Bab 4 - Aneh.
" H A P P Y R E A D I N G "
Sudah waktunya istirahat, Rachel pergi ke perpustakaan bersama Stella, karena kedua temannya ke kantin. Diperjalanan mereka dicegat oleh siswi dan mengatakan bahwa Stella dipanggil oleh guru. Akhirnya Stella meninggalkan Rachel sendirian, menuju ke perpustakan Rachel was-was. Takutnya ia bertemu lagi dengan Farrel.
"Aduh, kaki ku." desis Rachel kakinya tersandung anak tangga yang akan ia naiki.
Saat ia berdiri, sosok yang baru saja dibatin olehnya, kini hadir. Rachel mundur was-was, takut, entahlah rasanya campur aduk. Farrel mendekat dan mencengkram tangan gadis itu. "Aw, lepasin Farrel!" Rachel mencoba memberontak, namun Farrel memperkuat cengkramannya.
"Diem gak, atau aku akan main kasar." ucap Farrel menatap tajam kearah Rachel, mencengkram begini saja sudah sangat kasar, apalagi yang lain. Rachel hanya berdesis, ia menahan cengkraman itu. Seketika tubuh Rachel juga menegang, ia mengikuti pergerakan Farrel menuju perpustakaan. Disana ada beberapa murid yang membaca buku, ketika Farrel masuk dan mengusir mereka semua.
"Keluar kalian, cepat!" Bentak Farrel.
"Loh kok, disuruh keluar."
Mereka bergegas pergi meninggalkan perpus, Farrel tersenyum smirk. Gadis ini berada dikekuasaannya. Tak peduli jika Rachel ketakutan, tangannya masih mencengkram kuat lengan gadis itu. "Farrel, aku minta maaf sama kamu, aku nggak sengaja nabrak kamu kemarin." ucap Rachel dengan kepala yang menunduk takut.
"Oh ya? Aku nggak peduli soal itu. Sekarang aku mau kamu nurutin apa kata aku!"
"Mau kamu apa sih? Ha?"Rachel sedikit membentak, ia mengumpulkan keberaniannya menatap ke arah Farrel.
"Aku mau kamu!" bentak Farrel.
Wajahnya semakin dekat, bibir yang akan menyatu. Namun, Rachel memalingkan wajahnya kesamping. Tak mau jika harus mengulang hal kemarin, Rachel malu. Apalagi Farrel bersikap yang entahlah seenaknya sendiri. Rachel mencoba memberontak lagi, mendorong sekuat mungkin dada cowok itu. Akhirnya Rachel lolos, ia berlari menuju pintu. Farrel tak kalah diam, tangannya kembali mencengkram lengan Rachel sangat kuat.
"Aw, lepas Farrel. Ini sakit, hiks-hiks." isak Rachel, cowok ini benar-benar kasar padanya.
"Kamu mau kemana ha? Aku fikir semudah itu lari dari aku ha?" ucap Farrel, dengan tatapan tajam.
Rachel terdiam, keringat dingin mengucur dari sela rambut poninya. Lengannya terasa sangat sakit. Kemudian, Farrel mulai mengelus pipi Rachel, menyingkirkan rambut yang menutup mata dan hidung. Perlakuannya begitu lembut, lalu tersenyum tipis. Namun, tanpa diduga Farrel membungkukkan kepalanya dan melumat bibir Rachel.
Lumatan seperti kemarin, lembut, hangat. Decapan menghiasi ruang perpustakaan. Rachel tak mampu menolak, ia juga terbawa suasana. Bibirnya membalas lumatan itu, mengimbangi. Meski tak selihay Farrel. Tangannya melingkar dileher cowok itu, begitu juga dengan Farrel tangannya memeluk pinggul Rachel.
Ketika ciuman itu pindah ke leher, Rachel merasakan hisapan yang kuat. Mungkin itu akan membekas kemerahan. Dengan cepat ia melepaskan tangannya yang melingkar dileher Farrel. Mencoba mendorong, namun Farrel semakin erat memeluknya.
"Stop Farrel!"sentak Rachel, "Pliss!" rengek Rachel.
Dud dug..jantung Rachel tak berdetak normal. Perasaan apa ini? Ah mungkin hanya ketakutan. Ketika tangan Farrel mulai nakal, Rachel membalakkan matanya. Jika dia akan diam saja, mungkin hal yang tak diinginkan terjadi.
"Farrel, aku udah nggak virgin. Apa kamu mau lakuin itu ke aku?" ucap Rachel.
Farrel terdiam, tangannya berhenti. Nafasnya berdengus kasar, karna otaknya di atas rata-rata. Farrel paham apa yang dikatakan gadis itu. Farrel menatapnya kecewa, entah mengapa perkataan itu membuat Farrel kesal.
"Aku udah pernah ngelakuin itu, sama mantan!" ucap Rachel penuh penekanan, ia menggertakan giginya.
"Oh ya? Ternyata kamu itu bukan wanita baik-baik hah, dasar jalang!" umpat Farrel, ia kesal kenapa gadis yang dia inginkan sudah tak virgin lagi.
Cih, Farrel geli dengan hal itu. Wajah cantik, polos, nyatanya sudah bolong.
"Terserah kamu mau bilang aku apa, sekarang lepasin aku!"
"Atau kamu cuma ingin aku lepasin aja. Terus kamu bilang begitu?" tanya Farrel, meragukan kejujuran Rachel.
"Aku jujur, dan aku juga pernah aborsi. " ucap Rachel, sebisa mungkin ia tidak gugup saat berbohong. Jujur saja, Rachel tidak suka jika Farrel terus-terussan mengusiknya seperti ini. Mungkin, dengan kebohongan yang ia buat sekarang membuat Farrel tak lagi mengusiknya. Mungkin saja ya,
Cih, tak virgin? Aborsi?
Firstkiss saja, diambil oleh Farrel. Kali pertamanya melakukan ciuman itu ya dengan Farrel. Gadis pintar!
Farrel nampak kecewa, bahkan melepaskan pelukannya dari tubuh gadis itu. Cowok langsung meninggalkan Rachel begitu saja. Masa bodoh, gadis ini bukan incarannya lagi. Ia pikir, Rachel gadis baik-baik, ternyata sama saja seperti mantan-mantannya. Yang tidak jelas itu.
****
Rachel mengambil buku-buku yang akan dia pelajari nanti, pintu yang tadinya tertutup kini terbuka lagi. Tiba-tiba Stella muncul."Hel, tadi lo kemana aja? Pas tadi gue kesini kok pintunya ketutup?" tanya Stella.
"Ah, tadi aku ke toilet. Hehe." Rachel berdusta, "Maafin gue stella." batin Rachel, sangat merasa bersalah dengan Stella. Kalau ia jujur, Pasti mereka akan marah kepada Farrel.
"Iya udah, kita balik ke kelas. Bentar lagi masuk nih."
"Iya udah ayok."
Mereka menuju kelas, langkah Rachel terhenti ketika melihat Farrel berduaan di loker bersama wanita lain. Rachel mencoba tidak terkejut, diam dan menunduk. Meski Farrel meliriknya, Rachel tak memandangnya. Melewati mereka dengan sedikit senyum dibibir menyapa murid yang lain.
Ramah, baik, sopan itulah Rachel. Banyak teman, namun sahabat? Ia tak punya. Karna penyakit yang ia derita, tak bisa memiliki sahabat dekat. Rachel sibuk dengan kesehatan dan kemoterapi nya dulu. Dan sekarang, disekolah baru ini Rachel bisa memiliki teman baik. Tapi, jika mengetahui penyakit Rachel yang sebenarnya apa mereka masih mau berteman dengannya? Heum, Rachel takut. Jika mereka akan meninggalkannya begitu saja.
Sesampainya dikelas, Rachel, Stella, Iren, Siska dan Lily mendapat undangan dari Derry. Acara ulang tahunnya Derry yang ke 18 tahun. Mereka sepakat besok malam akan datang bersama. Ketika Rachel sedang mengobrol dengan yang lain, Gavin diam-diam memotret gadis itu. Sepertinya Gavin juga terpikat dengan Rachel. Meski memiliki banyak pacar, Gavin masih saja kurang. Sama seperti Farrel FucekBoy kelas kakap, klop bet dah:v.
Sepulang sekolah Rachel menuju mobilnya diparkiran, hari ini memang Rachel di izinkan untuk membawa mobil sendiri. Lagi, lagi Rachel melihat Farrel membukakan pintu mobilnya untuk seorang gadis. Bukan gadis yang tadi, tapi beda lagi. Rachel tak peduli, yang penting sekarang ia sudah bebas dari kekuasaannya Farrel. Meski hatinya juga tak yakin, apakah Farrel melepaskannya begitu saja.
****
Ketika Rachel sudah sampai dirumah, ia melihat ada mobil yang terparkir. Mobil siapa pikirnya? Yaps ia mengenal mobil ini. Ketika Rachel masuk kedalam rumah ia mendapati Farrel sedang santai di sofa.Ha?? Kenapa dia bisa tahu rumahku. Rachel bergidik ngeri, takut lagi. Kenapa dengan Farrel? Huh.
"Kenapa diam? " tanya Farrel dengan senyuman yang meluluhkan.
"Kamu ngap..pain disi..ni? " Rachel gugup, benar-benar gugup, kenapa Farrel datang menemuinya.
"Aku nunggu kamu, besok acara ulang tahun nya Derry. Aku mau kamu dateng sama aku! "
"Nggak, aku nggak bisa."
"Kalo gitu, kita beli kado nya sekarang. " ajak Farrel. Kenapa dia bersikap selembut ini? Bukannya tadi ia sangat kecewa dengan kejujuran Rachel?.
Aneh.
To be continued. .