Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 - Sakit

Happy Reading

Stella dan iren mencari dimana keberadaan Rachel, bel sudah berbunyi setengah jam yang lalu dan Rachel belum muncul juga. Stella khawatir ia melirik ke rombongan Derry,Gavin dan Zulki. Tidak ada Farrel, apa mungkin mereka berdua bolos bersama? Stella tak yakin jika Rachel mau bolos sama cowok nakal itu.

Tiba-tiba Stella mendengar dari salah satu murid bahwa ada seseorang yang dikurung digudang. Stella yakin, itu pasti Rachel. Stella menelurusi tempat gudang, ada satu gudang didekat toilet. Iren meminta kunci cadangan diruang kantor. Tapi kunci itu sudah diminta oleh disalah satu murid 5 menit yang lalu.

Siapa? Pikir iren.

Ketika Stella berlari kecil menuju gudang, mereka mendapati Farrel tengah membopong seseorang. Ternyata itu adalah Rachel, Stella membungkam mulutnya sendiri. Ia terkejut, kenapa Farrel bisa tahu Rachel di kurung dalam gudang. Farrel menuju UKS, ia menemukan Rachel sudah pingsan dan hidung mengeluarkan darah. Ini kedua kalinya Farrel membawa Rachel ke UKS. Dengan kondisi yang sama, Farrel penasaran sakit apa gadis ini?

"Rachel kenapa?" tanya Stella, baru saja muncul dari ruang Uks.

"Nggak tau, pas aku mau bersihin gudang, aku liat dia udah pingsan." jawab Farrel, wajahnya tak menunjukkan rasa cemas. Namun, Stella curiga. Kenapa Farrel begitu peduli dengan Rachel.

"Oh gitu, aku tadi dapet kabar aja dari anak ips. Makasih ya rel." ucap Stella.

Farrel menatap tanpa ekspresi kedua gadis didepannya. Tangan yang biasa ia masukkan kedalam saku celana, sudah menjadi khas gaya cowok itu. Kelakuan nakalnya, tidak membuang gayanya yang super keren. Farrel langsung pergi meninggalkan mereka, tanpa mengatakan sepatah katapun lagi.

"Itu beneran Farrel? Biasanya,itu cowok paling cuek dan nggak peduli sama apapun." 

"Ya mungkin dia kasian kali sama Rachel. Kebetulankan Farrel disana,"kilah Stella sembari menghampiri Rachel dan duduk dengan nyaman. Menunggu teman-nya sadar, Stella membersihkan noda darah yang ada diseragam Rachel.

Beberapa menit selesai membersihkannya, Stella dan iren memilih untuk mengerjakan tugas di UKS saja. Sembari menunggu Rachel sadar. 

"Aku dimana ini?" lirih Rachel sembari memegangi kepalanya yang terasa berat. Gadis itu sudah sadar kembali, Stella memberikan air putih untuk Rachel minum.

"Aku pingsan lagi, sekarang di Uks. Sekarang minum dulu," Jawab Stella,

"Emhh, pasti udah masuk kelas ya. Maaffin aku ya." ucap Rachel merasa tak enak dengan Stella dan iren. Melihat kedua temannya mengerjakan tugas di Uks, hanya karna menunggu sadar.

"Sudahlah nggakpapa kok, sekarang gimana kepala kamu masih sakit? " tanya Stella.

"Udah enggak kok, aku nggakpapa sekarang!dusta Rachel padahal kepalanya terasa sangat berat.

Ditengah perbincangan mereka, Tiba-tiba Farrel muncul kembali membawa sesuatu ditangannya. Farrel menatap sekilas kearah Rachel. Kemudian menyuruh Stella dan Iren keluar. "Kalian dipanggil, buat presentasi. Biar gue yang jagain Rachel." ujar Farrel dengan tatapan tanpa ekspresi ke arah mereka.

"Serius? Bukanny--." Iren terhenti berucap,  ketika mendapat kedipan mata dari Farrel.

"Ya udah iya."

"Hel kamu nggak papa kalau kita tinggal? " tanya Iren, mendapat colekkan dari Stella.

"Udah kalian ke kelas aja. Nanti aku nyusul." ucap Rachel, menutupi rasa takutnya dan gelisah. Bagaimana tidak, Farrel cowok yang selalu membuatnya takut. Sekarang meminta kedua temannya keluar, apa sih keinginan Farrel sebenarnya.

Rachel menelan salivanya susah payah ketika Farrel duduk disampingnya. Dengan wajah tanpa ekspressi menatap ke arahnya. Rachel menunduk satu tangannya meremas kuat rok abu-abunya. Merasakan gugup dan takut, ia berdoa dalam hati. Semoga Farrel tak melakukan hal seperti kemarin.

"Kenapa gugup?" tanya Farrel, sontak gadis itu mendongakkan kepala menatap kearah Farrel.

"En..nggak kok." jawab Rachel, menjawab saja bibirnya bergetar.

"Kamu sakit apa? Selemah itu kah cuma dikurung sebentar digudang udah pingsan aja." celetuk Farrel, sembari mengobati tangan Rachel yang luka sedikit terkena lingiran Loker.

Kenapa Farrel menanyakan itu, dan kenapa bisa tahu kalau ia dikurung? Pikir Rachel. Siapa yang membawanya kesini? Atau itu Farrel? Rachel kehabisan kata-kata. Pikirannya terhadap Farrel membuatnya semakin pusing. Ditambah dengan kelakuan lembut cowok itu saat mengobati tangannya.

Entahlah,

"Hei? Jawab!"

"Ah, bukan apa-apa kok. Kita kembali ke kelas. " jawab Rachel sembari beranjak dari tempatnya.

"Jangan sok kuat, mending kamu istirahat dulu!  Dan jawab pertanyaan aku!" ucap Farrel.

"Aku nggakpapa Farrel!" Rachel langsung beranjak dengan cepat Farrel menahan lengan Rachel, semakin lama tatapan itu turun ke arah bibir. Tatapan itu membuat Jantung Rachel benar-benar tak bisa berdetak normal.   Farrel merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Apa itu?

To be continued..

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel