Bab 3- Dia lagi.
" H A P P Y R E A D I N G "
Triiiing!!!!!
Bunyi lonceng pertanda sudah waktunya masuk kelas. Semua murid masuk ke kelasnya masing-masing, ada yang berlari ada yang santuy. Ada juga yang sibuk dengan lari di lapangan berkali-kali putaran. Sejak tadi Rachel melamun, merasakan sakit lagi, ia mencoba menahan rasa sakit itu. Sampai teman-temannya bingung dengan sikap Rachel pagi ini.
"Rachel, kamu diem aja dari tadi. Kenapa? " tanya iren, sejak tadi Rachel hanya melamun dengan tangan yang memegang novel. Namun, tak ia baca.
"Hel? " Panggil iren, sembari mencubit lengan Rachel. Akhirnya gadis itu sadar dari lamunannya.
"Em, ada apa ren? kenapa?" tanya Rachel, keempat temannya menatap aneh. Kenapa dengan Rachel?
"Kamu yang kenapa, kok ngelamun? " Tanya Lily.
"Ooh, aku baca novel kok." jawab Rachel dengan Pd dan logatnya. Tapi nyatanya novel itu terbalik.
"Hilih, ya kali kamu baca nya kebalik gitu."
"Cerita ke kita, hel. Nggak maksa juga sih. Tapi ya harus cerita. Kita siap kok dengerin curhatan kamu."
"Iren, kamu itu sama aja maksa." ucap Stella sembari menyenggol lengan Iren.
"Ya nggakpapa daripada kamu pendem sendiri. Ntar jadi penyakit loh." ucap iren.
Hati Rachel tersentuh, apa iya dia mempunyai penyakit karna kebanyakan memendam sendiri. Semua yang dirasakannya, semua yang ia alami ia pendam sendiri. Jadi memiliki penyakit? Apa benar kata iren? Pikirnya.
"Hel?? Tuhkan."
"Aku nggakpapa." Rachel belum selesai bicara, hidungnya mengeluarkan darah segar. kemudian gadis itu tiba-tiba pingsan. Teman-temannya cemas, khawatir dengan keadaan Rachel sekarang.
"Chell hell??" Semua panik, mereka mencoba menggoyang-goyangkan tubuh Rachel.
"Ayo, bawa ke Uks." Karena Farrel baru saja datang, ia menghampiri segrombolan cewek dan menyuruh mereka minggir. "Minggir, minggir!" ia terkejut melihat Rachel pingsan, dengan hidung yang mengeluarkan darah.
"Bantu dia, please."
Tak menunggu lama Farrel membopong tubuh Rachel ke Uks, banyak murid yang tercengang sembari menutup mulutnya. Baper, itulah yang dirasakan. Rachel anak Baru, kali pertamanya Farrel membopong seorang Gadis. Biasanya kalau ada orang pingsan atau perlu bantuan Farrel cuek dan tidak peduli. Kenapa dengan Rachel begini?
"Aaa farrel, gemeshhh."
"Aaahh fucekboy, bikin baper."
"Gak nyangka,"
"Ha?? Farrel bawa siapa sih? "
"Anjriitttt gercep juga si Farrel."
"Waw, bakal ada berita bagus nih."
"Badboy kelas kakap, mantul dah."
"Anak baru gerceppp nempel."
"Jadi pengen."
"Gak bisa nih, kalah kita."
"Apa daya aku kentang, cuk."
"Kasih pelajaran aja itu cewek, enak aja godain Farrel."
Begitulah kira-kira cibiran mereka semua yang melihat, tak hanya murid. Para Guru pun heran, kesambet apa si Farrel. Selama ini yang mereka lihat adalah Keonaran Farrel, membuat mereka resah. Tapi kali ini waw. Apa artinya sih Gadis itu bagi Farrel?
Cih, Rachel dalam masalah besar.
"Aku harap, Rachel gakpp."
"Iya bener, semoga aja."
"Huft Rachel."
****
Farrel merebahkan tubuh gadis itu ke nakar, bajunya ada sedikit noda darah. Dokter pun langsung memeriksa keadaan Rachel. Baru saja dua hari masuk sekolah, penyakit yang selama Rachel derita mengganggu lagi. Setelah Dokter selesai memeriksa, Stella datang. Ia menjenguk Rachel setelah meminta izin kepada Bu tiffany.
"Farrel, gimana keadaan Rachel?" Stella bertanya,
"Kata dokter cuma lelah aja," jawabnya singkat,
"Oh gitu, kamu balik aja ke kelas. Biar aku yang jagain Rachel disini." ujar Stella, "Dan terimakasih." sambungnya lagi.
Farrel hanya tersenyum tipis, lalu pergi meninggalkan Stella dan Rachel. Sebenarnya ia lah yang ingin menemani Rachel. Cih, siapa sih Gadis itu. Farrel benar-benar heran pada dirinya sendiri, rasa cemas itu tumbuh ketika melihat wajah pucat Rachel.
Ketika Farrel masuk kedalam kelas, ia mendengar cibiran-cibiran tentangnya. Most wanted? Yaps! Pantas dong mereka pada iri sama Rachel. Apalagi ini fucekboy ganteng, keren, tajir ye kan. Terpopuler di sekolah besar ini. Banyak yang ingin seperti Rachel, bahkan saat upacara mereka ingin baris di samping Farrel agar saat pingsan cowok itu menolongnya tapi semua itu hanya sia-sia, Farrel tidak sedikitpun bersikap untuk peduli.
"Kesambet ape kamu, Rel?" tanya Gavin
"Iya weh, gercep njir. Nggak biasanya kamu kayak gini?" timpal Zulki.
"Langkah kedua," Farrel tersenyum smirk.
Gavin, Derry, apalagi Zulki sangat paham dan mengerti apa yang akan kaptennya katakan barusan. Farrel tak peduli dengan pacar-pacar nya itu, ia selalu mengabaikan. Jika ingin, ambil satu dan memuaskan hasratnya. Demi apa, Farrel tampang ok, tapi kelakuannya sangatlah buruk!
****
Setengah jam berlalu, Rachel membuka matanya perlahan, disana gadis itu bingung. Melihat Stella duduk disampingnya sembari membaca buku. Karena tak tahu apa yang terjadi tadi, Rachel langsung bangun,"Stella, kok gue bisa disini ya, gue tadi, kenapa?" tanya Rachel.
"Kamu tadi pingsan, jadi kita bawa kesini?"jawab Stella.
"Aduh ngerepotin deh," ucap Rachel merasa tak enak hati dengan Stella, baru saja berteman, sudah merepotkan teman-temannya.
"Jangan gitu, kita teman Hel. Wajar saling bantu." ucap Stella sembari memberikan air minum untuk Rachel. "Tadi Farrel yang bawa lo kesini" sambungnya.
Baru saja Rachel meneguk air, langsung tersedak mendengar ucapan Stella."Uhuk-uhuk."
"Aduh, pelan-pelan Hel."
"Kamu nggak bo'ong?" tanya Rachel,
"Iya bener, dia gercep buat bopong kamu ke sini, sendirian pula."
Wajah Rachel semakin takut, bingung. Ada apa dengan perasaannya, pasti akan ada sesuatu yang terjadi. Rachel meremas rok abu-abunya sembari mengginggit-gigit bawah bibirnya. Kenapa Farrel melakukan ini, apa berusaha mengambil hati Rachel?
"Hel?, jangan ngelamun." ucap Stella, seraya mencolek lengan Rachel.
"Enggak kok, cuma aneh aja, sama dia."
"Dia berbuat macem-macem sama kamu?"
"Semalem itu ada yang nelfon aku, pas aku angkat, awalnya nggak ada suara. Pas 10 detik, dia bilang,'Hallo, sampai jumpa besok, tidur yang nyenyak Rachel'. Aku kaget bahkan itu suara mirip banget sama suaranya Farrel." ucap Rachel,
"What? Dapet darimana, nomer hp kamu?"
"Nggak tau, padahal kalian juga belum tau nomer aku kan?"
"Wahh, hati-hati Hel, Farrel bukan cowok baik-baik. Kamu harus tetap waspada."
"Aku cuma aneh aja sama dia, segitunya kah sama aku. Cuma karna nabrak dia pagi itu." Rachel bergerutu, ia bingung apa cuma karna kejadian di pagi itu. Farrel dendam pada dirinya, dan membuat Rachel tidak nyaman.
"Ya begitulah Farrel, suka banget nyari masalah. Nggak ada yang berani ngehalangi dia." ujar stella, "Bukan aku nakut-nakuttin kamu, tapi waspada aja. Jaga diri kamu, oke!" sambungnya lagi.
"Iya stella, makasih banget ya."
Setelah Rachel sudah agak siuman, ia kembali ke kelas mengikuti pelajaran. Tak ada keluhan, ketika melihat kearah Farrel. Pemuda itu tidak menatapnya, seakan tidak peduli dengan Rachel. Rachel sangat bingung dengan Farrel, maksud dan tujuan dia itu apa sih? Kenapa bersikap berubah-ubah.
To be continued. .