Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Delavar Adelio Romanov

Queen turun ke bawah menemui Reynald yang datang ke rumahnya. Pria itu mengulas senyum menatap lekat wajah sang kekasih. "Sayang ada apa kok tumben ke sini gak bilang bilang? "

"Honey, sini duduk di dekat aku!

Queen sebenarnya malas berhadapan dengan Reynald, namun demi menjalankan rencananya dia harus menahan semuanya. Kini gadis itu duduk di sebelah kekasihnya, begitu penasaran dengan apa yang ingin Reynald bicarakan. " Aku mau rencana pertunangan kita di percepat sayang, aku sudah berbicara dengan kedua orang tuaku mengenai hal ini. "

"What, memangnya kenapa sayang? " tanya Queen benar benar terkejut, dia mulai curiga jika Reynalf merencanakan sesuatu.

"Ya tidak apa apa, soalnya besok aku harus pergi ke luar kota honey, Papi menyuruh mengurus cabang perusahaan di sana. "

"Hm tunggu Daddy balik dulu ya sayang. " bujuk Queen dengan senyum manisnya. Reynald mengangguk, keduanya berbicara mengenai rencana mereka setelah itu Reynald pamit. Setelah kepergian kekasihnya itu Queen hanya mampu mengumpat pelan.

Drt

From Pria tua Mesum

Malam ini jam 07.00 temui aku di alamat yang aku kirim, Ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengan kamu baby!

Queen menghela nafas kasar, sebenarnya dia malas bertemu pria mesum itu namun tak ada pilihan lain. Gadis itu menaruh kembali ponselnya di atas meja, tak lama Faye kembali dengan membawa banyak barang belanjaannya. Queen bangkit, berjalan anggun mendekati saudarinya itu.

"Banyak juga belanjaan kamu, kau suka menghamburkan uang Daddyku atau kau menjual dirimu di club Faye? " sarkas Queen. Faye menatap marah kearah Queen yang begitu berani menghina dirinya.

Plak

Queen terkekeh mendapat tamparan dari Faye, dia menyentuh pipinya namun tetap saja dia tak marah ataupun tersinggung. "Well sepertinya kamu sudah berani macam macam sama aku ya, apa kau tak takut jika aku membongkar rahasiamu? "

"Memangnya kau memiliki bukti Queen, gadis lemah sepertimu mana bisa melawan aku dan ibuku. " ujar Faye sambil menatap remeh kearah Queen. Perempuan itu berjalan melewatinya dan bergegas menuju ke kamarnya.

Queen tersenyum sinis akan keberanian Faye barusan, diapun cukup menanggapi ucapan Faye dengan tenang. Dia kembali duduk di sofa dengan santai seolah tak terjadi apapun.

Sementara Faye merasa kesal akan sikap Queen padanya, setelah menaruh barang barangnya diapun menghubungi sang kekasih. "Rey sayang aku kesal dengan Queen, dia menyebalkan dan berani mengancamku. " ungkapnya pada Reynald.

"Aku akan ke sana sekarang sayang. " Faye menutup sambungannya, dia sedikit lega setelah berkeluh kesah pada kekasihnya itu. Gadis itu menyambar tasnya, menyimpan ponselnya di dalam sana. Faye segera ke luar dari kamar, menuruni tangga dengan buru buru dan mengabaikan sindiran pedas Queen padanya.

"Mau ke mana dia? " gumam Queen menatap kepergian Faye. Diapun tak ambil pusing akan kelakuan saudarinya itu, Queen memilih naik ke lantai dua.

Langit berubah gelap, Queen tengah bersiap siap menemui undangan Morgan. Gadis itu tampil cantik mengenakan gaun berwarna kuning. Selesia memoles dirinya Queen segera ke luar, menuruni anak tangga dan berjalan melewati ruang tamu di mana sang ibu tiri berada.

"Kau mau ke mana malam ini? " cecar Nyonya Imelda dengan ketus.

"Bukan urusan tante, lebih baik urus putri tante yang belum kembali dari tadi sore. " balas Queen dengan sengit. Gadis itu melenggang pergi begitu saja, mengabaikan umpatan wanita tua itu. Menyalakan mobilnya dan melesat meninggalkan kediaman milik Daddynya.

Tak butuh lama Queen akhirnya sampai di tempat yang di janjikan Morgan, meski tempatnya terbuka namun ternyata semuanya private. Gadis itu melangkah pelan menuju di mana Morgan tengah menunggunya sekarang. Pria itu mendekat, menarik kursi untuk gadis pujaannya, Queen cukup terkesima akan perlakuan Morgan padanya.

"Jangan harap aku mengucapkan terimakasih padamu Tuan Morgan Axton Linford!

Bukannya marah Morgan terkekeh melihat respon gadis pujaannya itu, gadis lain pasti akan jatuh cinta dan berbicara manis padanya namun tidak dengan Queen bar barnya.

"Apa yang ingin kau katakan Morgan? " tanya Queen tanpa basa basi.

"Kita dinner dulu baby, jangan terlalu terburu buru. " jawab Morgan sambil tersenyum. Queen berdecak pelan, tak ingin berdebat gadis itu memilih menuruti keinginan Morgan. Mereka makan malam berdua dengan romantis, sekitar mereka tampak indah dengan di penuhin kelopak bunga mawar dan lilin plus suasana malam tampak mendukung.

Selesai makan malam, Queen hendak membersihkan bibirnya mengunakan tisu namun Morgan mengambil alih tugasnya. Gadis itu sempat tertegun namun dengan cepat mengontrol dirinya.

"Delavar Ardelio Romanov, apa kau mengenalnya baby? "

Deg

Kenangan di kehidupan sebelumnya kembali muncul dalam ingatannya, samar samar dia mendengar suara teriakan sesaat dirinya tertabrak. Dan ingatan ingatan sebelumnya mulai muncul saat dirinya tengah bersama seorang lelaki. Lelaki itu selalu ada di sisinya dalam keadaan apapun.

"Sebenarnya siapa pria yang ada dalam ingatanku itu? " batin Queen resah. Gadis itu berusaha mengingat siapa pria yang selalu bersamanya saat dalam keadaan apapun itu.

"My Dee apa kau mengingatnya? " ujar Morgan sambil tersenyum. Queen mencari memori masa lalunya tak lama gadis itu terkejut dan menatap Morgan dengan pandangan tak percaya.

My Dee adalah panggilan kesayangan dari seorang Delavar Ardelio Romanov pada Deandra. Hanya satu nama yang tahu nama panggilan itu untuk Deandra.

"Morgan kau tak mungkin??

"Ya aku adalah Delavar Adelio Romanov, temanmu. " jawab Morgan tanpa basa basi. Mata Queen membulat sempurna mendengar pengakuan Morgan barusan. Queen masih tak percaya akan kenyataan mengenai siapa Morgan sebenarnya.

Queen bangkit berjalan pelan mendekati Morgan, mata gadis itu tampak berkaca kaca. Sekali sentak gadis itu kini berada di pangkuan Morgan sekarang. "Maafkan aku Lio, aku melupakan kamu!

"Aku juga minta maaf Queen di masa lalu aku terlambat menghalangi kamu. " sesal Morgan dengan sorot penuh penyesalan. Entah siapa yang memulai, dua benda kenyal itu bertemu, saling memagut, mengulum dan bertukar Saliva dengan kuat.

Hah hah

Queen mengatur nafasnya yang tersengal, dia begitu bahagia malam ini bisa kembali bertemu dengan pahlawannya di masa lalu. Gadis itu menyusupkan wajahnya di dada bidang milik Morgan, Morgan kini merengkuhnya erat dan posesif. Keduanya kini saling melepas rindu, sikap Queen tak lagi ketus pada Morgan.

"Aku merindukanmu Morgan, sangat!

"Aku juga Queen, kau begitu menggemaskan saat marah dan ketus padaku. " gumam Morgan sambil terkekeh. Queen menjauhkan wajahnya, bibirnya langsung cemburu melihat Morgan yang meledeknya. Pria itu tergelak, semakin gemas akan tingkah gadisnya itu dan dia kembali menciumnya singkat.

Morgan tentu saja bahagia setelah mengungkap dirinya pada Queen, dengan begini dia bisa melindungi Queen dari ancaman luar. Pria itu tak akan membiarkan gadisnya terluka sedikitpun. Queen menatap lamat wajah tampan Morgan, bagaimana bisa dia tak mengenali Morgan sebelumnya.

"Baby ada apa kenapa kamu

melamun? " tanya Morgan penasaran.

"Tidak ada apa apa Bee, hanya saja aku teringat akan masa kelam itu. " gumam Queen lirih. Morgan tak suka mendengarnya, diapun meyakinkan kekasihnya agar melupakan masa lalu kelam itu.

"Kita akan sama sama mengubahnya baby, sekarang kau tak akan sendirian lagi. " tegas Morgan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel