Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4. NEW FACTS

"Did you find anything new?" Lea mengalihkan topik pembicaraan karena sadar masalah pekerjaan bukanlah hal yang ingin dibicarakan oleh Leonard.

"Tidak banyak. Aku cuma menemukan fakta bahwa Bella pernah diikutkan les karate, tetapi hanya sebentar, kurang dari setahun. Setelah itu dia berhenti, entah karena apa alasannya. Selanjutnya Bella dimasukkan ke kursus-kursus seperti musik dan balet," balas Leonard.

Lea terdiam, berpikir sejenak. "Kenapa diikutkan kalau setelahnya berhenti?"

Leonard mengedikkan bahu. "Menurut aku sih tidak ada kaitannya. Mungkin orangtuanya memasukkan dia ke kursus beladiri supaya Bella punya dasar untuk menjaga diri.

Kesimpulan aku sih karena Bella bukan tipe perempuan yang bisa betah ikut kursus beladiri jadi dia memutuskan berhenti dan akhirnya ikut kursus-kursus yang lebih sesuai dengan kepribadiannya."

"Terlalu simpel," batin Lea. Nalurinya berkata ada alasan lain. Tidak semua orangtua senang memasukkan anak perempuan mereka, apalagi putri tunggalnya ke kursus beladiri.

Kebanyakan orangtua pasti akan memilihkan kursus-kursus yang sesuai dengan 'kodratnya'. Sedangkan untuk kursus yang extrem seperti beladiri hanyalah sebagai pilihan alternatif.

Sadar argumennya terlalu lemah untuk diperdebatkan, Lea memutuskan untuk mengiyakan perkataan sepupunya itu.

***

Lea dan Orion berkutat dengan buku-buku dan layar laptop yang selalu terbuka di salah satu meja perpustakaan. Sejak mereka mendapatkan jadwal konsul yang bersamaan waktu itu, mereka jadi lebih sering menghabiskan waktu bersama untuk mengerjakan proposal skripsi.

Orion yang sebelumnya harus mengulang proposalnya karena judul yang kurang pas menurut dosen pembimbingnya, kini sudah mendapatkan persetujuan untuk lanjut ke tahap berikutnya.

Sementara Lea yang sudah memasuki tahap akhir revisi bisa lanjut ke tahap seminar proposal—sempro. Hasil yang mereka peroleh itu selain karena kerja keras juga saling mendukung.

Entah sejak kapan, Lea dan Orion menjadi akrab dan hampir selalu terlihat berdua. Awalnya jelas karena mereka ingin mengerjakan proposal bersama. Kebetulan fokus permasalahan yang mereka ambil sama hanya sudut pandangnya saja yang berbeda.

Namun, lama kelamaan kebersamaan mereka tidak hanya berada di ruang perpustakaan, tetapi juga mulai merambah jalan berdua meski hanya sekedar makan di kafe.

Bella yang hampir seminggu terakhir tidak bertemu dengan Lea karena sibuk membagi waktu antara mengurus pesta ulang tahunnya yang tersisa seminggu lagi dan proposal skripsi, tanpa sengaja menemukan kedua temannya itu di perpustakaan ketika dirinya berencana mengerjakan revisi dari dosen pembimbingnya.

Awalnya Bella mengira salah orang, tetapi setelah memastikan, Bella tahu kedua orang yang tengah serius membaca buku di hadapannya itu memang Lea dan Orion.

Seketika senyum kecil mengembang di bibir tipis Bella. Ia ingin sekali menghampiri kedua temannya itu, tapi ia mengurungkan niatnya itu. Menurut Bella saat ini bukan waktu yang tepat untuk membuka kedekatan keduanya.

***

H-2 menjelang hari ulang tahun Bella, sang tokoh utama mengundang teman-temannya untuk berkumpul di kafe langganan mereka. Hari itu bertepatan pula dengan kepulangan Kaila dan Clarissa dari kerja magang mereka.

Lea berangkat bersama dengan Orion karena kebetulan mobil Lea sedang melakukan perawatan rutin. Kedatangan keduanya langsung disambut antusiasme Bella dan Mario yang sudah lebih dahulu tiba.

"Wow! Rupanya ada yang aku lewatkan. What happened, guys?"

Orion membalas pertanyaan Mario dengan tatapan sinis sembari langsung mengambil tempat di samping sahabatnya itu.

Bella yang tadi pagi sudah melihat kebersamaan mereka di perpustakaan memilih diam dan hanya mengirim kode-kode pada Lea.

Sedangkan Lea sendiri berpura-pura tidak melihat kode-kode Bella. Sebenarnya Lea sudah mengetahui keberadaan Bella saat di perpustakaan tadi pagi. Instingnya langsung bekerja begitu Bella memasang mata pada mereka.

Lea melihat Mario berniat menanyakan rasa penasarannya, tapi Kaila dan Clarissa keburu muncul di meja dan langsung membuat keributan.

"Bella! Lea! Ya ampun, aku kangen sekali sama kalian." Kaila menghambur memeluk Bella yang sudah terlebih dulu merentangkan tangan.

Sementara Clarissa yang lebih kalem hanya membalas pelukan Bella dan menepuk pundak Lea yang dengan cueknya menyeruput minuman pesanannya alih-alih menyambut kedua sahabatnya yang sudah 3 bulan berada di luar kota untuk magang.

"Lea!"

Teriakan Kaila yang tepat di telinga mengagetkan Lea yang masih asyik dengan minumannya. Akibatnya, Lea terbatuk-batuk tidak berhenti.

Lea melotot tajam pada sahabatnya itu masih dengan terbatuk-batuk. Sementara Kaila hanya bisa cengar-cengir. Sebelum Lea berpikir apa pun, segelas air mineral disodorkan oleh seseorang kepadanya. Ia mengangkat wajah dan melihat Orion tersenyum kepadanya.

"Thanks," ucap Lea singkat setelah meneguk air itu. Belum sempat Lea melanjutkan ucapannya, Orion sudah membukakan tisu basah yang telah tersedia di setiap meja kemudian menyodorkannya kepada Lea.

Orion melakukan semua itu secara reflek. Ia bahkan tidak menyadari sepasang mata indah yang terus memperhatikan tingkah lakunya kepada Lea. Mulai dari mereka tiba di kafe sampai ketika Orion memberikan perlakuan istimewa pada Lea. Sepasang mata indah itu adalah milik Bella.

Bella memang bukan ahli cinta yang bisa membaca setiap ekspresi cinta yang terpancar dari gerak-gerik seseorang. Pengalaman cintanya pun tidak sebanyak Kaila yang berkali-kali pacaran dengan alasan belum menemukan seseorang yang tepat.

Namun, Bella tidak 100% buta untuk mengetahui 2 insan di depannya itu sedang dalam tahap pendekatan.

Bukan hanya sekali ini Lea dekat dengan pria, tapi selama 4 tahun Bella mengenal Lea, belum ada yang berhasil singgah di hati gadis itu dan kini Bella melihat sepertinya Orion berhasil memenangkan hati Lea.

"Kamu kekasih Lea?" Kaila dengan santainya langsung bertanya tanpa basa-basi. Gadis itu sepertinya juga bisa melihat kedekatan antara Lea dan Orion bukan sekedar teman biasa.

Bella melihat mata Lea seketika melotot pada Kaila. Pertanyaan Kaila yang to the point baru saja membuat Lea dan Orion salah tingkah. Orion langsung mengambil gelasnya yang berisi air mineral dan pura-pura tidak mendengar pertanyaan Kaila.

Karena ini bukan waktu yang tepat untuk menghakimi, Bella menyikut lengan Kaila yang duduk di samping kanannya. Untungnya Kaila mengerti maksud Bella.

"Bagaimana persiapan ulang tahun kamu, Bel?" Kaila mengalihkan topik pembicaraan dan seolah-olah pertanyaannya baru saja tidak pernah terucap.

"Sudah beres kok. Besok dekorasinya mulai dipasang di halaman rumah dan lusa acara tinggal jalan," jawab Bella.

"Wah, kamu pasti kerepotan ya mengurus persiapan pesta ulang tahun kamu bersama si dekil ini." Kaila berkata sembari mendelik ke arah Lea.

"Kamu bisa bertanya pada si Bella tuh. Tujuh puluh lima persen dekorasi pestanya hasil pilihan siapa," balas Lea dengan angkuh.

"Really?" Kaila menatap Bella tak percaya yang langsung mendapat anggukan tanda mengiyakan. "Kamu yakin pilihan dia tepat, Bel?"

Lea langsung menonyor kepala sahabatnya itu. "Lebih baik kamu lihat saja sendiri, oke. Sekarang sebaiknya kamu segera memesan makanan deh. Aku lapar."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel