Bab 6 Tujuan Tertentu?
Pagi ini Queen tampak sumringah, harinya begitu bahagia mengingat kejadian semalam. Selain itu juga sang daddy tercinta akan kembali hari ini bersama tante Celia, mereka dalam perjalanan pulang.
"Sepertinya kau terlihat bahagia sekali Queen? " sindir Faye dengan nada sinisnya. Mereka bertiga kini berada di meja makan yang merupakan kegiatan rutin mereka setiap pagi.
huh
"Tentu saja bahagia! Queen tersenyum manis di depan kedua rubah di depannya saat ini. Faye begitu kesal melihat Queen yang terlihat bahagia. Setelah itu tak ada obrolan lagi, Queen fokus pada makanannya.
Selesai sarapan Queen tersenyum lebar, beranjak dari duduknya dan pergi ke depan. Merasa penasaran Faye dan ibunya menyusul Queen, keduanya terkejut kelihat daddy kembali bersama nyonya Celia.
"Apa apaan ini Daddy, kenapa kamu membawa wanita penggoda ini ke sini. " geram nyonya Imelda pada suaminya.
"Diam dan dengarkan ini Imelda, Celia akan tinggal di sini. " tegas Daddy Alex. Queen tentu saja tersenyum mendengarnya, gadis itu tertawa melihat raut terkejut di wajah ibu dan saudari tirinya itu.
Nyonya Imelda langsung mengamuk dan berniat melukai nyonya Celia, tuan Alex menahannya. Faye segera mengajak ibunya pergi setelah Daddy Alex melempari mereka dengan mengunakan kartu unlimited. Mereka pergi ke ruang tengah, mengobrol di sana dan Queen juga telah mengirim pesan pada Nafisha.
"Queen nanti kita ke makam mama kamu yuk. " ujar Nyonya Celia pada keponakannya. Queen tersenyum lebar, langsung memeluk wanita paruh baya yang masih sangat cantik dan anggun itu. Tuan Alex tentu saja tersenyum hangat melihat kedua wanita yang dia sayangi itu.
Drt
drt
Ponsel milik Queen berdering, gadis itu melepaskan pelukannya dan fokus pada ponselnya.
Morgan is calling
Queen memilih menolaknya, dia mengirim pesan pada Morgan. Huh dia harus memiliki alasan yang kuat agar sang daddy tak curiga padanya. "Tante maaf, sepertinya hari ini aku gak bisa temani tante, soalnya aku harus bertemu dengan teman aku!
"Gak papa Queen, kamu pergi saja. " Tante Celia tersenyum hangat padanya, Queen mengecup pipinya singkat lalu pamit pada sang ayah. Nafisha datang, menyapa calon saudarinya itu sekilas dan langsung menemui sang mommy tercinta.
Queen meminta Morgan menjemputnya tak jauh dari kediamannya, kini gadis itu masuk ke dalam mobil milik Morgan. Mobil merah itu melesat kencang meninggalkan kediaman Winston. "Sepertinya kau terlihat sangat bahagia baby? " tanya Morgan yang sedikit melirik kekasihnya sekilas.
"Ya Daddy aku sudah pulang Morgan!
"Hm aku turut bahagia untukmu, Kamu ingin tahu keberadaan kekasih sialanmu baby, kamu mau lihat? " tanya Morgan.
"Ya, katakan di mana dia sekarang. " jawab Queen singkat. Morgan tak langsung menjawab, pria itu tak mengatakan apapun lagi. Dia telah mengirim orang untuk mengikuti Reynald kemanapun.
Pria itu menepikan mobilnya tak jauh dari pusat perbelanjaan, Queen terkejut melihat sosok Reynald yang tengah bersama. seorang wanita. "Sebenarnya siapa wanita itu, terlihat bukan wanita seumuran dengan aku Morgan? "
"Dia Nyonya Retha, pemilik club Black Rose yang terkenal itu, bukankah kau tahu tentang club itu baby? "
Queen benar benar di buat terkejut, dia paham apa yang di maksud Morgan barusan. Nyonya Retha adalah seorang mucikari, dia melakukan transaksi jual beli dengan kliennya, membeli seorang gadis perawan lalu dia jual pada pria kaya beristri di clubnya. Banyak para pria yang datang ke sana untuk memuaskan hasratnya selain karena permasalahan rumah tangga juga mencari wanita untuk dia jadikan simpanan.
"Lalu Tujuan si brengsek itu menemui nyonya Retha untuk apa Morgan? " tanya Queen penasaran.
"Sepertinya Reynald memiliki tujuan tertentu baby, kamu harus berhati hati darinya. Entah kenapa aku merasa dia memiliki rencana yang berhubungan dengan kamu. " gumam Morgan.
Queen tertegun, gadis itu menatap lekat kearah Morgan yang kini menatapnya dalam. Ada kekhawatiran di kedua manik kelam milik kekasihnya itu, Queen melepas seatbeltnya lalu naik ke pangkuan Morgan.
"Aku akan jaga diri sayang, bukankah kamu akan selalu melindungiku? "
"Tentu saja baby, everything for you. " Morgan langsung menyergap bibir Queen dengan rakus, meneguk manisnya rasa cherry kesukaannya. Pria itu meluapkan kekhawatirannya dengan berciuman dengan gadis pujaannya. Morgan kembali mengakhiri ciumannya, mereka kini fokus pada Reynald dan wanita mucikari itu.
"Honey, bisakah kita turun dan sedikit menguping percakapan mereka. " pinta Queen.
"No, itu bahaya. Jika kamu ketahuan pasti Reynald akan mencurigaimu dan rencana kita akan tercium nantinya. " cetus Morgan. Queenpun setuju akan ucapan Morgan barusan, dia terlihat tergesa gesa dan gegabah. Morgan menurunkan gadisnya, Queen hanya mampu menahan rasa penasarannya.
"Pasang seatbeltmu baby! Queen menurut, Morgan menyalakan mobilnya, melesat kencang. Sepanjang perjalanan gadis itu terus kepikiran mengenai rencana Reynald dan Nyonya Retha.
Queen POV
Sepertinya aku perlu berhati hati dengan Reynald, entah apa yang dia rencanakan saat ini. Jika dia berniat buruk padaku, aku akan membalasnya dua kali lipat. Sepertinya untuk sekarang aku harus diam lebih dulu dan bersabar, mungkin Morgan bisa mengatasi ini sendirian.
Mobil milik Morgan memasuki sebuah istana megah, setelah terhenti pria itu melepaskan seatbeltnya dan menoleh ke samping. "Kita sudah sampai baby!
Queen terhenyak dari lamunanya, setelah melepas sabuk pengaman nya gadis itu menatap Morgan dengan lekat. "Tapi kenapa aku tak bisa mengingat kejadian di masa lalu Morgan dengan begitu aku bisa tahu rencana Reynald. "
"Jangan di paksakan untuk mengingat memori itu baby, lupakan saja. Kita pasti akan tahu rencana Reynald sebenarnya. " bujuk Morgan dengan nada lembut.
"I hope so Morgan, Aku ingin membalas rasa sakitku pada mereka. Melihat bagaimana mereka menderita seperti aku dulu. " gumam Queen dengan tangan terkepal kuat. Ada kilatan amarah di kedua manik coklatnya, Morgan menatapnya dalam diam. Pria itu menggenggam tangannya erat, menciumnya dengan lembut sontak membuat kemarahan dalam diri Queen seketika lenyap. Ciuman Morgan di tangannya seolah menghantarkan rasa hangat dalam dirinya.
"Kita perlu rencana yang matang untuk membalas mereka baby, kita harus benar benar fokus dan jangan sampai lengah. " pungkas Morgan.
"Oh ya bagaimana dengan Faye dan nyonya Imelda? " tanya Queen dengan serius.
"Aku menyuruh salah satu temanku untuk mengawasi mereka!
"Perempuan? "
Morgan mengangguk singkat, Queen berdecak pelan melihatnya. Entah kenapa dia tak suka jika Morgan di kelilingi wanita cantik, Queen dengan cepat menepis perasaan asing itu. Melihat sikap diam gadisnya, timbul ide jahil di kepala Morgan.
"Kau cemburu baby dengan gadis itu? " tanya Morgan dengan senyuman mengodanya.
"Jangan geer, aku enggak cemburu. " balas Queen dengan ketus. Morgan mencubit hidung Queen dengan gemas, pria itu terus mnerus menggodanya membuat Queen kesal.
"Morgan, aku gak cemburu. " pekik Queen jengkel. pria itu justru tertawa melihat ekspresi gadisnya yang begitu menggemaskan di matanya.
"My Little Cat is so cute. " gumam Morgan. Queen turun dari mobil, langsung masuk ke dalam. Morgan tertawa melihatnya dan berjalan santai menyusul kekasihnya.