Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Ban 2 - Pigura

Pagi indah untuk semua anak sekolah karena hari ini merupakan hari libur nasional. Suara burung berkicau terdengar begitu merdu di telinga. Cahaya mentari terlihat di sela-sela gorden putih yang beterbangan tertiup oleh sang angin. Seorang gadis masih meringkuk dibawah selimut putihnya dengan mata yang masih terpejam, terlihat bibirnya membentuk lengkungan ke atas, entah apa yang dia mimpikan. Hingga suara perempuan kesayangan membangunkan dirinya dari mimpi indahnya.

"Lea, bangun sayang. Katanya mau makan bubur ayam, kalau lama entar habis loh! Bubur ayam Bang Asep cepat habis loh!" teriak Melati di balik pintu kamar sang putri. 

"Hoooaaam." Azalea menggeliat, ia duduk sambil mengumpulkan separuh nyawanya, mengucek-ngucek matanya. "Iya bunda, bentar, Lea mandi dulu." 

Azalea langsung beranjak dari ranjang sederhananya, mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi. 

Selesai mandi Lea langsung berlari keluar rumah menuju ke tempat penjual bubur ayam langganannya yang berada tak jauh dari rumahnya, sekalian olahraga lari pagi. Heheh. Tak lupa pula iya menyapa para tetangga yang berpapasan dengannya sembari tersenyum.

Lea pulang sambil menenteng 3 kresek bubur ayam untuk dirinya dan juga Bunda dan Ayahnya. Sesampainya di rumah setelah memindahkan bubur tersebut di piring Lea sarapan dengan begitu lahapnya. Ayah, bundanya hanya tersenyum melihat tingkah putrinya tersebut.

Hari libur tinggal rumah bermalas-malasan? Jawabannya no! Azalea kini sibuk menyapu daun-daun pepohonan yang bertebaran di halaman rumahnya. Karena pagar rumah Azalea hanya pagar kayu dan cukup pendek jadi mereka yang lewat depan rumah itu akan melihat sosok manusia cantik itu. 

Seperti sekarang ini, bunda dan para tetangga mereka sedang berbaur dengan tukang sayur keliling. 

"Aduh, rajin banget sih anaknya jenk. Seandainya aku punya anak cowok, udah aku nikahkan dengan anakmu," ucap tetangga 1.

"Iya jenk. Lea itu selain cantik, pintar tapi juga rajin yah. Jarang-jarang sekarang anak gadis yang mau mengerjakan tugas rumah seperti itu. Pegang handphone iya bahkan selalu seperti anak saya," timpal tetangga 2.

"Iya jenk. Jadi pengen punya anak perempuan." 

Bla… blaa… blaa… 

Melati hanya menanggapi ucapan tetangganya itu dengan senyuman. Meskipun usia sudah setengah abad tapi tak mengurangi kecantikan di wajahnya.

Kalau punya fans, pasti punya haters. Yups, betul sekali! Bahkan sekarang yang masuk kategori haters Lea dan Melati sekarang sedang memilih milih sayuran dengan wajah kusut. Ia begitu kesal mendengar para ibu-ibu sedang memuji anak Melati. 

Bu Nining langsung membayar sayuran yang ia beli lantaran tak ingin berlama-lama mendengar para tetangganya itu memuji Lea. 

Ia tak suka dengan Lea karena merasa Lea adalah gadis yang sempurna, rata-rata semua para lelaki di kompleks itu mengaguminya termasuk suaminya. 

Ibu-ibu lain hanya mengangkat bahunya tanpa berkomentar melihat kepergian Bu Nining yang terkesan terburu-buru. 

"Bunda, Ayah, Lea berangkat dulu yah." Azalea memberi salam kepada kedua orang tuanya dan mencium punggung tangan mereka sebelum berlari, sebab ojek online yang dipesan sudah nongkrong manja di depan rumah dengan motor maticnya. 

"Maaf mbak buat mbak menunggu," ucap Lea yang merasa tak enak hati. 

"Nggak papa kok mbak, nggak masalah. Kalau begitu kita berangkat sekarang yah?" 

"Ok mbak," jawab Lea sembari tersenyum. 

Motor matic itu pun melaju dengan kecepatan sedang, membela jalanan yang terlihat cukup ramai saat itu. Azalea dan mbaknya pun terlihat sesekali berbincang.

Setelah beberapa menit Azalea pun sampai di depan rumah yang cukup mewah dengan warna nuansa ungu. Yah, pemilik rumah ini adalah purple lovers. Heheh. Setelah memberikan ongkos kepada mbak ojeknya Azalea masuk ke rumah tersebut setelah dipersilahkan oleh satpam. Dan masuk ke dalam rumah setelah dipersilahkan oleh pembantu di rumah itu.

Sembari menunggu tuan rumah turun dari kediaman ternyamannya, Lea berdiri dan melangkah ke arah dimana terletak beberapa pigura. Dan ada satu pigura yang menarik perhatian gadis cantik tersebut. Dia mengangkat pigura tersebut sembari tersenyum. 

"Tampan sekali," puji Lea. Tanpa ia sadari ada seorang wanita yang tatkala cantiknya mendengar ucapannya.

"Dia Om ku." 

"Astaga! Viola kau mengagetkanku," uc‍ap Azalea sembari mengelus-elus dadanya. Rumah tersebut adalah rumah Viola. Kedatangan Azalea hari ini sebab ada beberapa tugas rumah yang harus mereka selesaikan. Viola terkekeh melihat reaksi sahabatnya itu.

"Tampan kan?" tanya Viola.

"Iya,tampan sekali. Dan anak di sebelahnya itu lucu sekali," ucap Azalea mengagumi dua sosok yang ada dalam pigura tersebut.

"Iya itu Neo, anak Omku." 

"Pantas mereka agak mirip. Ternyata anaknya toh," ucap Lea dengan mimik wajah yang sedikit berubah menjadi cemberut. Viola yang menyadari itu pun mengerutkan keningnya.

"Kenapa? Apa kau jatuh cinta pada pandangan pertama setelah melihat foto itu?" tanya Viola sambil menatap sahabatnya. 

"Hmmm.. Entah," ucap Azalea sambil menaikkan bahunya. 

"Kerjain ah!" Viola

"Huuu sabar yah. Walaupun kamu naksir juga nggak bakalan kesampaian, soalnya dia sudah punya anak, jadi otomatis dia punya---?"

"Istri," timpal Azalea. Semakin kusut saja wajahnya.

"Itu kamu yang bilang yah, bukan aku. Hehehe. Tapi sepertinya bagus juga kalau sahabatku ini yang akan jadi little aunthyku. Akhh.. ide yang sangat cemerlang Viola. Kau memang jenius,"  Batin Viola.

Azalea menjentikkan jarinya di depan wajah Viola, karena sahabatnya itu terlihat melamun. 

"Kenapa kau melamun? Hayo, apa yang kau pikirkan? Jangan-jangan otakmu itu sedang berfantasi  memiliki anak dengan kak Akram?" tanya Viola dengan nada mengejeknya. 

"Otakku tidak berfantasi memiliki anak, tapi sedang berfantasi liar sedang membuat anak, bisik Viola. 

"MESUM!" teriak Azalea sambil memukul bahu sahabatnya yang mesum itu. Viola tertawa terbahak-bahak melihat reaksi menjijikkan yang ditampilkan Azalea. Dia memegangi perutnya sembari tertawa. 

Di antara mereka bertiga, Azalea lah yang paling polos. Bahkan jatuh cinta pun ia tak pernah, sebelum melihat pigura tadi. Setelah melihatnya, entah apa yang ia rasakan. Sedangkan Zinnia sebelas duabelas dengan Viola yang sedikit mesum meskipun dia belum memiliki kekasih. 

Setelah beberapa menit Zinnia pun datang. Mereka mengerjakan tugas dengan serius di gazebo belakang rumah Viola ditemani dengan minuman dingin nan segar yang di buatkan oleh pembantu di rumah itu.

"Permis non, ada cowok ganteng di luar, cariin nona," ucap bi Inah sambil tersenyum. 

"Siapa bi?" tanya Viola.

"Cowok ganteng non, katanya dia mau ketemu sama nona," ucap bi Inah lagi tersenyum, dia begitu mengagumi sosok cowok ganteng tersebut. 

"Suruh masuk aja bi,." Titah Viola. 

"Si ganteng nggak mau non, katanya harus nona yang menjemputnya di luar. Dia masih berdiri di luar pintu." 

"Ish, siapa sih," ucap Viola namun ia tetap beranjak dari duduknya meskipun sedikit kesal. 

Ceklek… 

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel