Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 9 - Sempurna

"H A P P Y  R E A D I N G "

Farrel menepikan mobilnya didepan rumah elegan nan mewah dan masih terduduk di kursi kemudi. Cowok itu menarik nafas kemudian membuangnya perlahan. Pertama kali menjemput seorang gadis lalu meminta izin kepada orang tuanya. Mana ada cowok berandal yang biasa kerjaannya gelut, malak, main basket, main cewek, tidak memikirkan hal kedepannya mengajak anak orang ke pesta apalagi malam hari.

Heum, Farrel memberanikan diri dan harus Gantleman didepan Rachel. Karna ialah yang memaksa gadis itu untuk pergi bersamanya. Cowok itu keluar, lalu melangkah penuh kegugupan yang sama tidak ia tunjukkan. Dalam hatinya ramai menyemangati Farrel, percaya diri, percaya diri, percaya diri.

Farrel berdiri tegap menghadap pintu berwarna coklat dan tangan yang akan mengetuk pintu tersebut.

Ceklek, tangan Farrel melayang tertahan di udara. Karena pintu yang akan ia ketuk tiba-tiba terbuka lebar. Ternampaklah sosok gadis cantik dan menawan memakai dress berwarna abu-abu dan memakai riasan dikepala ditambah make up natural yang membuat wajah Rachel terlihat semakin cantik. Bola mata cowok itu terbuka sempurna memandangi penampilan Rachel malam ini. Perfect! Itulah yang ia bisa katakan dalam batinnya.

Mulutnya terkicep kaku tak mampu membukanya sekarang. Demi memuaskan tatapannya kepada sosok gadis yang ada dihadapannya. Farrel gila, gila dengan apa yang ia lakukan sekarang. Jika gadis selain Rachel, mungkin gadis itu akan pingsan karena ditatap oleh Farrel dengan tatapan menikmati kecantikannya.

"Hei, jadi pergi?" Rachel membuyarkan tatapan Farrel dengan terpelongonya dia, sampai cowok itu salah tingkah dengan buru-buru tangan yang melayang tadi langsung ia masukkan kedalam saku celana.

"Iya, tadi kamu bilang aku harus izin dulu sama orang tua kamu. Kenapa langsung berangkat?" ujar Farrel, wajahnya kembali normal seperti biasa. Tatapan tajam dan wajah tanpa ekspresinya. Namun, itu terlihat tengil dan menyebalkan sekali bagi Rachel.

"Papa belum pulang, ada sepupu aku tadi biarin ajalah. Kita berangkat aja."

"Ouh, iya udah."

Farrel tidak ingin tahu tentang Rachel, tentang satu sosok yang belum gadis itu sebutkan. Mama, soal mama. Farrel mencoba tidak ingin tahu tentang hidup Rachel untuk sekarang. Padahal ia penasaran, dasar Farrel sok jutek! Padahal peduli.

Farrel membuka pintu mobil untuk Rachel, kemudian ia menutupnya. Sebelum menutup sekilas menatap wajah cantik itu, Farrel mengukir senyum tipis. Lalu menikmati angin yang menerpa tubuhnya, malam ini akan menjadi kenangan pertama untuknya. Bersama gadis yang sebenarnya ia suka tapi apa mungkin Rachel merasakan itu juga?

Setelah masuk lalu duduk dikursi kemudi, kemudian menyalakan mesin. Tak lupa Farrel memutar lagu kesukaannya. Cowok itu menyetir dengan tenang, kecepatannya pun normal. Karena ingin tahu apa yang dilakukan Rachel sekarang. Mata ekornya mendapati Rachel yang sedang memainkan ponsel. Sepertinya gadis itu menghilangkan gugup atau hanya alibi agar tidak diajak bicara oleh Farrel?

"Sibuk banget." cetus Farrel sembari matanya fokus menyetir kedepan.

Rachel menghentikan tangannya yang tengah mengetik pesan kemudian ia kirimkan sebelum memasukkan ponselnya kedalam tas kecil. Gadis itu sebenarnya menghilangkan gugup agar tidak begitu canggung. Rasa takut dan was-was itu pasti ada dibenak Rachel jika bersama Farrel. Cowok yang dikenal nakal dan fucek sekali.

Tapi, kenapa Rachel merasa sesuatu kepada cowok ini. Jujur saja, Rachel terpukau dengan penampilan Farrel malam ini. Makin ganteng, keren, rapi, bahkan Rachel tidak percaya kalau Farrel adalah cowok paling ditakuti di SMA 69. Ssst,

Andaikan, saja kau mau mengerti.

Tentang perasaanku selama ini.

Yang tak menginginkan kamu

Terus merasa.

Tiba-tiba Farrel langsung mematikan putaran lagu kedua. Entah apa yang salah dari lagu itu, sampai ia harus mematikannya. Matanya menatap kearah Rachel yang juga sedang menatapnya dengan tatapan terpelongo. Imut, Farrel menahan mesem sampai bibirnya terkedut. Pemadangan ini membuatnya gemas, jangan goyah Farrel, jangan!

Keknya udah goyah duluan deh.

Farrel kembali fokus menyetir, sebentar lagi acara pesta akan dimulai. Padahal tadi mereka berangkat sudah sangat cepat, tapi kenapa menjadi lama diperjalanan. Demi apa, seperti di drama-drama korea.

Drrt..drtt..

Dering ponsel Rachel membuat keduanya tersentak kaget. Buru-buru Rachel mengangkat panggilan tersebut. Salah satu sahabatnya menghubungi Rachel, menanyakan dimana Rachel sekarang dan kapan akan sampai. Karna sebentar lagi acara akan dimulai.

Rachel menjawab seadanya, kemudian melirik kearah Farrel yang semakin fokus menyetir. Laju mobil yang tadinya lamban sekarang berubah kebut tanpa ampun. Pasti cowok itu mendengarnya, setelah memutuskan panggilan. Rachel mendapat pesan dari Reyhan, karena saat Rachel akan pergi tadi. Reyhan sedang tidur pulas dikamarnya. Oh iya, Reyhan memang tidak tinggal bersama keluarga Ravindra tapi akan sering sekali menginap disana. Untuk menjaga Rachel karena papa Rachel sering sekali pulang malam. Perusahaan Ravindra ada dimana-mana bahkan sangat sibuk keluar negeri sana sini. Aduh, sultan.

19:15.

Rey

Kamu kemana rara?

19:16

Rachel

Keluar sebentar, ada acara dirumahnya temen.

19.16

Rey

Kenapa nggak bangunin aku, biar aku yang nganter kamu!

19.17

Rachel

Kamu aja molor, udahlah aku juga dijemput sama temen. Dahbye!

Rachel mematikan ponselnya, pasti Reyhan akan menelfonnya itu akan sangat mengganggu. Gadis itu berdecak, sampai tidak sadar kalau mobil sudah tidak lagi melaju. Seketika sadar, gadis itu menatap Farrel yang sedang menyandarkan punggung ke kursi kemudi itu. Wajah cowok itu seperti kesal, alisnya menyatu tatapannya pun seperti ingin memangsa.

Rachel mencoba memberanikan diri untuk memanggil Farrel, saat cowok itu menoleh. Sorot kedua netranya menatap tajam seolah ada kesalahan didiri gadis ini. Rachel seketika menunduk pelan, takut. Kenapa cowok itu menatapnya seperti itu. His, Rachel bingung sendiri.

Perasaannya yang entah apa ini, Farrel mengikis jarak antara wajah mereka. Kemudian meraih tengku gadis itu mendekatkan bibir lalu dibiarkan menyatu. Farrel melihat kedua mata sipit yang terpejam sempurna. Farrel tidak bisa menahannya lagi, bibirnya mulai melumat hingga menjadi ciuman dalam. Membiarkan gadis itu merasakan detakkan kasar dan decapan kasar berubah menjadi lumatan lembut.

Lenguhan Rachel menyadarkannya bahwa sudah waktunya untuk melepaskan tautan itu. Jangan berbuat lebih sekarang, tapi apa bisa Farrel mengontrolnya? Bahkan ia sudah melakukan hal lebih dari ini. Mhow?

Hanya otak diatas rata-rata yang mengerti!

****

"Rara, uh cantik banget manusia ini." puji Stella sedangkan teman-temannya terpelongo saat memandang penampilan Rachel malam ini. Sempurna sekali, tak lupa mata mereka juga memicing kearah cowok ganteng tanpa ekspressi di samping Rachel. Cocok! tapi sayang, Farrel irit senyum alias ya pelit.

"Makasih, oh iya kesana yuk. Lebih enak deh, hehe kadonya juga mau aku kasih ke Derry." ujar Rachel,

"Em, oke. Acaranya dekat kolam banyak banget  tamu undangannya. Berapa kali aku liat cogan, ya ampun mata ku langsung bersih." celoteh Iren, membuat Stella memutarkan bola matanya jengah plus malas sekali dengan sikap konyol Iren yang sudah melekat didalam diri gadis itu.

"Berisik," Farrel berdecak, kemudian melangkah pergi meninggalkan kerumuman gadis-gadis yang tak lain adalah teman-teman Rachel.

"Eh, aku ngakak tau pas kamu kirim pesan ke grup. Kalau kamu sebenarnya takut diajak pergi sama Farrel. Haha." ledek Stella memelankan suara seraya menutup mulutnya agar tawanya tidak terdengar yang lain.

"Terus takut dibawa kesemak-semak haha," timpal Iren, "Masa iya, disemak-semak kan Farrel cowok tajir! Wkwk."

"Ih, kalian aku malu tau."

"Ya nggak mungkin juga sih Farrel kayak gitu sama kamu, nyatanya sekarang dia bener-bener dateng sampe kesini." ujar Stella, jujur saja ia sangat kagum dengan Farrel, karena sudah menjaga Rachel. Semoga saja akan tetap seperti ini kedepannya. Jika diingat kembali, Farrel banyak musuh disekolah maupun di luar sekolah. Cowok itu berbahaya, bakat gelutnya memang lumayan. Apa dia bisa melindungi Rachel nantinya?

To be countinue.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel