Bab 6 William dan Cyintia
Bab 6 William dan Cyintia
Mungkin semua makhluk di bumi ini menginginkan berjodoh dengan salah satu anggota keluarga Carlisle, mengapa? Menikah dengannya bisa menghidupi 7 keturunan sekaligus, kekuasaan berada di ujung jari mereka, jika mereka menginginkannya, mereka mendapatkannya, bahkan hanya menjetikan jari pun segerombolan Maid datang dan berbaris di hadapan mereka, maka jika ingin cepat kaya raya dengan cara instan, maka berjodohlah dengan salah satu anggota keluarga Carlisle
Banyak di antara teman William dan Cyintia menjodoh jodohkan anak mereka dengan salah satu anak mereka, baik itu dengan Mark, Marel maupun Irina semua teman temannya menginginkan bahkan meminta perjodohan dengan anak mereka, namun William tak kalah pintar dengan mereka, jika mereka mempunyai 101 cara untuk menjodohkan anak mereka maka sebaliknya, William -sebagai ayah dari anak anaknya- pun punya 101 cara untuk menolaknya, sehingga keluarga ini dikenal dengan julukan 'polar rich' yang berarti dingin kaya raya
Namun, di balik rumor rumor yang membicarakan akan 'kesempurnaan' mereka ada salah satu juga rumor yang mengatakan bahwa keluarga ini sangat aneh, mereka jarang ter eskpos publik, apalagi keluarga ini dikenal dengan investasinya yang di sana-sini jadi cukup mustahil apabila mereka tidak di kenal oleh dunia maupun dunia perbisnisan,bahkan ada rumor yang paling parah yang mengatakan bahwa putra kedua dari keluarga ini mempunyai sayap hitam besar di punggungnya yang menggambarkan bukan seperti manusia biasa, namun manusia setengah monster,Namun itu hanya desas-desus belum tentu pasti kebenarannya.
Dan lagi Dewi Fortuna berpihak kepada Alice di antara ratusan bahkan ribuan orang yang menginginkan sekedar dekat ataupun berjodoh dengan keluarga Carlisle malah Alice lah yang terpilih untuk menempati posisi itu, gadis lugu dan polos yang tidak tahu apa apa ini membuat keluarga Carlisle penasaran dan menyukainya, apalagi gadis ini tidak meminta sepeser pun harta dari mereka bahkan ia berniat mengganti biaya pengobatan ia pingsan tempo hari dan hal ini sungguh sangat aneh bagi mereka, orang lain biasanya akan semakin meminta lebih kepada mereka namun Alice berniat mengembalikannya seolah olah ia tidak membutuhkannya
"Alice aku adalah William ayah dari anak anak ini, kau tahu aku sangat sibuk kan? Tapi karena Mark yang datang kemari membawamu sehingga aku penasaran akan tipe wanita yang di sukai Mark, ternyata tidak mengecewakan juga hehe...." tawa garing William menggema di ruangan besar itu
"Aku Cyintia, ibu dari mereka... dan aku yakin kau sudah mengenal mereka kan? Ah aku tidak perlu jelaskan itu......" Cyintia tersenyum dengan manisnya
Kini tangis Alice mulai reda, di tatapnya satu satu keluarga Carlisle ini khawatir jika mereka melakukan suatu hal di luar dugaan Alice
"Tuan, Nyonya, aku sungguh berterima kasih kepada kalian begitu juga Mark, Marel,dan Irina yang bahkan baru 1 hari mengenalku kalian bahkan tak ragu ragunya untuk menolong dan berteman denganku..." Alice kini membuka percakapan dan mengantungkan kalimatnya, membuat semua pemilik nama belakang Alecyiant Carlisle itu menunggu kalimat selanjutnya tak terkecuali Mark, ia bahkan sedang asyik mendengarkan musik dengan earphone nya di pojok ruangan sana tak mengindahkan Alice sama sekali
"Tapi aku berjanji akan mengganti biaya pengobatanku, iitu... sebenarnya sudah berapa hari aku tak sadarkan diri?" tanya Alice sedikit malu
"2 hari!" jawab mereka kompak
"Selama itu?" gumam Alice yang nampaknya terdengar oleh Irina
"Bagaimana tidak? Kakimu terluka dan banyak mengeluarkan darah kau sudah
seharian tidak makan ataupun minum, kau sangat kelelahan dan tertekan jadi, 2 hari itu adalah waktu yang di butuhkan tubuhmu untuk mengembalikan metabolisme yang terkuras habis." jelas Irina dengan teori Wahyudin miliknya
Alice hanya menggangguk paham. "Bagaimanapun caranya aku akan mengganti biaya pengobatanku, Tuan, Nyonya." ucap Alice yang membuat William dan Cyintia sedikit terkejut
"Bagaimana caramu membayarnya? Dan kau juga tahukan jika obat obatan di sini dan peralatan medis di sini sangat mahal? Jadi jasa menggunakannya pun akan tinggi bukan?" ketus William dingin, nampaknya ia mempunyai rencana tertentu
"Itu....aku...akan bekerja paruh waktu...." ucap Alice ragu
"Jawabanmu nampak tidak meyakinkanku." jawab Will dengan cepat
"Begini saja Alice, bagaimana jika kau bekerja dan tinggal di sini? Kau bisa menjadi guru pribadi untuk anakku, Marel dan Irina, kau tahukan dua bocah ini sangat payah dalam hal belajar apalagi kau memiliki beasiswa untuk masuk ke sekolah itu kan? Pasti dirimu sangat pintar Alice! Tak banyak banyak orang yang mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah elit itu, kebanyakan dari mereka menggunakan uang." kata Will
Alice mengerutkan dahinya, bagaimana orang asing ini bisa mengetahui akan sekolahnya dan beasiswanya?
"Bagaiamana tuan tahu itu?" Alice mengerutkan keningnya
William terkekeh pelan. "Aku adalah salah satu donatur yang memberimu beasiswa itu Alice, apa kau sudah lupa denganku? Waktu itu kita bertemu ketika kau tengah duduk di bangku menengah Pertama, saat aku mengetesmu langsung untuk beasiswa itu, kau ingat?" jelas William yang membuat Alice tersenyum dan sudut bibirnya terangkat
"Anda yang memberikan soal yang sangat sulit itu tuan?" tanya Alice
Sementara itu Marel.Irina dan Cyintia hanya diam menyimak perbincangan mereka atau menjadi kambing congek di antara William dan Alice
"Ya itu aku, maafkan aku karena memberimu soal sesulit tingkat perguruan tinggi aku hanya ingin mengetes apakah kau cocok untuk mendapatkan beasiswa seharga $50 juta itu Alice hehe, tapi kau bahkan bisa melewatinya dengan mudah dan itu membuatku takjub terhadapmu." William menggenggam bahu Alice kuat
"Ah ternyata pria ini adalah donatur itu, tapi wajahnya tak nampak menua sekalipun." batin Alice dalam hati
"Tunggu pah, maksudmu sekarang guru privat kita adalah Alice?" tanya Marel
William mengangguk mantap. "Yap, Apa kau setuju?" tanya Will
Marel menggangguk dengan mantap. "Jika guruku seperti ini, aku akan semangat belajar setiap hari pah!" seru Marel kegirangan, begitupun Irina ia pun sepertinya bahagia,akhirnya guru yang mengajarinya bukan lagi guru tua bangka yang galak dan menjengkelkan
"Apa kau setuju Alice? Kalau kau tidak juga tidak apa, kami tidak akan memaksa tapi ingat kau harus membayar tagihan mu itu dan kami pun akan segera memulangkan-" belum juga William selesai berbicara,Alice langsung memotong perkataan William dengan pernyataan setuju dengan lantang
"Tapi Mr. Carlisle apa boleh aku meminta sebuah syarat untuk itu?" pinta Alice
William mengangguk. "Apa kau bisa membelikan ku baju seragam yang baru? Karena aku ingin sekolah tuan, bajuku sudah robek karena......."
"Tak apa Alice, aku akan memberikannya kepadamu Alice." jawab William hangat sambil tersenyum kepada Alice
Sungguh ia sangat merindukan momen ini, dimana semua orang tersenyum ramah kepadanya bukannya menghina dan menyiksa dirinya, sudah tiga tahun
berlalu, sudah tiga tahun pula Alice lupa akan makna tersenyum. Aahhh, tapi keluarga asing ini yang bahkan bukan kerabatnya sama sekali dengan suka hati menerima Alice dengan tangan terbuka
"Ibu...ayah....terima kasih atas do'a kalian selama ini, kini aku sudah bahagia kembali bu,dan aku kini sudah percaya diri lagi ayah..."
••