Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 11 Mark, Seriously?

Bab 11 Mark, Seriously?

Nampak terlihat seorang lelaki yang sedang bermain dengan anjing peliharaannya, wajahnya terlihat sangat sumringah dan senang ketika melihat anjingnya menggonggong dan mengibas ibaskan ekornya

"Haha kau sangat lucu.." pria iu tertawa sambil menggelitik anjing berwarna hitam dan cokelat tersebut

"Sayang..." suara seorang wanita yang nadanya terdengar lembut membuat lelaki tersebut berhenti bermain dengan anjingnya dan menoleh ke asal suara tersebut yang nampaknya berada di sebelahnya

"Iya bu?" tanya lelaki itu halus dan lembut tak kalah dengan ibunya, anjing peliharaannya menghampiri wanita parubaya itu

Wanita parubaya itu menggendong anjing pelaharaan milik anaknya. "Kau tahu pusat perusahaan ayahmu di pindahkan ke Amerika kan?" tanya ibunya itu sambil mengusap bulu anjing itu

Lelaki itu mengangguk. "Ada apa bu? Katakan saja aku tidak akan marah kok." ucap lelaki itu tersenyum.

"Lusa kita akan pindah ke Amerika, apa kau mau ikut?" tanya ibunya itu yang membuat mata anak lelaki itu berbinar

"Tentu saja! Asalkan ibu ikut akupun ikut juga bu..." jawab anak itu sopan dan lembut membuat wanita yang ada di sampingnya tersenyum dan mengacak rambut anaknya.

•••

Empat hari setelah demam tinggi Alice Akhirnya Alice sembuh dan mulai kembali bersekolah,selama di kelas Mark selalu mengawasinya dan menatap tajam ketika ada seorang temannya yang hendak membully Alice tapi satu hal yang perlu kalian ingat, hingga saat ini Mark tidak mampu dan tidak berani meminta maaf langsung kepada Alice mengenai insiden di kolam renang itu, sungguh Mark payah dalam hal ini ia lebih memilih membuat robot atau mengisi soal olimpiade Fisika daripada harus meminta maaf kepada Alice, ahh betapa pecundangnya laki laki ini

Mark melirik ke arloji miliknya, hanya beberapa menit lagi bel terakhir akan berbunyi ia harus mengajak Alice lebih dahulu untuk menghindari Marel yang pasti akan mengajak pulang lebih dulu Alice

Alice yang tengah sibuk mencurat coret buku tebalnya tersentak ketika melihat Mark tengah memperhatikan dirinya dari arah samping yang memang saat itu entah kerasukan apa Mark tiba tiba pindah tempat duduk menjadi di samping Alice. "Apa kau sakit?" tanya Alice yang membuat Mark mengutuk dirinya di dalam hati

Mark mendehem dan berusaha mengendalikan egonya. "Pulang sekolah,apa kau ingin pergi ke toko buku?" tanya Mark, sebelumnya Mark sudah search hal hal yang di sukai oleh gadis seperti Alice dan munculah toko buku, semoga saja Alice menyukainya

Alice nampak mengalihkan tatapannya dan memutar bola matanya bingung. "Sebenarnya aku ingin....." jawab Alice, mata Mark nampak berbinar

"Tapi aku tidak punya uang Mark, kalau kau ingin pergi silahkan saja." ucap Alice dan kembali membaca buku latihan soal kimia miliknya dan mulai mencorat coretnya lagi

"Pakai uangku saja!" ucap Mark tak mau kalah

"Tidak Mark, terima kasih, hutangku kepada keluargamu masih banyak." sela Alice yang masih sibuk berkutat dengan buku paketnya

"Kalau begitu...temani aku saja!" usul Mark, Alice tak menggubris omongan Mark ia masih sibuk mengotret soal kimia yang nampaknya sudah menjadi hobi baru bagi Alice

"Hei.." Mark merebut pensil dari lengan Alice dan menangkup wajahnya, sehingga tatapan mereka bertemu

Untung saja jam mata pelajaran sedang kosong di karenakan guru yang mengajar mereka sedang sakit sehingga di berikan tugas, jika tidak mana mungkin Mark yang dingin akan melakukan hal senekat ini

"Bagaimana?" tanya Mark dan mengangkat alisnya,nampaknya sisi jahil pria ini mulai bangkit perlahan

"Baik baik aku setuju." ucap Alice lantang yang sebenarnya ia sangat gugup, Damn! Ada apa dengan Mark? Biasanya ia akan memakinya habis habisan tapi sekarang dia malah?' sudahlah mungkin ini hanya mimpi',batin Alice dan setelah mendengar jawaban dari Alice Mark segera melepaskan tangkupannya dan tersenyum samar sangat samar bahkan Alice pun tidak bisa melihatnya.

•••

Sesuai dengan janji Alice, hari ini ia menemani Mark pergi ke toko buku dan menolak ajakan Marel untuk pulang bersamanya dan beralasan jika ia ada urusan sebentar, kini Mark dan Alice sudah berada di parkiran sekolah, Mark menggeser bola matanya pertanda Alice harus naik di atas motornya, Alice nampak sedikit ragu

"Cepatlah! Panas ini." pinta Mark, Alice hanya diam menahan ragunya

"Tapi Mark .... lebih baik jalan kaki." tolak Alice halus

"Kau mau jalan kaki? Yasudah jalan kaki sendiri saja! Aku tidak mau!" jawab Mark sarkastik

"Baiklah, jarak ke toko buku dan ke sekolah pun tak terlalu jauh..." gumam Alice dan mulai membalikan badan untuk berjalan kaki, Mark tengah mengenakan helm miliknya

"Biasanya Marel akan senang jika dia diajak berjalan kaki..." gumam Alice dan terdengar oleh Mark, Karena kata 'Marel' yang akhir akhir ini kata itu menjadi sensitif di telinga Mark

Alice mulai berjalan, Mark membuka helmnya dan turun dari motornya lalu ia berjalan menghampiri Alice dan menggandeng lengannya, memimpinnya berjalan

"Jalanmu lambat sekali!" ketus Mark yang semakin menggenggam erat lengan Alice, Alice hanya mengikuti mark yang berada satu langkah di depannya.

•••

Setelah 10 menit mereka berjalan, akhirnya Mark dan Alice sudah sampai di toko buku yang super besar, sebenarnya ketika waktu kecil Alice sering pergi ke sini bersama ibunya tapi setelah ibunya meninggal ia tidak pernah ke sini lagi, dan setelah bertemu Marel ia sering mengajak Alice untuk pergi ke toko buku dengannya membeli beberapa buku yang Alice sukai.

Mark masih menggenggam lengan Alice dan memasuki toko buku, bel gemerincing ketika Mark membuka pintu kaca toko buku tersebut dan semua orang memerhatikan mereka, Alice yang awalnya berada di samping Mark mulai melangkah mundur dan bersembunyi di belakang Mark, karena tatapan para pembeli buku menatap tajam Alice dan Alice pun dulu pernah di bully ketika ia pertama kali ke sini bersama Marel, namun Marel melindunginya dan membelanya. Beda lagi dengan Mark, jika Marel melindunginya ia khawatir jika Mark ikut membully nya

Mark yang mengetahui gestur tubuh Alice dan bersembunyi di belakangnya, ia menarik Alice supaya berada di sampingnya dan melepaskan genggamannya dan melirik Alice sekilas lalu mulai berjalan, Alice yang gemetar berusaha mengikuti langkah Mark yang lebar

"Beberapa hari yang lalu gadis itu bersama lelaki muda yang tampan, lalu hari ini ia juga sudah berganti pasangan lagi? Dasar jalang!" bisik seorang wanita yang sedang memilih buku

"Nak, jangan dekati dia ! dia itu wanita jalang!" seru ibunya kepada anak wanitanya yang tengah menghampiri Alice

"Jalang.....jalang....jalang....." ucapan itu terus terngiang di kepala Alice dan membuat hatinya teriris, kepalanya mulai sakit dan air matanya sudah tidak bisa di bendung, Mark terus berjalan tanpa memperhatikan Alice, jikalau Alice bersama Marel mungkin Marel tengah menenangkannya dan menghiburnya

Alice terus berjalan mengikuti Mark dengan langkahnya yang pelan, tiba tiba Mark berhenti lalu berbalik dan menggenggam tangan Alice. "Kau kemarin bersama sepupumu membeli buku apa di sini?" tanya Mark dengan suara keras

Alice tersentak dan mengangkat wajahnya, semua orang yang tengah menggunjing dirinya tiba tiba terdiam

"Nampaknya sepupumu membuat orang salah paham, tentu saja bagaimana tidak? Dia itu tampan dan sebaya denganmu jadi membuat orang orang iri dan membicarakanmu......" ketus Mark, sungguh Alice tidak mengerti akan hal ini, ia hanya menggangguk saja

"Kau tahu Alice? Orang orang yang membicarakanmu sesungguhnya mereka iri kepadamu dan mereka tidak mau mengakui status mereka yang rendah." tambah Mark membuat semua orang tadi yang membicarakan Alice terdiam dan nampaknya merasa takut akan aura yang di keluarkan oleh Mark

"Sudahlah mari kita pulang saja Alice, aku akan membeli semua buku di sini dan aku akan menyuruh orang untuk mengatarnya ke rumah." ucap Mark dan menarik lengan Alice menuju ke luar, padahal ia baru saja memasuki toko buku itu dan baru setengah jalan memasuki rak rak buku yang menjulang

"Aku muak mendengar ocehan orang yang tidak berfaedah." ketus Mark dengan langkah lebar lalu ia membuka pintu toko buku sebelum ia menyuruh seorang pria berbadan kekar untuk memasuki toko buku dan memberikan salah satu kartu kredit miliknya

"Sekarang mereka tidak akan mengganggumu lagi Alice..." ucap Mark dengan suara lembut, Alice terkejut, lalu ia menatap bahu dan punggung Mark yang satu langkah lebih dulu dari nya, bahu itu nampak kokoh dan itu membuat alice nyaman, sungguh pria ini telah berubah Alice tersenyum senang melihat diri Mark yang sekarang ini

Bahu yang lebar dan punggung yang menjulang tinggi itu mampu membuat Alice merasa nyaman, apalagi gandengan tangan Mark yang menggenggam lengan Alice membuat Alice merasa aman seolah olah Mark sudah memberikan rasa aman secara tidak langsung bagi Alice, dan di balik itu Mark tengah tersenyum menahan malu dengan muka yang bersemu merah karena ini pertama kalinya ia menggandeng lengan seorang gadis di tempat umum.

•••

Terkadang setiap orang mempunyai cara berbeda untuk mencintai pasangannya, terlihat cuek namun sebenarnya sangat perhatian, terlihat membenci namun sebenarnya sangat mencinta, begitupun dengan pasangan lainnya, maka jika di antara kalian yang mempunyai pasangan yang selalu menyatakan isi hatinya secara berterus terang, maka patutlah bersyukur atas pasangan kalian.

•••

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel