Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 3 - MEMBATALKAN PERTUNANGAN (2)

Pengumuman kedatanganku dengan Li Xian pun diumumkan. Pintu aula terbuka lebar dan pandangan semua orang tertuju pada kami berdua. Biasanya para tamu undangan pada saat pesta akan menyindir atau menggunjing penampilan Li Xia yang asli.

Dalam alur cerita game The Legend of Phoenix Li Xia selalu berpenampilan menor, mencolok dan suka menggunakan pakaian berwarna terang. Li Xia selalu menggunakan banyak perhiasan sebagai bentuk pamer yang ia lakukan. Perbuatan bodohnya itu membuatnya seperti bola perhiasan berjalan. Namun malam ini aku sama sekali tidak ingin mempermalukan diriku sendiri yang saat ini berada dalam raga Li Xia. Meskipun Li Xia memiliki banyak perhiasan yang mungkin jika di jual akan membuatku kaya raya di dunia nyata, tapi untuk saat ini aku tidak ingin berpenampilan menor seperti Li Xia yang asli. Bukankah sudah kukatakan bukan bahwa aku akan merubah hidup Li Xia. Bukan hanya mengubah takdirnya tapi mengubah penampilan, perilaku dan sikapnya.

"Xia'er apakah kau baik-baik saja sayang?" Tanya Lou Yi yang tampak khawatir dengan sikap dan perilaku putrinya yang tampak sangat tenang dari biasanya.

"Aku baik-baik saja ibunda" jawabku.

Tentu saja keluarganya akan khawatir. Bagaimana bisa perilaku dan sikapnya berubah hanya dalam waktu beberapa jam. Li Xia yang di kenal sebagai gadis manja, angkuh, egois dan kekanakan tiba-tiba menjadi gadis pendiam dan kalem di usianya yang baru saja menginjak 15 tahun tentu saja membuat semua orang heran dan merasa aneh.

Suasana pesta yang biasanya heboh karena penampilan Li Xia yang menor dan tingkah laku Li Xia yang begitu antusias karena akan selalu bertemu tunangannya saat pesta kini menjadi pendiam. Ia tampak seperti orang lain yang tidak mereka kenali.

Aku tahu semua orang mengharapkan pesta yang di adakan istana seperti pesta-pesta sebelumnya dimana aku mempermalukan diri sendiri. Tetapi aku hanya ingin pesta seperti yang seharusnya pesta di adakan. Tidak ada keributan, atau ajang mempermalukan diri. Yang ada hanya pesta biasa yang berjalan sebagaimana prosedur jalannya acara.

Ibundanya, ayahandanya, bahkan Xian tentu saja masih khawatir denganku. Aku tahu mereka ingin menanyakan banyak hal, namun semua itu mereka urungkan saat pengumuman kedatangan kaisar Zhou Zhang, permaisuri Shen Yimin dan para pangeran dan putri kerajaan Zhao memasuki aula tempat jamuan diadakan.

Semua orang lantas menunduk hormat, tidak terkecuali dengan aku. Sejujurnya aku tidak tahan melakukan hal ini bagaimana pun aku berasal dari masa depan. Sistem pemerintahan kerajaan seperti ini telah lama menghilang. Namun mengingat saat ini posisiku adalah putri bangsawan, maka aku mau tak mau harus bersikap layaknya seorang bangsawan mengingat posisi jendral Li Zuan berada di kalangan bangsawan kelas atas.

Pesta jamuan pun di mulai setelah kaisar Zhou Zhang memberikan kata-kata sambutan dan rasa syukurnya atas keberhasilan para prajuritnya memenangkan peperangan perebutan wilayah. Dalam alur cerita dalam game ini, sebentar lagi pangeran Zhou Yan akan menyapa keluarganya. Sebagai tunangannya, pangeran Zhou Yan akan menunjukkan dirinya di depan keluarganya meski sebenarnya ia enggan.

Tepat seperti apa yang aku katakan barusan. Pangeran Zhou Yan benar-benar datang menghampiri keluarganya. Ia menunjukkan mukanya sebagai tunanganku. Padahal yang ia lakukan saat ini hanyalah bentuk dari rasa sopan karena tidak ingin kehilangan dukungan dari keluargaku.

"Hormat hamba pada yang mulia pangeran" kataku memberi salam hormat pada pangeran Zhou Yan yang baru saja menyapa dan mengobrol dengan ayahanda dan ibundaku.

"Bangunlah Xia'er" pinta pangeran Zhou Yan yang saat ini menunjukkan raut wajah risih saat bersamaku.

"Pastikan kau menjaga jarak denganku. Ingatlah bahwa Ben Wang menerima pertunangan kita hanya karena terpaksa!" Tegas pangeran Zhou Yan dengan suara yang sengaja di kecilkan agar hanya aku dan dia saja yang mendengarnya.

Tentu saja tanpa pangeran Zhou Yan katakan pun aku atau bahkan semua orang tahu hal itu. Pangeran Zhou Yan menerima pertunangan kami hanya karena ia membutuhkan dukungan kuat dari para bangsawan kelas tinggi agar posisinya sebagai calon pewaris kerajaan Zhou tidak goyah akan fraksi-fraksi pendukung pangeran-pangeran lainnya.

"Anda tidak perlu mengkhawatirkan hal itu" jawabku yang tentu saja membuat pangeran Zhou Yan terkejut.

Biasanya Li Xia akan mengamuk dan protes jika ia meminta gadis itu menjaga jarak dengannya. Setiap istana mengadakan pesta, pangeran Zhou Yan harus menyiapkan diri terlebih dahulu. Ia menguatkan dirinya untuk tahan akan segala cibiran para tamu undangan ketika Li Xia terus menempel padanya setiap kali mereka bertemu di pesta.

Masih tidak percaya dengan reaksi tunangannya, pangeran Zhou Yan sempat menatapku beberapa saat sebelum pada akhirnya memalingkan pandangannya. Seharusnya pangeran Zhou Yan merasa senang bukankah dengan begitu ia akan terhindar dari cibiran-cibiran para tamu undangan. Hanya saja pangeran Zhou Yan masih merasa aneh dengan sikap Li Xia, ia seakan-akan melihat sosok orang lain dalam raga tunangannya.

Dalam alur cerita game The Legend of Phoenix. Aku seharusnya marah saat pangeran Zhou Yan memperingati ku untuk menjaga jarak dengannya. Kami terlibat pertengkaran kecil yang menarik perhatian banyak orang. Saat pangeran Zhou Yan kesal dan hendak pergi dari hadapan Li Xia, tubuh pangeran Zhou Yan jatuh karena tidak mampu menahan bobot tubuh orang lain yang tiba-tiba saja memberi tekanan pada dirinya sehingga ia tidak mampu menyeimbangkan tubuh dan berakhir jatuh.

Pangeran Zhou Yan jatuh dengan seorang gadis cantik menindih tubuhnya. Gadis cantik itu adalah Hong Mei Ying. Hong Mei Ying atau biasa di panggil Nona Mei Ying tidak sengaja menginjak roknya sehingga ia kehilangan keseimbangan dan akhirnya ia jatuh dan menabrak pangeran Zhou Yan yang baru saja berbalik. Karena perbuatannya, Ia dan pangeran Zhou Yan jatuh bersama dan dari situlah awal mula pangeran Zhou Yan jatuh cinta pada pandangan pertama pada Mei Ying.

"Bruk!"

Suara keras terdengar nyari di tengah-tengah jamuan pesta. Semua mata kini tertuju pada pangeran Zhou Yan yang di tindih oleh gadis cantik yang tampak tidak asing bagiku. Hong Mei Ying. Baru saja aku memikirkan mengenai alur cerita dalam game The Legend of Phoenix, pada akhirnya kejadian itu pun terjadi.

Mei Ying meminta maaf pada pangeran Zhou Yan berulang kali. Ia juga tak lupa meminta maaf padaku berhubung aku adalah tunangan pangeran Zhou Yan. Semua tamu mulai menahan nafas menunggu bagaimana reaksiku. Aku tentu saja tidak akan terbakar api cemburu seperti dalam alur cerita pada game. Meski aku tahu alasan Li Xia yang asli dalam game marah pada Mei Ying saat menindih tubuh pangeran Zhou Yan karena ia iri dan cemburu. Hanya saja saat ini dalam raga Li Xia adalah aku, makan hal berbau dramatis seperti itu tidak akan terjadi.

Aku telah bertekad untuk mengubah takdir Li Xia meski harus melawan alur cerita game The Legend of Phoenix. Maka hal yang harus kulakukan agar aku bisa bertahan hidup lebih lama ialah terlepas dari jeratan pangeran Zhou Yan yang merupakan dalang dari malapetaka yang akan Li Xia hadapi kedepannya.

"Nona muda Mei Ying tidak perlu meminta maaf padaku. Ini hanyalah sebuah kecelakaan" kataku yang tentu saja mengejutkan banyak orang yang menghadiri pesta tidak terkecuali dengan keluargaku yang kaget aku bisa setenang ini.

Pangeran Zhou Yan dengan cepat bangkit. Ia lantas menarik ku keluar dari aula entah karena alasan apa. Saat kami di luar, pangeran Zhou Yan menghempas tanganku kasar saat kami sudah berada di taman dan jauh dari keramaian.

"Nona muda Li Xia, ada apa denganmu?" Tanya pangeran Zhou Yan yang merasa tidak nyaman atas perubahan sikapku yang tiba-tiba.

"Hamba tidak apa-apa yang mulia" jawabku sopan.

"Bohong!" Tegas pangeran Zhou Yan yang benar-benar membenci perubahan sikap tunangannya yang tiba-tiba. Ia merasa ada yang berbeda dari hidupnya ketika Li Xia seperti ini.

"Hamba tidak berani berbohong" kataku yang membuat pangeran Zhou Yan menatapku seakan mencari jejak-jejak kebohongan.

"Karena anda telah membawa hamba jauh dari keramaian, hamba sebenarnya ingin mengatakan sesuatu" kataku yang menarik perhatian pangeran Zhou Yan.

"Apa yang ingin kau katakan?" Tanya pangeran Zhou Yan dengan nada suara terdengar tidak bersahabat.

"Hamba ingin membatalkan pertunangan kita!".

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel