Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 8 Kejadian Itu Terulang Lagi

Bab 8 Kejadian Itu Terulang Lagi

Setelah dua hari Alice absen kelas karena sakit, akhirnya hari ini Alice bersekolah dengan suasana yang berbeda, rambut yang semula di kepang kini dibiarkan terurai lurus dengan indahnya seragam yang semula kebesaran dan kepanjangan, kini terlihat sama seperti seragam wanita pada umumnya, dan ini yang menjadi nilai mutlak Alice berubah yaitu kacamata, Irina mengambil kacamata Alice dan menggantinya dengan softlens begitupun hal hal tadi yang sengaja Irina rubah

"Rin, tolong turunkan aku di sini saja." pinta Alice ketika sebentar lagi mobilnya sampai ke sekolah

"Kenapa?" tanya Irina, di dalam mobil ini memang hanya ada Alice, Irina, dan supir tentu saja, Marel lebih memilih menggunakan motor miliknya karena ia mempunyai urusan katanya,sehingga ia menggunakan motor yang sama seperti kakaknya

"Tolong turunkan di sini saja,aku bisa berjalan kaki dari sini hanya 2 meter tidak jauh kok."

"Tapi 5 menit lagi masuk Alice kita sudah benar benar terlambat!" ucap Irina yang masih menahan lengan Alice agar tidak mengepang gaya rambut barunya

"Aku tidak mau mereka ikut membully mu Rin..." lirih Alice akhirnya ia jujur juga

Irina lantas kaget, tidak ada seorang pun yang mengatakan ini kepadanya hanya Alice seorang yang mengatakan akan kepeduliannya, biasanya teman temannya hanya mendekati dirinya karena uang, namun Alice malah sebaliknya

"Jika mereka membully mu, maka mereka akan merasakan tinjuku Alice!" seru Irina yang membuat Alice sedikit mengangkat sudut bibirnya

"Rin, kita sudah sampai.." ujar sopir kepada Irina

Irina lantas mengucapkan terima kasih dan menarik lengan Alice untuk turun dari mobil, setelah itu mereka berlari memasuki gedung sekolah yang sudah mengeluarkan ajakan untuk belajar beberapa detik yang lalu

"Kelasku di sini, kau baik baiklah di kelasmu ya Alice?!" titip Irina membuat Alice sedikit gugup dan gemetar

"Yakinlah jika kau lebih berani dari mereka, mereka pasti akan terkejut dengan dirimu yang sekarang Alice, kuatkan dirimu dan yakinkan dirimu bahwa kau bisa Alice!" seru Irina sebelum akhirnya meninggalkan Alice dan memasuki kelas

Alice perlahan lahan mendekati ruangan kelasnya, hatinya sungguh sangat berdebar takut jika Silvia akan menghardiknya lagi, tapi jam pelajaran sudah di mulai jadi kemungkinan untuk menghakimi Alice sangat kecil dan ia juga berencana jika waktu istrahat tiba ia akan secepatnya pergi ke perpustakaan, kini otak cerdasnya tengah mengatur strategi untuk menghindari Silvia

"Hufttt.... percayalah Alice jika kau bisa ! Irina sudah memberikanmu gaya penampilan layaknya orang normal ini Alice! Jangan kau sia siakan Alice!" ucap Alice meyakinkan dirinya dan mulai melangkah memasuki kelas, namun tetap saja kepalanya tak mau lepas dari pandangan lantai

Semua murid yang ada di sana pun nampaknya sangat terkejut dengan kedatangan murid baru ini

Alice mulai melewati kursi Mark yang berada di depan, dan nampaknya Mark sedang sibuk membaca buku miliknya dan sama sekali tak peduli dengan keadaan saat ini yang jelas jelas para pejantan di kelas itu sedang sahut menyahut siulan satu sama lain

Alice semakin gemetar dan menunduk,lalu ia duduk di kursinya dan membuat semua orang langsung terdiam. Semua menatap dirinya tajam dan penuh selidik tapi jujur Alice tak berani lihat tatapan mereka

Sampai akhirnya ada seorang guru yang memasuki kelas dan membuyarkan fokus mereka terhadap Alice, syukurlah itu sudah cukup mengulur waktu bagi Alice,dan Alice sedikit merasa lega saat melihat Mark pindah tempat duduk, kini ia bisa bebas belajar tanpa perlu ada mata tajam yang selalu mengawasinya.

•••

Benar dengan dugaan Irina, setelah selesai pelajaran terakhir Irina sama sekali tak bisa melihat batang hidung Alice, jika bukan Marel yang mengatakan rindu akan Alice karena seharian tidak bertemu mungkin Irina tidak akan ingat akan Alice dan ucapan Alice. "Aku tidak ingin mereka membully mu...." kalimat itu terus terngiang ngiang di kepala Irina

Irina sudah mencari kemana mana, tapi ia tetap tak dapat menemukan Alice dengan berat hati ia meminta bantuan Mark dan Marel untuk mencarinya, kalian bisa menebak bagaimana hebohnya Marel ketika mendengar Alice menghilang dan kalian juga bisa menebak bagaimana wajah dingin dan cuek Mark terhadap kabar yang di umumkan oleh Irina kepada mereka

Dengan khawatir Marel sesegera menelusuri setiap sudut di sekolah ini, Mark hanya acuh dan telihat malas malasan akhirnya ia lebih memilih untuk memainkan handphonenya dan bersandar di tembok, dan tempat ini cukup sepi sehingga sangat tidak mungkin Marel dan Irina bisa menemukannya

Namun, samar samar nampaknya ia mendengar sesuatu di balik tembok ini, Mark semakin mempertajam pendengarannya. "Kau melakukan semua ini demi menarik perhatian Mark kan hah?!" teriak seorang wanita yang nampak tak asing bagi Mark

Mark kembali mendengarkan . "Tidak-" suara lembut wanita itu mampu menggetarkan hati Mark

"Dasar kau jalang! Kau pikir dengan berpenampilan seperti ini kau bisa merebut Mark dari ku!" ahhh...suara ini adalah suara wanita penggoda yang sering menggoda dan mengaku Mark adalah pacarnya, Silvia itu adalah pemilik suara ini

Dan suara yang lemah dan lembut itu adalah Alice, Mark merasakan pipinya memanas diikuti dengan tawa Silvia yang nampaknya baru saja menampar Alice

"Jika kau berpikir aku mendekati Mark kau salah, aku tidak menyukainya dan tidak juga mencintainya Silvia! Silahkan kau ambil saja dia!" teriak Alice berusaha membela dirinya

Jleb! Rasanya seakan akan sudah ada sebuah bom yang menyerang hati Mark, sungguh hati Mark sangat sesak sakit mendengar pernyataan dari Alice, namun bebepa detik setelahnya, wajahnya kembali datar

"Benarkah?! Waw Alice aku sangat terkejut dengan ungkapanmu, dan nampaknya kau tidak menyukai Mark namun menyukai adiknya kan? Marel namanya, benarkah itu?" goda Silvia, Alice terdiam dan satu tamparan lagi mendarat di pipi Alice, Mark pun ikut merasakan rasa panas yang sangat perih ini

"Jawab aku! Apakah itu benar!"

"Ya!" jawab Alice lantang

Dan sekali lagi, hati Mark nampaknya sudah hancur berkeping keping bagaimana mate nya jatuh cinta kepada orang lain bukan kepada dirinya, sungguh ini sangat menyiksanya mendengar bagaimana belahan jiwanya berbicara bahwa dirinya menyukai orang lain, rasanya Mark sudah muak akan hal ini dan berusaha untuk mencari jalan masuk ke dalam suatu ruangan yang ada di dalam dinding ini

Tiba tiba, bayangan perempuan itu, perempuan yang sangat di cintai oleh Mark kembali terngiang di pikiran Mark dan mengurungkan niatnya dan bahkan ia semakin membenci Alice, karena menurutnya jika bukan karena Alice adalah seorang mate nya mungkin perempuan itu masih hidup dan bahagia bersamanya namun, hadirnya Alice justru membuat perempuan itu meninggalkan dirinya untuk selama lamanya

"Damn!" umpat Mark dan hendak meninggalkan tempat ini, namun Marel dan Irina lebih dulu menemukan Mark dan langsung membom Mark dengan pertanyaan

"Apa kakak menemukannya?!" tanya Marel yang nampaknya sangat kelelahan

"Tidak." jawab Mark dingin dan mengajak kedua saudaranya itu untuk meninggalkan tempat ini

"Mungkin dia sedang pergi ke toko buku atau semacamnya jadi ia tidak bisa di temukan di sini." ucap Mark dan menarik kedua lengan adiknya

Marel dan Irina hanya menurut saja,tapi tiba tiba Irina melepaskan cekalan Mark dan mendekati dinding tempat Mark bersandar tadi

"Irina apa yang kau lakukan?!" tanya Mark, emosinya mulai tersulut

"Sebentar kak, aku mendengar sesuatu di sini." Irina mulai meraba raba dinding dan ia menemukan pintu yang terhalang oleh lemari kaca yang berisi bongkahan piala

"Ketemu!" Irina akhirnya membuka pintu itu dan menampilkan Alice yang tengah di ikat di kursi dengan wajah yang nampak membengkak dan bercucuran air mata

"ALICE?!" Teriak Irina sekeras mungkin melihat temannya ini di siksa begitu keras oleh teman temannya yang berkuasa di tempat ini, sementara itu geng Silvia terlihat kikuk dan langsung melarikan diri dari kaca jendela yang di tutup oleh gorden kecil

"Sial mereka kabur!" umpat Marel dan langsung menghampiri Alice, Mark hanya menatap Alice jijik.

•••

Mate adalah Pasangan dari seorang Werewolf, yg mana seorang Werewolf dapat menemukan Matenya dari aromanya yg sangat wangi dan memabukan yg menguar dri dalam tubuhnya dan juga bisa ikut menyalurkan rasa sakit yg terjadi pada Matenya kpd seorang Werewolf yg menjadi pasangannya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel