Bab 5 - Cie
" H A P P Y R E A D I N G "
Rachel memasuki salah satu toko sepatu brandid, mencari kado untuk Derry. Harus brand dan mahal. Tidak masalah baginya, Sultan dong. Farrel juga sepakat untuk mencari sepatu. Ala-ala korea gitu. Mereka berdua tidak banyak bicara dan sejak tadi Rachel dan Farrel jadi pusat perhatian, kedengarannya sih seperti ini.
"Cocok banget mereka."
"Iya ganteng banget cowoknya, ceweknya juga cantik."
"Aduuhh ganteng banget sih."
"Cool banget, njir."
Ya begitulah kira-kira.
Farrel tak memperdulikan, bahkan para pembeli di toko sepatu tak lepas memandang ke arah mereka. Sorot matanya tertarik kebawah ketika merasakan punggung tangan mereka tiba-tiba bersentuhan. Farrel mengukir senyum tipis, lalu memandang Rachel yang sibuk memilih sepatu.
Setelah 1 jam berbelanja akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Farrel melajukan mobilnya, melihat Rachel yang sedikit gelisah seraya memegangi perut. Gadis itu mungkin lapar tapi tidak mau bilang kepada Farrel. Namun tanpa Rachel duga, Farrel mengurungkan niatnya untuk pulang dulu. Pemuda itu, menuju ke sebuah Restaurant.
"Huffh, laper banget." Batin Rachel
Mereka sampai di salah satu Restaurant, "Ayo," Ajak Farrel, menatap kearah Rachel dengan tatapan ekspressinya.
"Em, ya." Rachel menjawab dengan mengangguk pelan, ternyata Farrel begitu peka.
Ketika masuk kedalam Restaurant, ada beberapa gadis yang terkejut dengan kedatangan Farrel. Terpukau dengan ketampanan cowok itu, beruntung sekali gadis yang bersama Farrel. Terlihat seperti sepasang kekasih.
"Kamu mau pesan apa?" tanya Farrel setelah duduk dimeja tengah, kemudian menyuruh Rachel untuk membaca menu tersebut.
"Samain aja." singkat Rachel sembari menutup daftar menu makanan. Sebenarnya Rachel sangat gugup, kali pertamanya ia makan di Restaurant bersama seorang pria. Beruntung sekali Farrel menjadi orang pertama yang masuk kedalam kehidupan Rachel. Semoga ini hanya sebuah pertemuan pertemanan. Rachel tidak mau menyakiti perasaan siapapun karna hidupnya sudah tidak lama lagi. Jika ini hanya sebuah kedekatan biasa, Rachel terima.
****
Setelah sampai dirumah, Rachel hanya mengucapkan terimakasih. Tidak menyuruh mampir atau sejenisnya. Rachel langsung masuk dan berlari menuju kamarnya. Ia bisa bernafas sedikit lega, benarkan, Farrel tidak akan melepaskan dirinya begitu saja. Kesal, takut, kembali menyelimuti Rachel. Siapa yang akan melindunginya sekarang?
Rachel merentangkan tangannya diranjang, otaknya masih kepikiran dengan Farrel. Bingung dengan sikap Farrel yang berubah-ubah padanya. "Huftt." Gadis itu berdengus resah, Akhirnya Rachel terlelap dalam tidurnya, gadis itu memang takut dan merasa terancam dengan Farrel. Tapi ia bersyukur sudah mendapatkan teman sebaik, Iren, Stella, Lily dan Siska.
Drtt.. Drrt..Ponsel Rachel bergetar, ketika mendapatkan ponselnya, terlihat nama kontak dilayar. Ternyata dari sepupu Rachel, ia pun mengangkatnya "Ada apa, tumben malem-malem nelfon?" tanya gadis itu, ada senyuman bahagia disana.
"Btw, dari kapan kamu sampe di Jakarta?"
"Baru juga 5 hari,"
"Kamu nggak ngabarin aku gitu? demi apa sepupu durhaka!"
"Haha, belum sempet, ya udah besok pulang sekolah kamu jemput aku, gimana?"
"Kamu sekolah di SMA 69, ya? "
"Iya, kenapa weh?
"Nggakpapa, kenapa nggak sekolah di SMA 52, biar aku bisa jagain kamu!"
"Aku nurut apa kata papa, Rey."
"Iya, kalau kamu dijahatin sama orang disana, telfon aku."
"Masih sama aja kayak dulu, jangan bilang kamu anggota gangster? Demi apa, aku nggak suka Rey!"
"Mana ada," elak Reyhan.
Cowok itu adalah sepupu Rachel, mereka memiliki umur yang sama. Dari kecil Reyhan selalu menjaga Rachel tapi semenjak gadis itu pindah ke korea. Reyhan merasa sendiri tidak memiliki teman. Bahkan sempat menjadi korban bullyng disekolah. Setelah berbincang cukup lama, akhirnya Rachel memutuskan untuk tidur kembali. Besok sekolah lagi, menghadapi cowok dingin, aneh, bersikap tidak jelas kepadanya.
*
Farrel tengah menatap langit-langit kamarnya, cowok itu ingin menekan nomor yang sejak tadi ia tatap dilayar ponsel. Entah mengapa pikirannya selalu kepada Rachel, baru saja akan menelfon. Ponsel satunya berdering Farrel benar-benar malas ketika melihat nama kontak itu. Siapalagi kalau bukan gadis yang selalu mengejar-ngejar Farrel.
Pemuda itu lebih memilih untuk tidur saja, tidak menghiraukan deringan ponsel. Farrel memang memiliki banyak pacar, bergonta-ganti setiap hari. Namun, tak ada perasaan cinta atau pun peduli. Ia hanya ingin bersenang-senang, tapi sayang jiwa tidak pedulinya, justru menyakiti perasaan orang lain.
"Argh, harus banget aku banting nih hp,"
"Kamh, bisa nggak berhenti nelfon aku! Stop, aku muak sama kamu!"
Demi apa, Farrel mengatakan hal itu? Tetap saja para gadis menyukainya. Cowok terpopuler pintar, kaya, tajir, makanya banyak sekali siswi-siswi ingin bersekolah disana. Banyak juga murid baru seperti Rachel, tapi mereka tidak seberuntung Rachel bisa sekelas dengan Farrel.
Heum.
****
Ketika Rachel sedang menaruh sebuah novel di loker miliknya. Tiba-tiba ada tiga gadis menghampirinya. Rachel kira mereka akan mengajaknya berteman atau berkenalan. Saat membalikkan badannya, Rachel didorong hingga kepalanya terbentur loker. Rachel meringis kesakitan. Tatapan ketiga gadis itu sangatlah sinis dan tidak menyukai Rachel. Rachel yang tidak mampu melawan mereka memilih untuk pergi, tapi ketiganya menahan ransel dan menjatuhkan rachel ke lantai.
"Kamu anak baru itu kan? " sinis Meyra,
"I..ya aku anak baru." jawab Rachel, gadis itu menunduk menatap ke arah rok abu-abunya.
"Aku pacarnya Farrel, kamu jangan sok cantik disini!" ujar Meyra.
"Kasih pelajaran aja, biar kapok!" sahut Reni teman Meyra berkulit coklat menatap sengit ke arah Rachel.
"Bawa dia!" suruh Meyra, kedua gadis itu membawa paksa Rachel ke tempat gudang kosong dan mengunci gadis itu didalam. Rachel sempat memberontak dan pipinya ditonjok oleh Meyra. Sampai sudut bibirnya terluka. Rachel lemah, tidak mampu melawan orang-orang yang menjahatinya.
"Hikss, hikss. Keluarin aku dari sini!"isak Rachel, tak ada yang menolongnya. Semua murid hanya diam, mereka tidak bisa membantu Rachel. Karena, Meyra badgirl disekolah ini. Apalagi sekarang dekat dengan Farrel, siswa lain lebih memilih untuk melindungi diri. Daripada mencari mati.
"Haha, makanya jangan nyari masalah sama aku. Farrel cuma hanya milik aku!! " ujar Meyra lalu pergi meninggalkan gudang.
Rachel menangis kenapa mereka tega mengurungnya disini. Hanya karna Farrel mereka menjadi sejahat ini padanya. Ketika Rachel terlalu banyak menangis, hidungnya kembali mengeluarkan darah. Rachel mengambil tisyu didalam ranselnya, Ohiya rachel membawa ponsel. Tapi siapa yang akan ia hubungi, nomor teman barunya saja Rachel tak punya. Rachel mengurungkan niatnya membuka ponsel, ia membersihkan darah yang keluar dari hidungnya.
To be continue