Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 4 - BERUBAH

Pangeran Zhou Yan berpikir jika ia hanya sedang salah dengar. Saat pangeran Zhou Yan ingin meminta Li Xia mengulang perkataannya untuk memastikan pendengarannya tidaklah salah, Li Xian telah datang memanggil saudari perempuannya untuk pulang.

"Yang mulia pangeran Zhou Yan. Maafkan atas kelancangan hamba memotong obrolan anda dengan mei-mei. Kami sudah harus pulang karena hari sudah sangat larut malam" kata Li Xian menjemput ku dan mengajakku untuk pulang ke kediaman kami.

Pangeran Zhou Yan mau tidak mau mengizinkan aku pergi dengan Li Xian. Meskipun aku tahu pangeran Zhou Yan masih ingin menahan ku dan meminta penjelasanku.

"Apa yang kalian berdua bicarakan di luar?" Tanya Li Xian penasaran.

Dalam alur cerita dalam game The Legend of Phoenix, Li Xian tidak terlalu menyukai saudari perempuannya. Li Xia selalu mempermalukan keluarganya dan hal itulah membuat Li Xia membencinya. Perbuatan Li Xia berdampak pada nama baiknya. Ia tidak di kenal sebagai wakil jendral muda berprestasi, melainkan wakil jendral dengan adik perempuan yang suka mencari masalah.

"Aku hanya membatalkan pertunangan ku dengan pangeran Zhou Yan" jawabku jujur dan hal itu membuat Li Xian terkejut hingga ia menghentikan langkahnya.

"A-apa?"

"Aku memutuskan membatalkan pertunangan ku dengan pangeran Zhou Yan" ulang ku yang membuat Li Xian lantas memegang kening untuk mengecek suhu tubuhku.

"Apakah kau sakit? Sejak tadi kau melakukan hal di luar kebiasaanmu!" Kata Li Xian sedikit khawatir.

Meskipun Li Xian tidak begitu akrab dengan saudarinya, serta membenci kelakuan bodoh dan memalukan yang kerap kali Li Xia lakukan. Li Xian tetap saja adalah seorang kakak. Setidak sukanya ia pada Li Xia, ia juga masih memiliki rasa sayang sebagai seorang kakak meski hanya sedikit.

"Aku sama sekali tidak sakit Gege. Sudahlah mari kita pulang. Aku kedinginan, serta lelah berdiri semalaman sepanjang pesta" keluhku.

Li Xian tentu saja masih tidak percaya dengan apa yang saudari perempuannya katakan. Ia dan semua orang tahu bagaimana Li Xia begitu tergila-gila pada pangeran Zhou Yan hingga ia meminta serta memaksa jendral Li Zuan agar pangeran Zhou Yan bertunangan dengannya. Namun apa yang saudari perempuannya lakukan sekarang? Ia membatalkan pertunangan mereka! Apakah Li Xia marah karena kejadian pangeran Zhou Yan ditindih oleh nona muda Mei Ying saat pesta masih berlangsung, sehingga ia memutuskan membatalkan pertunangan dengan pangeran Zhou Yan tanpa pikir panjang?

Li Xian sesekali menatapku sepanjang perjalanan menuju kereta kediaman Li yang telah menunggu di halaman aula kerajaan. Li Xian pun mengambil kesimpulan bahwa aku hanya sedang terbakar api cemburu sehingga bertindak kekanakan. Harusnya Li Xian tidak perlu kaget akan hal itu. Sebab saudari perempuannya memang suka seenaknya.

Hanya saja Li Xian tidak habis pikir bahwa saudari perempuannya terlalu berani menjadikan pembatalan pertunangannya dengan pangeran Zhou Yan sebagai sebuah ancaman. Apakah mungkin saudarinya telah tahu jika pangeran Zhou Yan hanya memanfaatkan keluarga mereka, sehingga ia sadar kekuatan pangeran Zhou Yan tidak ada apa-apanya tanpa bantuan jendral Li Zuan dan keluarga Li.

Keesokan harinya aku memutuskan untuk tidak masuk sekolah. Hal itu tentu saja membuat ibunda dan Li Xian merasa bingung pasalnya ini kali pertamanya aku bolos sekolah. Dalam alur cerita pada game, Li Xia akan tetap bersekolah meski ia malas belajar dan datang hanya karena ingin bertemu pangeran Zhou Yan. Namun kali ini aku memutuskan akan mengubah takdir Li Xia sehingga aku mengambil tindakan bahwa aku tidak perlu terlalu sering datang ke sekolah lagi hanya untuk bertemu dengan pangeran Zhou Yan.

Dalam cerita The Legend of Phoenix sendiri selain mengambil latar belakang kerajaan, di dalam gamenya para pemeran baik protagonis ataupun antagonis juga merupakan siswa dari Shishi High School. Shishi High School sendiri merupakan sekolah tertua di dunia yang terletak di Chengdu yang didirikan pada 141 SM dan sudah beroperasi selama lebih dari 2.150 tahun.

Sekolah menengah Shishi pun merupakan sekolah terpopuler di kerajaan Zhou. Banyak orang yang ingin bersekolah di sana, namun hanya beberapa orang berbakat yang dapat di terima. Untuk Li Xia sendiri, ia berhasil masuk sekolah menengah Shishi berkat jalur rekomendasi dari saudaranya Li Zuan yang merupakan seorang sarjana pendidikan yang bekerja di sana.

"Xia apakah kau sakit?" Tanya ibundanya, Lou Yi.

"Aku sama sekali tidak sakit ibunda, hanya saja sedang malas berangkat sekolah hari ini" jawabku jujur yang tentu saja membuat Li Xian mengernyit.

Semua keluarganya tahu jika Li Xia sering bermalas-malasan. Namun jika itu menyangkut berangkat sekolah pada dini hari, Li Xia tidak akan melewatkannya terlebih tujuan datangnya ke sekolah bukan untuk belajar, melainkan untuk menghabiskan waktu mengejar tunangannya, pangeran Zhou Yan.

Li Xian tentu saja dengan cepat tahu alasan mengapa mei-meinya tidak ingin ke sekolah hari ini. Tentu saja menghindari pangeran Zhou Yan. Setelah memutuskan pertunangan mereka secara sepihak dengan alasan sepele, mungkin saat ini mei-meinya sedang ingin bersandiwara bahwa ia sedang marah dan kesal atas kejadian pangeran Zhou Yan dan nona muda Hong Mei Ying.

Li Xian lantas mendesah. Saudari perempuannya terlalu naif jika berpikir bahwa dengan ia merajuk seperti yang biasa ia lakukan pada keluarganya mampu membuat pangeran Zhou Yan mencarinya. Bagi pangeran Zhou Yan, Li Xia bukanlah orang penting dalam kehidupannya. Ia hanyalah bidak pangeran Zhou Yan yang kedudukan keluarganya saat ini tengah dimanfaatkan.

"Baiklah jika kau tidak ingin pergi" putus Lou Yi yang tampak sudah terbiasa dengan sikap putrinya yang seenaknya.

"Ibunda akan pamit terlebih dahulu, ada pesta jamuan teh yang harus ibunda hadiri" kata Lou Yi meninggal kedua anaknya yang masih menikmati sarapan pagi.

Di dalam keluarga Li terdapat peraturan yang mengharuskan mereka selalu makan bersama. Peraturan itu diterapkan oleh Lou Yi yang tidak ingin kebersamaan dalam keluarganya renggang hanya karena mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Sepeninggalan Lou Yi, hanya ada aku dan Li Xian di ruang makan. Aku tahu sedari tadi Li Xian memperhatikanku, dan hal itu cukup membuatku merasa lelah di tatap seperti itu terus menerus.

"Ada apa?" Tanyaku pada Li Xian.

"Katakan yang sejujurnya mei-mei, kau tidak ingin bersekolah hanya karena menghindari pangeran Zhou Yan bukan?" Tanya Li Xian yang sedari tadi menahan pertanyaannya hanya karena masih ada ibunda mereka.

"Iya" jawabku yang tentu saja membuat Li Xian tercengang untuk beberapa saat.

"Mei-mei apakah kau serius mengenai yang kau katakan padaku semalam?" Tanya Li Xian yang ku balas anggukan.

"Aku serius" jawabku.

"Saat ini aku hanya menunggu waktu untuk membicarakannya pada ayahanda dan ibunda" tambahku yang membuat Li Xian tak mampu berkata-kata saat melihat keseriusan terpancar dari kedua bola mata saudari perempuannya.

"Mei-mei, kau berubah!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel