Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5

Setelah itu, selama seminggu Kiano tidak datang mencariku, juga tidak menghubungiku.

Hari peringatan kematian ibuku segera tiba. Aku membeli sebuket bunga dan pergi ke makam ibuku.

Dari jauh terdengar suara tangisan.

Suara seperti ini sangat sering terdengar di pemakaman, bahkan mataku malas untuk melihat sekeliling, sampai aku mendengar suara yang akrab.

"Bianca, jangan menangis lagi, masih ada aku."

Aku melihat ke sana, yang terpampang di depan mataku adalah Kiano yang sudah ku kejar tiga tahun tetapi tidak ku dapatkan itu, dia sedang dengan lembut merangkul Bianca, dengan suara lembut menenangkannya.

"Bianca jangan menangis lagi, ya ...."

Bianca menangis begitu keras, bersandar di pelukan Kiano, seperti vas bunga cantik yang akan pecah kapan saja.

"Kiano, terima kasih huhu ... aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana membalasmu ...."

Kiano memegang tengkuk Bianca, suaranya sangat lembut, "Kalau begitu jangan pergi lagi, tinggalah di sisiku."

"Ya?"

Kalimat terakhirnya disertai getaran suara.

Aku mendengarnya dengan jelas. Saat aku bersiap untuk meninggalkan tempat yang terasa sedikit tidak tepat bagiku, Kiano sudah menyadari keberadaanku.

"Alaira?"

Dia tiba-tiba memanggilku.

Aku berhenti, melihat ke arahnya.

"Ya?"

"Kenapa kamu disini?" Kiano menarik pergelangan tangan Bianca, membuatnya berdiri di belakangnya.

Aku bingung, apakah aku makan orang? Sebegitu perlunya melindungi wanita ini.

"Kamu menguntitku?" Kiano mengangkat alisnya.

Aku tertegun, diikuti tawa ringan, suara lembut, "Kapan aku pernah menguntitmu?"

Aku menyelipkan sehelai rambut di belakang telinga, dan di antara alis dan mataku samar-samar menunjukkan sikap acuh tak acuh dan tidak peduli.

Meskipun sudah mengejar Kiano selama bertahun-tahun, aku tidak pernah memberitahunya di mana keluargaku dimakamkan. Kebetulan sekali bisa bertemu kali ini.

"Bagus kalau tidak!" Kiano melindungi Bianca dengan sangat hati-hati, seolah-olah takut aku akan mencelakainya.

Dia berkata, "Ada masalah apa kita bicarakan lain kali."

Aku acuh tak acuh membalasnya dengan gumaman pelan, dan tidak terlalu mempermasalahkannya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel