Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 9 Mengakhiri Pernikahan Yang Salah Ini Dengan Cepat

Bab 9 Mengakhiri Pernikahan Yang Salah Ini Dengan Cepat

Setelah cukup merasa kecewa, Ratna pun mengurus prosedur keluar rumah sakit dengan ekspresi dingin. Sesampainya di rumah, dia langsung masuk ke dalam kamar dan membuka lemar dengan kuat.

Dia tidak membawa terlalu banyak barang saat pindah ke tempat Timothy. Kini, tidak sampai setengah jam, dia berhasil membereskan barang-barang ke dalam dua kardus dengan rapi, hanya saja ada beberapa mantel tebal yang terlalu berat, langsung dibuangnya ke dalam lemari.

Untuk terakhir kalinya Ratna melihat aparteme yang pernah dia tinggali bersama Timothy, bayangan laki-laki itu seolah tertinggal di segala sudut. Dia meletakkan kunci di atas lemari sepatu, dan pergi dengan hati yang sangat yakin.

Sejak teleponnya diangkat oleh perempuan itu, lalu bertemu dengannya di malam itu, seharusnya dia telah tahu semuanya. Dia menghabiskan waktu 3 tahun, tak kunjung menghangatkan hati seorang laki-laki, tetapi tidak berarti perempuan lain juga tidak bisa.

Lagipula, dariawal pernikahan ini adalah sebuah kesalahan, biarkan saja dia mengakhirnya lebih cepat!

Setelah pergi dari tempat tinggal Timothy, Ratna pun menuju tempat Ibunya. Dia tidak ingin tinggal bersama Timothy, tetapi berdasarkan keadaannya sekarang juga tidak mungkin tinggal di hotel.

Ratna menekan bel rumah berkali-kali, tetapi tidak ada merespon. Dia pun mengerutkan kening, lalu menelepon nomor Ibunya.

Telepon tersambung dengan sangat cepat.

Mendengar ujung telepon yang cukup berisik, dia pun bertanya: "Bu, Ibu tidak di rumah ya?"

"Ha? Ibu tidak di rumah, Ibu sedang olahraga di luar." Ibu Lia berkata terpatah-patah, "Nana, jika ada masalah, Ibu akan telepon kembali setelah sempat nanti malam."

Ratna tetap tidak percaya, langsung memanfaatkan kesempatan untuk bertanya: "Bu, Ibu olahraga dimana, aku pergi jemput."

"Jangan datang, terlalu jauh."

Di saat Ibu Lia menjelaskan panjang lebar, telinga Ratna seperti mendengar seseorang berteriak dengan keras: "Hei, hei! Tamu sudah pergi, kenapa kamu tidak pergi membereskan meja dan malah telponan disini!"

"Bu, aku sudah mendengarnya!" Ratna menahan amarah dalam diri, berusaha berkata dengan tenang: "Beritahu alamatnya."

Ratna meletakkan barang bawaannya ke rumah di depan, sekaligus memberinya uang 1 juta. Setelah itu, dia pun naik taksi menuju restoran yang dikatakan Ibu Lia. Begitu berjalan masuk, terlihat Ibu Lia sedang membungkukkan badan membersihkan sebuah meja.

Nyonya Hakim Ketua Kota Natara yang telah berjaya selama setengah abad, kini malah menjadi sebuah pelayan restoran. Ratna sungguh tidak tahan melihatnya, hingga kaki pun hampir tidak bisa digerakkan lagi: "Ibu…."

"Nana sudah datang ya?’ Saat melihat Ratna, Ibu Lia sempat merasa tidak enak hati. Dengan cepat dia menyelesaikan sebuah meja, meminta izin pada ketua tim dan membawa Ratna ke pojokan.

Ratna melihat bagian merah bengkak pada tangan Ibu Lia, langsung menariknya dan bertanya: "Ada apa ini?"

"Tidak apa-apa, hanya luka bakar saja."

Ibu Lia berusaha keras untuk menutupinya, terus mengatakan tidak masalah. Ratna malah tidak tahan melihatnya, langsung membawa Ibu Lia keluar restoran dan memberhentikan taksi menuju rumah sakit.

Untung saja keputusannya telah benar, Dokter berkata luka bakar yang parah bisa saja menyebabkan infeksi dan bernanah jika tidak segera diobati.

"Bu, bukankah Ibu sudah diminta menetap di rumah saja?" Ratna membawa obat pulang dan terus memakaikannya ke luka Ibu Lia, suaranya pun terasa sedikit serak saat berbicara, "Bukannya aku tidak mampu menghidupi Ibu."

"Lagipula Ibu tidak mengerjakan apapun di rumah, kerja di restoran bisa mendapatkan beberapa ratus ribu sehari loh."

Selesai berkata, Ibu Lia pun tidak kuat menahan air mata, "Jika bukan karena Ayahmu melakukan hal bodoh seperti itu, kita sekeluarga pasti masih hidup bahagia, mana perlu Ibu dihantui ketakutan hingga tidak bisa tidur."

"Sudahlah, lain kali jangan pergi kerja lagi, aku akan memberikan uang untuk Ibu." Ratna lanjut berkata: "Separah apapun kondisi keluarga kita, aku tidak akan membiarkan Ibu menanggung susah, aku akan memikirkan solusi atas masalah Ayah."

"Beban sebesar ini mana mungkin diserahkan semua padamu." Rasa perduli sang anak membuat Ibu Lia terhibur, tetapi malah kembali menangis karenanya, "4 Miliar loh….Langsung biarkan Ayahmu mati di penjara saja, kita tidak perlu perdulikan dia lagi!"

Ratna tahu Ibu Lia sedang emosi, dalam hatinya tentu masih mencemaskan kondisi Ayah, "Bu, aku jamin bisa mendapatkan pinjaman uang untuk menebusnya, Ibu jangan terlalu cemas."

Ibu Lia adalah anak keluarga bangsawan, sejak umur 18 tahun telah mengenal Ayah Lu, dan menikah di umur 20 tahun. Setelah melahirkan Ratna, dia selalu menjaga dan merawatnya sepenuh hati, segala sesuatu bergantung pada Ayah Lu. Begitu Ayah Lu mengalami keterpurukan, dia pun sangat panik untung saja putrinya cukup tenang dan tegar.

Mendengar putrinya berkata demikian, Ibu Lia hanya bisa mengangguk.

Setelah mengambil obat selama 1 minggu, Ratna pun membawa Ibunya pergi. Saat keluar lift, terlihat kejadian yang sulit dipercaya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel