Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 7 - LES PRIVAT

Keesokan harinya aku kembali memutuskan untuk tidak masuk sekolah. Aku lebih memilih berdiam diri di rumah dan belajar secara mandiri. Jujur saja ada banyak hal menyenangkan yang kudapatkan di sini. Salah satunya ialah mempelajari pelajaran sejarah dan banyak buku menarik lainnya. Meski kerap kali aku merasa bosan di kehidupanku yang sekarang. Terlebih tidak adanya game online atau pun offline yang dapat kumainkan untuk menghilangkan kejenuhan ku.

Pagi ini. Seperti biasanya aku akan sarapan bersama keluargaku. Saat ini aku sudah berada diruang makan sembari menyantap sarapan pagi bersama dengan jendral besar Li Xuan, yakni ayahandaku, serta ibundaku, Lou Yi.

Kami sarapan pagi dengan khidmat, tidak ada yang bersuara selain suara sumpit yang menyentuh permukaan piring. Pagi ini Li Xian belum datang, bahkan saat sarapanku telah habis, saudara laki-laki ku itu tak kunjung bangun dan bergabung bersama kami.

Setelah piring-piring kotor diangkat, Li Xian barulah datang dengan raut wajah yang tampak kelelahan. Mendekati ujian kenaikan kelas, semua guru pengajar di Shishi High School mulai sibuk membuat soal ujian. Tidak terkecuali dengan Li Xian. Li Xian sendiri mulai sibuk membuat soal-soal ujian untuk kelas-kelas diajarnya, hal itulah yang membuat Li Xian semalam sempat begadang dan baru bisa tidur dini hari.

"Xian'er kau tampak pucat" kata Lou Yi khawatir.

"Tidak apa ibunda, aku hanya kurang tidur semalam" aku Li Xian jujur.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya jendral besar Li Xuan.

"Ujian kenaikan kelas sebentar lagi. Aku sudah mulai menyiapkan soal-soal untuk kelas-kelas yang ku ajar" jawab Li Xian tak lupa melihat ke arahku seakan-akan memberitahukan bahwa seharusnya aku belajar dan tidak bermalas-malasan seperti hari ini.

"Berarti sebentar lagi Xia'er akan naik kelas 2 menengah" kata jendral Li Xuan.

Mendengar hal itu tentu saja membuatku dengan cepat tanggap bahwa sebentar lagi pembahasan akan mengarah padaku. Tahu akan kemana arah perbincangan yang akan ayahandaku lakukan, aku lantas menutup buku yang ku baca seraya menyiapkan diri untuk menjawab segala pertanyaan yang akan dilontarkan jendral besar kerajaan Zhou padaku.

"Ayahanda dengar kemarin kau bolos dari sekolah, apakah hari ini juga demikian?" Tanya jendral Li Xuan.

"Iya ayahanda" jawabku.

"Mengapa?" Tanya jendral Li Xuan.

"Aku merasa datang ke sekolah menengah Shishi hanya akan membuang-buang waktu, terlebih mungkin ayahanda sudah tahu dari Gege kedua kalau aku memutuskan pertunangan ku dengan pangeran Zhou Yan secara sepihak" jawabku.

"Bukankah itu berarti kamu mengakui bahwa saat ini kamu bolos sekolah hanya untuk menghindari pangeran Zhou Yan?" Tanya jendral Li Xuan yang kini mengeluarkan aura mengintimidasi.

Hal itu tentu saja tidak membuatku takut, aura yang dikeluarkan dosen pembimbing skripsiku semasa aku kuliah sebagai mahasiswi semester akhir lebih menyeramkan dari pada apa yang ditunjukkan jendral Li Xuan saat ini.

"Aku tidak bisa mengelak itu" aku ku jujur.

"Lagi pula tidak ada yang dapat ku lakukan di sekolah. Pelajaran rasanya sangat membosankan terlebih lagi aku tidak memiliki teman" tambahku.

"Apakah kau tidak berpikir bahwa ayahanda dan ibunda telah menghamburkan banyak uang demi menyekolahkan mu?" Tanya Li Xian di sela-sela makannya.

"Setiap bulan ayahanda dan ibunda harus membayar iuran sekolah, apakah kau tidak berpikir bahwa ayahanda harus mempertaruhkan nyawanya demi membayar biaya sekolahmu itu?" Tanya Li Xian lagi mulai kesal dengan keegoisan saudari perempuannya.

Lou Yi dengan cepat menenangkan putra keduanya, ia meminta Li Xian untuk fokus makan saja. Sedangkan jendral Li Xian mendesah. Aura mengintimidasinya telah lenyap, biasanya jika ia bersikap sangar putrinya akan ketakutan. Namun kali ini tampak berbeda. Li Xia sama sekali tidak menunjukkan ketakutannya, sikapnya saat ini sangat santai seakan-akan ia telah siap menjawab semua pertanyaan yang ingin ia lontarkan.

"Abaikan apa yang Gege keduamu katakan. Baik ayahanda mau pun ibunda tidak mempermasalahkan masalah biaya sekolahmu" kata jendral Li Xuan.

"Sudah kewajiban ayahanda dan ibunda memberimu fasilitas dan membiayai pendidikanmu, bagaimanapun itu adalah tanggung jawab kami memberimu bekal dimasa depan. Bagaimana kamu menjalani sekolahmu, entah hanya untuk bersenang-senang atau serius ingin mencari ilmu, itu adalah pilihan kamu. Kami sebagai orang tua hanya memfasilitasi dan membiayai, bagaimana kamu kedepannya itu adalah pilihannya kamu" tambah jendral Li Xuan.

'Sungguh keluarga berpendidikan dan merupakan bangsawan kaya memang beda. Mereka memiliki pemikiran yang berbeda dari kebanyakan bangsawan di kerajaan Zhou' benakku.

"Terima kasih atas kemurahan ayahanda dan ibunda" balasku tentu saja penuh rasa syukur.

Bagaimana tidak? Orang tua Li Xia sangat pengertian dan penyayang. Aku tentu saja tidak habis pikir bagaimana Li Xia begitu tega mengecewakan dan mengkhianati keluarganya hanya demi pria tampan bergelar pangeran yang hanya memanfaatkan keluarganya habis-habisan dan mengadu dombanya hingga keluarga Li dibasmi  dan di cap sebagai keluarga pembunuh hanya karena tindakan cerobohnya.

"Lantas apa yang akan kau lakukan sekarang Xia'er?" Tanya jendral Li Xuan.

"Seperti yang kau dengar dari Gege keduamu, ujian kenaikan kelas sebentar lagi, apakah kau akan terus bolos sekolah?" Tanya jendral Li lagi.

"Menjawab ayahanda, mungkin aku akan tetap di rumah selama beberapa hari ke depan. Untuk masalah ujian, aku akan meminta Gege kedua mengajariku ketika ia senggang. Mungkin aku akan meminta Gege untuk memberiku les privat" jawabku yang berhasil membuat Li Xian tersedak air yang baru saja di minumnya.

"Tidak. Aku tidak mau!" Tolak Li Xian setelah batuknya reda.

"Mengapa kau tidak ingin mengajari mei-mei mu? Bukankah ini pertanda yang baik karena ia ingin belajar!" Protes Lou Yi.

"Ibunda tahu aku kelelahan mengajar, jika aku harus memberi mei-mei les privat di saat semua orang tahu betapa bodohnya mei-mei di sekolah tentu saja akan memakan banyak waktu. Lantas kapan aku bisa beristirahat?" Tanya Li Xian.

Berhubung dengan Li Xia yang malas belajar, semua orang benar-benar beranggapan bahwa Li Xia adalah gadis yang bodoh. Padahal sebenarnya Li Xia adalah gadis yang cerdas dan aku pun baru menyadarinya kemarin. Hanya dengan membaca sekali dua kali setiap pelajaran yang ada pada buku, aku sudah langsung bisa mengingatnya. Bukankah bakat yang dimiliki Li Xia sangat curang? Wajar jika selama pelajaran Li Xia lebih memilih tidur dibandingkan mendengarkan penjelasan guru yang mengajar, pasalnya Li Xia sudah mengetahui semua materi pada buku pelajarannya.

"Gege tidak perlu khawatir, Gege cukup mengawasi ku, jika perlu memberiku sedikit-sedikit bocoran materi yang kemungkinan akan muncul pada soal ujian. Selebihnya aku bisa belajar sendiri. Bukankah dengan begitu Gege bisa memiliki banyak waktu beristirahat, bukan?" Kataku berusaha meyakinkan Li Xian.

Berkat bantuan dari jendral Li Xuan dan ibundanya, Lou Yi. Pada akhirnya Li Xian mengiyakan permintaannya untuk memberinya les privat setiap kali Li Xian pulang mengajar.

"Baiklah, baiklah. Aku akan melakukannya!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel