan dipinggir jalan raya ibukota TangXing bergegas menutup toko dan jualan mereka. Hanya restoran TongYang yang masih terang disaat suasana disepanjang jalan ibukota TangXing perlahan sepi dengan penerangan minim karena beberapa toko ataupun rumah penduduk mulai memadamkan pencahayaan yang ada pada toko dan kediaman mereka.

Walaupun cuaca malam ini menandakan akan turun hujan lebat, beberapa orang di restoran TongYan bahkan tak ada yang ingin beranjak bergegas pulang dari tempat mereka walaupun alam telah memberi peringatan lewat tanda - tanda yang ia berikan.

Beberapa dari pengunjung restoran TongYan bahkan tak peduli jika hujan akan turun sangat deras. Walaupun mereka tak bisa pulang, setidaknya mereka bisa menginap direstoran TongYan yang juga menyediakan penginapan, hiburan dan kehangatan. Restoran berlantai tiga itu jelas merupakan restoran yang menyediakan paket komplit untuk para pelanggannya. Bahkan sang pemilik restoran yang merupakan saudagar kaya di ibukota TangXing malah merasa senang apabila malam ini akan turun hujan. Hal itu jelas akan menguntungkan bagi usahannya sebab akan banyak pria kurang belaian yang akan datang di tempatnya.

Disaat semua orang yang berada di Restoran TongYan bermalas - malasan menikmati makanan sambil menunggu hujan turun, disisi lain, tepatnya di lantai tiga yang merupakan penginapan mewah kelas atas. Putra mahkota WeiZhe dan dua bawahannya nampak menikmati makan malam dalam sebuah kamar penginapan luas dimana didalamnya sudah lengkap dengan meja makan, peraduan dan juga kamar mandi didalamnya.

Wajar tempat yang ia tempati luas dengan berbagai ornamen yang membuat tempat itu terasa lengkap, sebab harga yang mereka bayar tidaklah sedikit. Tao harus mengeluarkan satu tel emas untuk mendapatkan kamar tersebut walaupun Tao sangat berat hati mengeluarkan satu tel emas untuk kamar itu, setidaknya selain fasilitas yang ada didalam kamar tersebut, mereka juga mendapat fasilitas makan malam dan sarapan pagi untuk besok, juga hiburan atau bahkan kehagatan jika mereka ingin.

Sayangnya saat ini ketiganya berkumpul bukan untuk mencari kesenangan, melainkan untuk membahas masalah serius yang terjadi dikerajaan TangShi selama putra mahkota WeiZhe berkelana mengelilingi kerajaan - kerajaan dibawah kekaisaran Tang.

"Ben Gong sudah mendengar masalah yang terjadi di istana berkat ulah pangeran Hung. Prajurit Li Qiang bahkan lebih dulu menyampaikan pada Ben Gong laporan itu dari pada pegadaian Xue Hong yang sedang kau tangani, Tao" kata putra mahkota WeiZhe menyindir Tao yang merupakan bawahan dan juga sahabatnya.

Tao yang sedang mengunyah nasi dan lauk yang baru saja masuk kedalam mulutnya lantas mendengus. Pegadaian Xue Hong yang ia dirikan merupakan milik putra mahkota WeiZhe. Pegadaian miliknya saat ini berpusat di kerajaan TangShi namun juga memiliki masing - masing satu cabang di setiap kerajaan yang berada dibawah kekuasaan dan pemerintahan kekaisaran Tang. Cabang - cabang pegadaiannya jelas di tangani oleh orang - orang kepercayaan putra mahkota WeiZhe, Tao hanya akan mengunjungi pegadaian tersebut sesekali. Hal itu dikarenakan Tao merupakan seorang tuan muda dari keluarga Ji. Ibunya Shi Xue Yi merupakan saudara mendiang kaisar Shi Hulong dan kaisar Shi Huang. Walaupun ia nampak seperti seorang sahabat dan bawahan dengan putra mahkota WeiZhe, kenyataannya ia masih memiliki hubungan darah.

"Mereka yang melapor jelas atas perintahku, mengapa kakak pertama Shi berkata seakan - akan pegadaian yang ditangani olehku tidak melakukan tugasnya dengan baik?" Balas Tao kesal dengan sepupunya.

Tak banyak yang tahu. Selain menerima barang - barang berharga para penduduk yang membutuhkan uang, pegadaian Xue Hong juga menjual dan membeli informasi secara rahasia. Informasi yang mereka beli ataupun jual jelas merupakan informasi yang akurat, selain karena memiliki tentara Li Qiang dan orang - orang putra mahkota WeiZhe yang tersebar, mereka juga kerap kali membeli pada orang - orang yang ingin menjual 'informasi' namun sebelum membeli informasi tersebut, mereka akan menyelidiki kebenarannya lebih dulu.

"Oh" hanya itu balasan putra mahkota WeiZhe berikan. Dan hal itu berhasil membuat Tao kesal setengah mati. Raut wajah tampannya kini berubah ditekuk, Sulong yang melihat hal itu hanya mampu menggelengkan kepalanya.

"Kesampingkan masalah kemarahanmu, kerajaan TangShi sekarang lebih penting dari pada egomu" bisik Sulong yang membuat Tao cemberut.

Tentu saja masalah dalam istana sangat genting saat ini. Pemberhentian kerja sama kerajaan TangXing dengan kerajaan TangShi secara sepihak sangat berdampak buruk untuk kerajaan TangShi. Walaupun belum genap sehari dari pemberhentian kerja sama tersebut, namun kerajaan TangShi mulai dilanda krisis dan kekacauan.

Tao yang tahu betapa penting dan seriusnya masalah yang akan mereka bahas hanya mampu menghela nafas pasrah, ia berkorban demi negara kelahirannya TangShi dan menurunkan egonya dan memadamkan api permusuhan yang ia pancarkan pada kak sepupunya.

"Tindakan apa yang kaisar Huang ambil?" Tanya putra mahkota WeiZhe memainkan bibir cangkir porselennya dengan gerakan malas.

"Yang mulia kaisar Huang belum menemukan jalan keluar dari masalah ini!" Jawab Sulong.

"Sungguh kaisar yang tidak becus!" Geram putra mahkota WeiZhe "terlalu terbuai dengan kekuasaan dan kedudukannya sekarang, ia kini terbuai dengan kenikmatan sesaat dan membuat rakyatnya menderita" putra mahkota WeiZhe mendecih.

"Adapun pangeran Hung, emosinya yang tak terkontrol membuat masalah serius pada kerajaan, lalu apakah kaisar Huang menghukumnya?" Tanya putra mahkota WeiZhe yang membuat Sulong menunduk "kurasa pria tua itu tak menghukum putranya, sungguh pria tua yang bodoh dan tak becus. Tidak dengan kaisar Huang ataupun pangeran Hung, mereka sama tidak becus dan bodohnya. Seharusnya mereka sadar diri, jika Ayahanda kaisar Hulong meninggal, pemerintahan tak sekacau ini" putra mahkota WeiZhe menghembuskan nafas berat "Seharusnya Ben Gong tak mempercayai mereka menangani pemerintahan, pengadilan atau bahkan menguasai kerajaan. Mereka sungguh bodoh, tidak becus dan tidak tahu malu!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel