Bab 3 - Ajaran Sesat
BAB 3
AJARAN SESAT
CekLek…. Pintu terbuka
"Siang Sayang." Seorang pria tampan menyapa Viola dengan senyum manis di wajahnya. Wajah tampan yang sudah satu tahun ini mengisi hari-harinya.
"Sayang," balas Viola dengan wajah yang sumringah. Terlihat gadis itu begitu senang dengan kedatangan kekasihnya.
Viola menggandeng tangan kekasihnya yang terlihat memegang kantong kresek. Viola menuntun kekasihnya itu untuk mengikutinya. "Kamu kok datang nggak bilang-bilang?" tanyanya.
"Biar surprise aja," ucap Akram, lalu dia menatap Viola sambil memicingkan matanya.
"Apa kamu menyembunyikan sesuatu dariku? Apa kau punya pria lain yang datang bertamu?"
Sederetan pertanyaan terlontar dari bibir merah pria yang sedang cemburu buta itu dan menghentikan langkahnya.
"Ish, kau itu!" Viola mencubit pelan lengan Akram karena merasa gemas dengan kekasihnya itu. "Nggak ada pria lain sayang. Cuman ada Azalea dan Zinnia di taman belakang.
"Oh! Kirain." Akram terkekeh kecil. Mereka lalu melanjutkan langkahnya menuju di mana Azalea dan Zinnia berada.
Akram Harinto, seorang pengusaha muda yang saat ini sedang menjalani bisnis resort. Dia melanjutkan usaha ayahnya yang saat ini sedang membuka beberapa cabang. Akram dan Viola sudah menjalin kasih selama satu tahun. Mereka bertemu saat sama-sama sedang menghadiri acara pernikahan salah satu kolega ayahnya.
Meskipun sama-sama masih muda, baik Akram maupun Viola serius menjalani hubungannya. Tak tanggung-tanggung mereka bahkan sudah mempertemukan orang tua mereka satu sama lain, yang berujung orang tua mereka sekarang berteman dan sering bertemu.
Azalea dan Zinnia yang saat ini tengah sibuk dengan laptop masing-masing tak menyadari kehadiran Viola dan Akram. Sampai suara cempreng Viola membuyarkan konsentrasi mereka.
"Hey,hey guys, kita ngemil dulu yuk!" seru Viola. Ia lalu berlari masuk ke dalam dapur sambil menenteng kresek yang dibawa oleh Akram tadi. Akram terkekeh kecil melihat tingkah kekasih yang berlari-lari melompat seperti anak kecil. Azalea dan Zinnia pun geleng-geleng kepala melihat aksi kekanak-kanakan sahabatnya.
Mereka semua memakan beberapa macam cake yang dibawa oleh Akram ditemani dengan minuman dingin yang telah disiapkan oleh pembantu Viola.
"Setelah lulus, kalian akan lanjut kuliah?" tanya Akram sesaat setelah meminum jus jeruk miliknya.
"Iya dong Sayang. Kami akan lanjut di kampus yang sama," jawab Viola dengan semangat.
"Kalau kita nikah dulu baru kamu lanjut, gimana Sayang?" Akram mencoba menggoda kekasihnya, dia ingin melihat bagaimana reaksi dari Viola. Benar saja pipi Viola langsung merah merona mendengar ucapan Akram.
"Ciee.. Viola malu-malu," ledek Azalea.
"Pipinya merah cuy," timpal Zinnia.
Akram tertawa melihat tingkah Viola yang langkah. Biasanya kekasihnya itu tak pernah kehabisan kata-kata untuk setiap pertanyaannya, tapi sekarang tingkah malu-malunya itu justru sangat menggemaskan bagi Akram.
Akram langsung memeluk erat Viola yang duduk di sampingnya. "Kamu menggemaskan sekali Sayang. Seandainya nggak ada mereka di sini aku sudah menciummu," bisik Akram lalu mencubit gemas pipi Viola.
"Aku denger loh kak.," ucap Zinnia sambil mencibirkan bibirnya.
"Aku juga," timpal Azalea mengerucutkan bibirnya.
"Kalau kakak mau, yah cium aja. Kita nggak bakalan lihat kok." Zinnia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dan diikuti oleh Azalea melakukan hal yang sama.
"Ish, kalian itu menyebalkan," kesal Viola.
Cup…
Akram mengecup singkat bibir Viola bertepatan dengan Azalea dan Zinnia membuka mata. Viola membelalakkan matanya dengan aksi nekad kekasihnya itu.
Azalea dan Zinnia jangan di tanya lagi. Mereka terkejut, mata mereka melebar seakan hendak keluar pada tempatnya dan mulutnya membentuk huruf O. Sedangkan Akram hanya terkekeh kecil sambil membawa Viola ke dalam dekapannya.
Viola memukul pelan dada bidang Akram.
Azalea dan Zinnia berpelukan layaknya teletubbies sambil berakting menangis. "Hiks, hiks... Bisa nggak kalian hargai perasaan kami yang jomblo di sini?" protes Zinnia.
"Iya bener. Malah lihat secara live lagi adegan kissnya," tambah Azalea.
"Jomblo yang teraniaya!" serentak Azalea dan Zinnia masih dengan gaya berpelukan.
"Apa bagusnya sih jatuh cinta, aku penasaran deh?" tanya Azalea menghadap ke Zinnia setelah memperbaiki kembali duduknya.
"Yah, kamu tanya ke aku. Aku mana tau Zubaedah…! Aku kan juga nggak pernah jatuh cinta." Zinnia mengangkat kedua bahunya tanda ia pun tak punya jawaban atas pertanyaan sahabatnya itu. "Tanya noh sama kedua insan yang saling berpelukan mesra di depan kita." Sambil mengangkat dagunya ke arah dua sejoli yang sedang di mabuk asmara.
"Iri? Bilang bos," pekik Viola yang semakin mengeratkan pelukannya untuk memanasi kedua sahabatnya.
"Sekalian aja kak Akram karungin bawa pulang," kesal Zinnia.
"Boleh juga tuh idenya," canda Akram yang mendapat tatapan tajam dari Viola.
"Serius dhe ini kak Akram, Lea mau tanya. Apa tandanya kalau kita jatuh cinta pada seseorang?" tanya Azalea serius. Zinnia pun memperbaiki duduknya menghadap ke Akram.
Akram melerai pelukannya dari sang kekasih dan beralih menggenggam tangannya.
"Hmmm…" Akram terlihat berpikir. "Ketika kamu melihatnya, jantung kamu akan berdetak lebih cepat dari biasanya." Azalea dan Zinnia manggut-manggut seperti ayam yang sedang mematuk beras di tanah sembari menunggu jawaban selanjutnya.
"Kamu akan merasa bahagia ketika melihatnya. Kamu jadi ingin tau segala tentang dia. Cukup sekian dan terima kasih." Akram tertawa melihat reaksi para sahabat kekasihnya itu.
Azalea terlihat memegangi dadanya.
"Kenapa Lea, apa jantungmu berdetak lebih cepat waktu melihat foto tadi?" tanya Viola disertai dengan senyum mengejeknya. Tangannya masih setia berada dalam genggaman Akram.
Azalea mengangguk. "Iya, tadi jantung ku sepertinya sedang berdisko ria, berdetaknya cepat sekali. Aku pikir tadi aku terserang penyakit jantung," ucapnya polos sambil mengelus-ngelus dadanya.
"Hahaha." Tawa Akram, Viola dan Zinnia pun pecah mendengar jawaban konyol Azalea.
Sedangkan Azalea sudah memajukan bibirnya sambil menunduk malu.
"Foto siapa sih Sayang?" tanya Akram.
"Foto Om Kenzo sama Neo," jawab santai Viola.
Baru juga Akram dan Zinnia menarik nafas ingin berbicara, Viola langsung mengangkat jari telunjuknya menyuruh mereka diam. Akram serta Zinnia mengerutkan keningnya.
"Itu tandanya kamu jatuh cinta sama Om ku. Tapi yah, mau gimana lagi.." ucap Viola seperti menggantung.
"Hmmm… Nasib nasib. Baru merasakan jatuh cinta sama seseorang, eh tau tau orangnya ternyata udah punya istri," sahut Azalea lesu.
Zinnia yang sudah mulai mengerti rencana Viola ikut menimpali. "Tntangan tuh Lea, kan lagi musim tuh PELAKOR."
"Ish, amit-amit dah aku jadi pelakor Nia. Mending jomblo daripada ngerusak rumah tangga orang," kesal Azalea.
"Bener tuh apa kata Nia. Coba tak mengapa, gagal jadi pengalaman. Iya nggak?" tambah Viola.
"Ish, kalian berdua sama aja. Bukannya ngajarin yang baik-baik malah membawa ku ke ajaran sesat." kesal Azalea seraya cemberut membuat ketiga orang di dekatnya tergelak.