Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 - Boss Resek!

♥♥ o(╥﹏╥)o ♥♥

Satu jam kemudian, suara bel di apartementnya berbunyi. Senyum Dareel semakin melebar, hingga giginya yang putih dan rapi terlihat jelas. Lalu dia membuka kemejanya dan melempar kemeja itu kesembarang tempat. Dia sangat yakin itu Alona yang datang, dia ingin pamer tubuhnya yang atletis dan juga berotot kepada Alona. Dareel sangat yakin Alona akan tertarik kepadanya, jika wanita itu melihat tubuh sexy-nya itu. Selama ini, wanita manapun akan tertarik melihat tubuhnya dan tidak tahan untuk membawanya ke tempat tidur.

Banyak sekali yang memuji fisik Dareel dan Dareel patut bangga atas hal itu. Sebenarnya Dareel bisa saja memilih wanita manapun yang dia mau. Tetapi Dareel sangat malas menjalin hubungan yang penuh dengan drama, apalagi di mata Dareel wanita zaman sekarang penuh sekali dengan drama.

Dengan gerakan cepat Dareel membuka pintu apartement itu, sedetik kemudian senyum Dareel sirna seketika saat melihat Delon dihadapannya.

"Heh! Mana Alona?!" tanya Dareel histeris sambil mencodongkan kepalanya untuk mencari Alona. Wajahnya terlihat gusar saat tidak menemukan Alona. Padahal tadi harapannya begitu tinggi saat membuka pintu apartemennya, tetapi ketika melihat Delon rivalnya, harapannya langsung jatuh begitu saja.

"Sedang ke toilet!" jawab Delon malas sambil melipat kedua tangannya, "Sebenarnya mau anda apa Mr. Dareel? Kau selalu menganggu kekasihku, bahkan di saat dia sedang cuti seperti ini?" tanyanya dengan rahang bergemertak. Rasa kesal dan amarahnya sudah sangat Delon tahan begitu lama dihatinya karena Dareel selalu menganggu kekasihnya dan tidak membiarkan kekasihnya hidup dengan tenang.

"Itu urusanku! Lagipula aku adalah atasannya dan dia harus memenuhi semua apa yang ku perintahkan!" jawab Dareel dengan sorotan tajam. Yah bagi Dareel, dia punya hak penuh atas diri Alona karena dia adalah atasan Alona. Dan Dareel tidak peduli jika Delon tidak menyukai apapun yang dia lakukan kepada Alona.

Delon berdecak, "Dasar benalu!" gumamnya kesal. Ingin rasanya dia membunuh Dareel.

"Kau bilang apa?!" tanya Dareel berteriak sambil mencengkaram kerah kemeja Delon. Dia tidak terima ketika Delon menghinanya dengan sebutan benalu. Dareel bukanlah benalu! Dareel adalah seorang pebisnis sukses, dia adalah seorang Billionaire.

"Pak Dareel!" teriak Alona tiba-tiba.

Dareel dan Delon kontan menoleh kearah Alona. Sedetik kemudian, Dareel melepaskan cengkramannya dari kemeja Delon dan memandangi Alona dengan senyum khasnya.

Alona menghela napasnya melihat kelakukan Dareel sang atasanya itu, pria itu tersenyum penuh arti kepadanya. Alona sangat membenci senyuman pria itu, baginya senyuman pria itu bagaikan senyuman sebuah iblis. Kemudian dia menyingkirkan Delon agar menjauh dari Dareel, dia tidak ingin atasannya berbuat nekat kepada kekasihnya itu. Alona sangat tahu seperti apa atasannya itu, boss-nya itu tidak segan - segan menyakiti orang-orang yang menganggu ketenangan hatinya, padahal boss-nya itu sering menganggu ketenangan hati orang lain.

"Ya Tuhan!" pekik Alona ketika Dareel tiba-tiba menariknya dan membawanya masuk ke dalam apartementnya, lalu pria itu mengkunci pintu apartementnya itu. Sungguh Alona sangat terkejut dengan apa yang Dareel lakukan kepadanya saat ini.

Delon yang melihat itu langsung mengetuk pintu apartement Dareel dengan penuh amarah. Kejadian itu begitu cepat, sehingga Delon tidak bisa menyelamatkan Alona dari jeratan Darel. Hati Delon terasa sangat was - was, kekasihnya sedang dalam bahaya. Apalagi dareel membawa Alona masuk ke dalam apartemennya itu.

"Mr. Dareel buka pintunya!! Jika anda tidak mau membukanya, aku akan melaporkanmu pada polisi!!" ancam Delon berteriak. Dia terus berteriak, agar Dareel membukakan pintu apartemennya tersebut.

Dareel yang mendengar teriakan Delon tidak memperdulikannya, sampai besok pagi Delon terus berteriak, Dareel tidak akan peduli dengan hal itu. Dia terus memandangi Alona yang tengah ternganga dihadapannya. Kemudian Dareel memasukan kunci apartementnya ke dalam saku celananya dan melewati Alona menuju dapurnya.

"Pak Dareel, ku mohon buka pintunya!" seru Alona kesal.

Dareel hanya menatapnya kilas, lalu dia membuka lemari es dan mengambil es mambo rasa tapai yang dia beli tadi di warung langganannya. Kemudian dia duduk di atas meja makan sambil memakan es mambo itu.

"Pak Dareel, tolong buka pintunya, aku ingin menemui Delon." Pinta Alona kembali dengan memohon. Delon terus berteriak di luar sana.

"Aku tidak mau!" jawab Dareel santai.

Alona langsung menghampiri Dareel dengan wajah resah, "ku mohon pak, buka pintunya. Delon bisa di bawa security jika dia terus berteriak di luar sana!"

"Aku tidak peduli." Balasnya dengan salah satu alis terangkat.

Alona berdecak sebal, dia sangat mengenal atasannya itu. Karakter Dareel sangat kekanakan baginya dan dia sangat muak dengan kelakuan Dareel. Lalu Dareel turun dari atas meja dan mendekati Alona yang sedang marah kepadanya.

Dareel tersenyum ketika tatapannya bertemu dengan Alona, kemudian dia menarik pinggang Alona membuat wanita itu memekik kencang, "aku akan membukakan pintu itu, tapi dengan satu syarat."

"Apa syarat dari Bapak?" tanya Alona dengan mata melebar.

"Temani aku tidur malam ini, aku tidak bisa tidur Alona..." ucap Dareel membuat Alona terperangah untuk kesekian kalinya.

"Aku tidak mau!!" tolak Alona mati-matian.

"Ya sudah jika kau tidak mau, aku akan mengatakan kepada Delon bahwa kau dan aku pernah berciuman panas." Ujar Dareel sambil memainkan salah satu alisnya, senyumnya terlihat sangat menakutkan disana.

Alona tertawa remeh, "katakan saja pada Delon, aku yakin dia tidak akan percaya. Dia sangat percaya padaku! Dan lagipula aku dan Bapak tidak pernah berciuman, lalu untuk apa aku takut dengan ancamanmu itu pak!" protesnya, tubuhnya seketika meremang membayangkan berciuman dengan Dareel. Membayangkan hal itu sangat menjijikan untuknya.

"Ohya?" seru Dareel dengan mata melebar, "aku yakin Delon akan percaya."

"Tidak akan!" sahut Alona lantang.

"Tentu dia akan percaya..." balas Dareel dengan senyuman menyeringai.

Alona menggeleng dengan tawa yang menghiasi wajahnya, sedetik kemudian sepasang matanya melebar ketika dia merasakan bibirnya basah! Alona berontak sekuat tenaga, tetapi tenaga Dareel begitu kuat. Alona tidak percaya Dareel berani menciumnya!

Alona sepertinya lupa siapa Dareel, pria itu akan melakukan apa saja agar semua keinginannya terpenuhi.

Dareel menciumnya penuh perasaan disana. Sedetik kemudian dia melepaskan ciumannya begitu saja. Senyumnya mengembang lebar menatap Alona yang masih tertegun dengan serangan mendadak darinya, "setelah ini Delon akan percaya, jika kau dan aku pernah berciuman panas. Kau tahu kan Alona jika apartementku di pasang banyak cctv?" ujarnya sambil menunjuk salah satu cctv yang berada di dinding apartementnya membuat Alona kembali ternganga.

Sedetik kemudian tubuh Alona melemas dan tubuhnya merosot begitu saja di lantai. Jika Delon mengetahui ciuman itu habislah riwayat Alona dan dipastikan kekasihnya itu akan mengakhiri hubungannya dengannya. Bayangan pernikahan indahnya dengan Delon hanya sebatas angan semu mulai saat ini.

Ya Tuhan! Batin Alona nelangsa. Ingin rasanya dia menangis saat ini.

♥♥ o(╥﹏╥)o ♥♥

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel