Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

Hatiku benar-benar senang melihat Owen dipermalukan!

Aku berjalan mengikuti Wilson sambil bersenandung.

Wilson tertawa-tawa, "Kamu sesenang itu?"

"Tentu saja, aku senang sekali," ucapku tanpa berpikir.

Tiba-tiba, aku menyadari sesuatu, aku pun cepat-cepat menambahkan, "Kamu setuju untuk menikah denganku? Sungguh membahagiakan!"

Wilson tersenyum-senyum tanpa mengatakan apa-apa, kami berdua masih berjalan sambil bergandengan.

Beberapa saat kemudian, ada sebuah mobil hitam yang berhenti di depan kami, "Mau ke mana?"

Aku sedikit kebingungan, aku melihat mobil ini sekilas, lalu melihat tangan Wilson yang sedang menggandengku sekilas, setelah akting ini selesai, bukankah seharusnya kami berpisah?

"Kamu sendiri yang bilang, kita pergi mengambil surat nikah kita."

Aku tercengang, tidak bisa berkata-kata, bukankah dia adalah presdir yang dingin dan tidak tertarik dengan wanita?

Sekarang, tidak kusangka dia mau menikah denganku! Astaga, beruntung sekali aku!

Tiba-tiba dia membungkuk, sambil melihat kedua mataku, dia bertanya, "Sebenarnya apa yang kamu sukai dari diriku? Atau jangan-jangan kamu hanya memanfaatkanku?"

Tatapan Wilson ini membuatku merinding, secara tidak sadar aku menjawab, "Bagaimana mungkin, aku menyukai semua yang ada di dirimu!"

Wilson melamun sesaat, lalu tertawa-tawa.

Aku dibawa naik ke dalam mobil, tiba-tiba dia bertanya, "Kamu membawa KTP dan kartu keluarga?"

"Bawa ...." jawabku dengan pelan.

"Sekarang biro urusan sipil belum tutup, kita masih bisa ke sana membuat surat nikah."

Satu jam kemudian, akhirnya aku mengetahui apa yang dimaksud dengan presdir yang tegas, dua buku kecil berwarna merah sedang kupegang di tanganku.

Tiga jam yang lalu, aku sama sekali tidak menyangka kalau tiga jam lagi aku akan menikah.

Di hari pertama aku masuk ke novel ini, aku sudah menikah dengan presdir yang tampan~

Sungguh tidak masuk akal.

"Menyesal sekarang juga tidak ada gunanya." Wilson mengambil buku merah di tanganku.

Aku pun merinding mendengar itu, "Aku tidak menyesal, menikah denganmu adalah harapanku dari dulu!"

"Kekanak-kenakan sekali kamu," ucap Wilson sambil tertawa-tawa.

"Wilson, apakah sekarang kita mau pulang?"

"Ya."

Aku bisa melihat senyuman di wajah Wilson setelah dia mendengar kata "pulang".

Jantungku pun berdebar-debar, walaupun Wilson disebut sebagai presdir yang dingin, tapi wajahnya ini sungguh tampan.

Lebih tampan dari Owen!

Ahh, aku benar-benar terpikat olehnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel