Bab 4 Sebuah Kebetulan
"Hei Queen jelek, kamu gak capek apa sejak tadi jalan terus. " keluh Nafisha sambil menatap kesal calon saudarinya itu. Queen menghela nafas berat, menoleh kearah sepupunya itu.
"Oke kita kita ke sana ayo. " putus Queen menunjuk sebuah Restauran. Nafisha menghela nafas lega, keduanya segera bergegas memasuki sebuah restauran yang letaknya berdekatan dengan pusat perbelanjaan.
Sambil menunggu makanan mereka, kedua gadis itu berbicara serius. Langkah kaki mendekati keduanya, Nafisha terperangah melihat pria tampan di hadapan Queen saat ini.
"Kita bertemu lagi baby!
Queen merasa tak asing dengan suara itu, diapun mengangkat wajahnya dan terkejut lihat Morgan bersama teman prianya. Morgan, pria itu menarik kursi dan duduk di sebelah Queen.
Pesanan kedua gadis itu datang, para pria itu juga memesan makanan. Mereka makan siang bersama, Queen terus melotot kearah Morgan. Tangan nakal pria itu mengelus pahanya tanpa ada yang tahu. " Lepaskan tanganmu dari padaku tuan!
"Hm! Morgan tetap acuh, pria itu makan dengan santai. Queen mendengus sebal, memilih melanjutkan makannya hingga selesai. Selesai makan siang Morgan menoleh kearah Nafisha dengan tatapan datarnya.
"Aku pinjam sepupumu, kau bisa pulang bersama Alan dan soal mobil kalian sudah aku suruh sopir mengambilnya. " perintah Morgan. Pria tampan itu bangkit, menyeret tangan Queen dan membawanya pergi.
Nafisha tersenyum kikuk melihat tatapan pria tampan di dekatnya saat ini. "Sepertinya aku pulang sendiri saja om hehe, om pulang aja. "
"Samuel Alander Davis. " pria itu bangkit, tanpa banyak bicara menggendong Nafisha ke luar setelah membayar makanan mereka. Nafisha memekik kaget, mengalungkan tangannya ke leher Alan. Setelah memastikan posisi Nafisha yang nyaman, pria itu masuk ke dalam mobil.
"Katakan siapa nama kamu nona, jangan panggil aku om!
"Nafisha Sahila Simon. " jawab gadis itu dengan gugup. Tak ada obrolan lagi di antara mereka, Nafisha menghela nafas gusar menghadapi pria dewasa di depannya saat ini.
Berbeda dengan Queen yang kini di buat kesal dengan tingkah Morgan padanya, pria itu membawanya ke pantai yang di sewa pria itu. Entah kebetulan atau apa bagaimana bisa dia kembali bertemu dengan pria mesum ini.
Posisi keduanya begitu intim, Queen duduk di pangkuan pria tampan itu. Dia terlalu malas jika harus berdebat dengan Morgan, Queen mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Morgan menatapnya lekat, begitu penasaran dengan rencana gadisnya.
"Jaga sikapmu Tuan Morgan. " ketus Queen kini berdiri, gadis itu menepis tangan Morgan lalu turun dari pangkuan pria tampan itu. Dia benar benar risih dengan sikap mesum yang di tunjukkan Morgan padanya.
Morgan memperbaiki cara duduknya, pria itu tersenyum miring kearah Queen. "Hm, aku tahu tujuanmu berada di toko obat tadi Baby!
Pria itu berbisik sesuatu di telinga Queen, gadis itu terkejut dengan tubuh menegang. Diapun berusaha santai dan menyembunyikan keterkejutannya. "Aku akan membantumu, asalkan kamu mau menjadi kekasihku baby!
"Apa? "
"Kau." geram Queen dengan sikap menyebalkan Morgan yang memaksanya. Dia tak punya pilihan lain selain menerimanya, urusannya dengan Reynald belum selesai. Gadis itu frustrasi menghadapi pria sialan di depannya saat ini.
"Oke aku menerimamu, aku harap setelah ini jangan mencampuri urusanku. Aku juga tak perlu bantuan dari pria sepertimu. " tegas Queen. Gadis itu bangkit, melangkah pergi meninggalkan Morgan sendirian.
Pria itu bangkit, tak percaya dia di tinggalkan begitu saja oleh gadis muda itu. Morgan tersenyum devil, satu langkah telah dia capai. Pria itu pergi dari sana sambil bersiul, masuk dalam mobil dan melesat kencang.
"Huh sepertinya akan sulit menaklukanmu baby! Morgan sangat menyukai sesuatu yang berbau tantangan, gadis pujaannya itu benar benar membuat gejolak gairahnya terpancing.
Kini gadis yang dia bicarakan tengah mengumpat berkali kali, Queen benar benar jengkel akan sikap dari Morgan. Saat ini Gadis itu telah berada di kediamannya, Queen duduk sofa dan meminta pelayan menyiapkan camilan untuknya. Nyonya Imelda datang menemuinya, raut wajah wanita tua itu tampak tak bersahabat.
"Kau sengaja bukan meminta Celia datang agar wanita penggoda itu menggoda daddy Alex? " geram Nyonya Imelda pada putri tirinya. Queen menanggapinya dengan kekehan, ternyata wanita rubah ini begitu pintar menebak tujuannya.
"Memangnya ada bukti jika aku sengaja melakukannya, mungkin saja itu sebuah kebetulan atau justru memang takdir? " Queen menaikkan alisnya menatap ibu tirinya itu dengan lekat tanpa merasa takut.
"Apa kau lupa hah aku istri dari ayahmu, bagaimana bisa kamu tega mengirim wanita penggoda untuk menggoda suamiku!
"Jaga mulutmu itu tante, sekali lagi kau menghina tante Celia, akan kupastikan putri kesayanganmu itu justru yang akan mendapat balasannya. Balasan yang tidak akan pernah kamu bayangkan
sebelumnya. " ucap Queen dengan nada tinggi. Nyonya Imelda tak berkutik, wanita itu pergi dari sana dengan menahan amarahnya. Queen bernafas lega setelah kepergian induk rubah betina itu, dia tak boleh mengalami tua di usia mudanya. Jangan sampai tak ada pria yang menerima dirinya yang keriput.
Queen bangkit, melenggang pergi ke kamarnya dengan santai. Gadis itu memilih berendam di jakuzzi, mencoba melupakan permasalahan yang dia hadapi sejenak. Di masa lalu mungkin dia begitu takut, pasrah saat wanita tua itu memperlakukannya kerbau yang dicucuk hidungnya, namun di masa sekarang Queen bukanlah gadis lemah lagi.
"Well, permainan baru di mulai dan kupastikan Kamu dan ibumu akan merasakan rasa sakitnya lebih dari apa yang tak kalian kira sebelumnya. " gumam Queen dengan seringai liciknya.
Satu jam berlalu Queen ke luar dari kamar mandi, gadis itu mengenakan bathrube dan segera mengganti pakaiannya. Selesai beres beres Queen duduk di ranjang sambil membaca buku.
drt
Queen menoleh, menyambar ponselnya. Gadis itu terlihat mengerutkan kening membaca pesan dalam ponselnya.
From 08x xxx
Sore baby lil cat, save no calon suamimu ini.
"Sepertinya orang iseng. " gumam Queen yang acuh. Gadis itu kembali membaca bukunya, terdengar umpatan mendnegar ponselnya berdering lagi. Diapun kembali membukanya, matanya langsung melotot.
from 08x xxx
Save nomor aku atau aku akan menghampiri mansion Daddy kamu, lalu membuatmu mendesah di bawahku
Morgan Ganteng
"Kau gila ya. " maki Queen yang menghubungi Morgan sambil memaki pria itu. Terdengar kekehan di sana membuat Queen semakin kesal di buatnya. Queen memijit pelipisnya, pusing menghadapi pria menyebalkan, Gila dan mesum seperti Morgan namun sayangnya tampan sialan.
"Kau saat marah begitu menggemaskan baby, huh membuatku tak sabar untuk membawamu.. "
"Cukup, jangan ganggu aku Morgan. " teriak Queen melampiaskan kekesalannya. Sambungan terputus, Queen tertawa terbahak bahak dia berhasil membuat telinga si mesum mungkin terganggu dengan suara kerasnya. Diapun terpaksa menyimpan nomor pria gila itu, Queen tak ingin Morgan datang ke rumahnya. Gadis itu terkikik membaca nama Morgan dalam kontaknya.
"Pria Gila Mesum. "
"Julukan itu pantas untuk pria gila itu. " gumam Queen menaruh ponselnya di atas nakas. Gadis itu memilih berbaring di atas ranjang, diahanya butuh ketenangan tanpa mendapat gangguan dari siapapun.