Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 9 Poor Alice

Bab 9 Poor Alice

Setelah kejadian pembully an Alice tempo hari, Irina dan Marel tak segan segan mengancam geng Silvia yang sejak 3 tahun ini menjadi musuh Alice padahal Alice belum pernah melakukan kesalahan apapun terhadap mereka,geng silvia yang merasakan gertakan dari Irina mengurungkan niatnya untuk mendekati Alice karena akhir akhir ini Alice selalu saja bersama Marel dan Irina begitupun Mark

Dan jika kalian menanyakan dimana Alice tinggal, yap Alice tinggal bersama keluarga Carlisle, Alice tetap bersih keras tidak mau tinggal serumah dengan keluarga Carlisle karena dirinya hanyalah orang asing, namun Cyintia memberikan saran lain dan menyuruh Alice tidur di kamar kepala pelayan yang lumayan mewah yang terletak di samping rumah mereka jika memang Alice tidak mau tinggal satu rumah dengan mereka, setidaknya kamar yang berada di samping rumah tidak terlalu menyatu dengan rumah utama keluarga Carlile, nampaknya keluarga ini tak mau melepaskan Alice dengan Mudah

Dan setiap hari James menunggu Alice setiap pulang sekolah untuk melancarkan aksi rencananya, tapi lagi lagi Alice selalu pulang bersama keluarga Carlisle dan berkali kali James mengumpat akan hal itu.

•••

Kini adalah hari minggu, sudah saatnya Alice melakukan pekerjaannya yaitu mengajari Irina dan Marel dalam hal belajar untuk menghadapi ujian kelulusan, Bagi Alice hal ini adalah hal paling mudah untuk mengulang kembali dan mengajarkan materi dengan caranya untuk Marel dan Irina, sebenarnya hari ini adalah jadwal Marel untuk nge gym dan bertemu para barisan mantannya untuk sapa fans tapi karena hari ini Alice mengajar mereka pertama kali sehingga Marel lebih memilih meninggalkan jadwalnya dan bersama Alice.

Kalian pasti tahu, Jikalau Marel belum insaf dan tobat mungkin saat ini Marel pasti lebih memilih bersama para gadis dan pacaran dibanding belajar bersama Alice, tapi ketika kepindahannya ke sekolah ini tempo hari Marel merubah sikapnya 180 derajat walaupun sikap bar bar dan sange nya masih belum di rubah

Dulu ketika Marel masih berada di Inggris, ia adalah rajanya para fakboy mantan mantannya tersebar luas di mana mana bahkan di seluruh negara, semua anak perempuan klien yang menjalin kerja sama dengan perusahaan Carlisle di pacari oleh Marel semua tak ada yang tertinggal satu pun, karena marel tahu semua klien yang menjalin kerja sama dengan keluarganya adalah kaya raya dan cantik cantik

Dan begitupun dengan teman teman sekolahnya yang cantik cantik, semua itu di pacari oleh Marel, namun ketika ia mendengar kabar bahwa ia akan pindah ke Amerika dan berjumpa dengan Alice pertama kali ketika ia tengah berjalan di trotoar toko dengan tubuh menggigil, dan saat itu Marel tengah berada di dalam mobil karena ia baru saja sampai di Amerika dan hendak menuju rumah mereka. Seketika hasrat devil untuk memainkan para wanita pun hilang begitu saja, nampaknya Alice telah menarik perhatian Marel.

"Apa kalian mengerti?" tanya Alice halus ketika ia telah menjelaskan materi yang ia sudah tulis di papan tulis yang sengaja William persiapkan dan membuyarkan pikiran Marel

Alice terkejut ketika melihat reaksi Marel yang tengah menopang dagunya dengan kedua tangannya menatap Alice sementara itu Irina sedang mencermati perlahan dan akhirnya mereka berdua pun mengangguk mantap.

•••

Setelah 4 jam Alice memberikan materi,akhirnya ia bisa jalan jalan di taman yang berada di belakang rumah mereka seperti yang di katakan oleh Marel, ia melihat lihat sekeliling pakaian yang di kenakannya pun berwarna putih polos dengan renda renda yang berada di bawahnya terlihat serasi dengan tanaman yang dominan bunga di sini adalah mawar putih yang baru saja bermekaran dan terkena tetesan air hujan

Alice menarik nafasnya dalam dalam,mencium aroma hujan dan tanah lembab yang baru saja reda beberapa menit yang lalu, ia tengah berkeliling melihat betapa indahnya taman belakang ini yang di penuhi dengan bunga bunga khususnya mawar putih,dan dari seberang sana ia nampak melihat Mark yang nampak sedang kesakitan yang sedang duduk di kursi taman, Alice berlari ke arahnya

"Kau tidak apa apa?" tanya Alice dan mengelus pundak Mark yang nampak menegang karena menahan sakit dan perih yang menjalar di kepalanya

Mark mendesis dan menggenggam lengan Alice yang tengah mengusap pundaknya halus. "Bahkan lenganmu bisa menyamainya, tch menjijikan!" gumam Mark dan menatap tajam Alice

Alice yang melihat itu hanya bisa diam dan menatap Mark aneh, dengan rasa perih yang masih menjalar ia berdiri dan menarik Alice membawanya menuju ke rumah samping kiri, di tengah perjalanan langkah Mark gontai kemudian Alice menahan tubuhnya dan memapahnya

"Kau mau pergi kemana?" tanya Alice yang tetap memapah tubuh Mark dan berjalan lurus, ahhh aroma maskulin ini bisa membuat Alice menggila begitupun sebaliknya, aroma tubuh Alice yang menguar dan tercium memabukkan bagi Mark apalagi aroma yang menguar dari tubuh Alice adalah aroma Lavender dan Vanilla yang sangat memabukkan

Mark mengetahui Alice adalah Matenya ketika hari pertama ia bersekolah di sekolah barunya, dari jarak 10 Meter sebelum menuju kelasnya ia sudah bisa mencium aroma yang memabukan yaitu Vanilla dan Lavender dimana aroma memabukan bagi dirinya itu adalah salah satu ciri Mate nya dan ketika Mark masuk ke dalam kelas dan mendapati bahwa Alice lah yang menjadi pasangan hidupnya spontan Mark langsung menatap tajam dan menyalahkan Alice akan kematian orang yang pernah di cintainya.

"Aku ingin pergi ke kolam renang." ucap Mark dan menunjuk ke arah depan gerbang keluar taman, Alice hanya menurut dan memapah tubuh Mark menuju kolam renang

"Alice apakah kau sering menggoda pria dengan aroma tubuhmu?" bisik Mark

Alice hanya bisa mengerutkan dahi tidak mengerti.

"Apa maksudmu?" tanya Alice polos. Mark hanya tersenyum smirk

"Turunkan aku di sana." suruh Mark menunjuk kursi panjang yang berada di pinggir kolam renang, Alice hanya menurut kemudian mendudukkan Mark di kursi yang di tunjuk oleh Mark tadi

Mark menarik nafasnya panjang ketika ia telah duduk di kursi panjang itu, Alice hanya tersenyum halus ketika melihat raut wajah Mark kembali tenang, yang semula menahan perih kini terlihat tenang kembali

"Kenapa kau tersenyum?" tanya Mark merasa ada yang aneh dengan Alice

"Aku senang melihatmu tidak menahan rasa sakit lagi..." ucap Alice jujur dan ungkapan itu mampu membuat Mark mual karena menurutnya Alice benar benar telah meniru perempuan yang di cintai nya bahkan hingga sikapnya

"Ahh!" Alice sedikit terkejut ketika tubuhnya terangkat tiba tiba dan mendapati dirinya tengah di gendong dengan gaya ala ala bridal style

Mark berjalan mengelilingi kolam renang tentu saja dengan Alice yang masih digendongnya, Alice berusaha mengelak tapi tatapan Mark mampu menghentikan aksinya

"Kau bisa menirunya, tapi kau tidak bisa mencuri hatiku! Jika dia mati, maka kau juga mati saja!" teriak Mark yang kemudian menceburkan Alice ke arah tengah kolam renang yang kedalamannya bisa sampai 2 meter, bahkan tinggi Alice hanya mencapai 150 cm dan sialnya Alice tidak bisa berenang

Byuurrr!

"Tolong aku! Aku tidak bisa berenang!" pinta alice yang masih menjaga tubuhnya agar tidak tenggelam, Mark hanya tersenyum puas

"Mark tolong aku! Uhuk...uhuk.."Alice mulai terbatuk-batuk

Alice berusaha sekuat tenaga untuk berenang, namun tubuh pendeknya tidak mampu menyaingi kedalaman kolam renang dan sudah begitu banyak air yang tidak sengaja tertelan oleh Alice sampai akhirnya tubuhnya perlahan tenggelam

Tiba tiba pandangan Mark memburam,nafasnya terasa sesak dan berat, ia mendudukkan dirinya di pinggiran kolam renang berusaha untuk menetralisir kan nafasnya

"ALICE!" teriak Marel membuyarkan pandangan Mark yang memburam yang kemudian disusul dengan Marel yang ikut menceburkan dirinya ke dalam kolam renang

Beberapa menit kemudian, Marel keluar dari kolam renang dengan Alice di gendongannya, Mark menghampiri mereka dengan rasa khawatir,tentu saja khawatir terhadap adiknya bukan kepada Alice

"Kau tidak apa apa?" tanya Mark menghampiri Marel ketika Marel sudah membaringkan Alice di pinggir kolam renang

Rahang Marel mengeras menahan amarah. "Tidak apa apa katamu? Kau pikir menenggelamkan seorang wanita tidak apa apa katamu hah?!" Marel mulai marah dan jengkel, sungguh tindakan kakaknya ini di luar dugaan kepalanya padahal ketika pertama kali mengetahui jika Alice adalah mate kakaknya ia sengaja bersikap genit terhadap Alice supaya kakaknya ini cemburu dan tidak lagi mengacuhkan Alice, namun hal ini sudah di luar dugaan Marel, Mark benar benar keterlaluan

"Kau baik baik saja berarti." ucap Mark acuh

Rahang Marel sudah sangat mengeras. "Aku tahu kak jika Alice adalah mate mu dan kau bahkan belum melupakan wanita jalang itu!" teriak Marel kini amarahnya sudah meledak

"Jaga ucapanmu!" ancam Mark

"Sudah kuduga jika kau belum melupakannya, padahal wanita itu hanya benar benar memanfaatkan mu." ucap Marel sedikit menyindir dan itu mampu membuat emosi Mark tersulut

"Jika kau tidak bisa melupakannya tidak apa, tapi kau jangan menyesal ketika Alice jatuh ke pelukanku dan hidup bahagia denganku kak, aku tidak mau gadis ini tersakiti lagi olehmu" ucap Marel dan terdengar sedikit mengancam Mark

Mark hendak menjawab, Namun Marel lebih dulu memberikan nafas buatan kepada Alice di hadapannya dan itu cukup membuat hatinya terasa sakit dan sedikit teriris

"Aku mohon Alice bangunlah!" Marel menekan nekan dada Alice setelah memberinya nafas buatan

Entah apa yang merasuki pikiran Mark, tiba tiba rahangnya mengeras dan jiwa liarnya mulai keluar.

"Aku tidak menyangka jika kau sudah satu langkah di depanku adik sialan!" hardik Mark menatap tajam Marel

Namun marel tidak mendengarkan dan fokus menyelamatkan Alice

Bug!

Satu pukulan mendarat di rahang kanan Marel dan itu cukup membuatnya terpental. "Kau sudah berani beraninya merebut mate ku!" ketus Mark

Marel yang tak terima dengan perlakuan Mark segera membalas tinju Mark . "Kau bilang mate mu hah?! Bukannya kau tidak menyukai dan membutuhkannya?! Lihat bahkan kau berhasil menghilangkan nyawanya!" ketus Marel membuat Mark terdiam

"Apa ucapan ku benar kak? Ha! Ternyata kau memang iblis dibanding diriku!" ucap Marel dan mampu membuat tangan Mark melayang ke rahang kirinya

Dan setelah itu baku hantam antara adik-kakak itu tak terelakan masing masing dari mereka memberikan bogem mentah terhadap lawannya dan meninggalkan luka lebam bahkan mark hampir di kendalikan oleh wolf nya Luc, yang hampir menguasai tubuhnya begitupun dengan Marel yang hampir memperlihatkan wujud aslinya yaitu seorang demon.

Dan ketika mereka hendak menyerang satu sama lain, tiba tiba-

•••

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel