Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Part 6. Kita Pacaran

Jantungnya berdebar, sungguh kedua kali di waktu yang tidak lama mereka sangat dekat. Dari jaraknya yang duduk disamping Maxim,ia bisa melihat hidung Maxim yang bangkit tinggi dari sisi. Wajahnya tampan rupawan sekali pantas bila Maxim menjadi Mahasiswa Hubungan Internasional yang paling dibicarakan sekaligus banyak penggemarnya, udah mah Ganteng nya ga ketulungan ditambah tajir nya ga ada lawan.

Demi apa juga ia berani bersumpah kalau saat ini kondisi jantungnya sedang tidak baik-baik saja, jantung Kayla rasanya seperti ada bom yang siap memorak-porandakan. Sahabatnya dan semua teman kampus yang membicarakan Maxim tidak berdusta apalagi menyebarkan berita Hoaks alias palsu. Ini beneran asli, Ganteng.

" Kita langsung pulang atau kamu mau makan dulu.." tanya maxim setelah mobil bergerak perlahan dan layar monitor menyala dan musik pun terdengar mengalun.

Kayla semakin gugup, susah payah membasahi bibir yang terasa kering, menelan pun bermaksud membasahi Tenggorokan pun gagal.

" Kayla....kamu kenapa..? Kita pacaran kan...?" Ujar Maxim sambil meraih tangan dingin Kayla dan meletakan di gear stick.

" Pacaran...ehmmm ... Kita....?" Seolah tak percaya dengan indra pendengaran nya sendiri,kayla mengulang ucapan nya.

" Iya... Kita pacaran...nanti jam 10 malam tepat 24 jam kita berpacaran..." Jawab Maxim mencolek hidung Kayla.

"Max, tapi akuuuuuu...." Kayla memejamkan matanya. Dirinya merasa sangat tidak pantas dengan apa yang sudah menimpanya. Kayla merasa dirinya sangat kotor.

" Aku...? Kenapa...? Kita besok liburan dirumahku. Selama Om Gustav di Jerman kamu tinggal dirumahku kan..? Ada Malya, bukanya kalian satu gank..." Ujar Maxim.

Baru kalin ini Kayla berdua dalam satu mobil dan yang special adalah statusnya sekarang adalah kekasih Maxim Maxwell Lawendatu.

Sudah hampir empat tahun Kayla dekat dengan keluarga Maxwell dan Hansen, tapi tidak pernah berbicara berdua an saja dengan Maxim.

Baru kemarin di Bar dan Karaokenya Putra ia dekat dengan Maxim, dan tadi malam mereka jadian menjadi sepasang kekasih.

Dan hari ini Maxim mengantarnya ke Asrama untuk mengambil barangnya,dan akan liburan di kastil Maxwell.

Mobil pun masuk ke area parkir sebuah restoran.

" Kita makan dulu, kamu dari pagi baru sarapan saja kan..? Ini sudah mau jam 3 sore." Ujar Maxim lalu menuntun Kayla masuk kedalam sebuah Restoran sambil berpegangan tangan.

Sementara itu Putra dikantornya sedang memandang kertas biodata calon sekertaris nya.

" Tasya...panggil yang ini..sudah datang kan?" Ujar Putra sambil menunjuk kertis Berisi catatan biodata atas Nama Tiara Kusuma Ningrum.

“Kamu sudah dua tahun bekerja sebagai senior Sekertaris di perusahaan the Hansen, apa alasan kamu keluar? Bukankah disana kamu mendapatkan salary dan fasilitas yang bagus...?" Tanya Putra setelah duduk berhadapan dengan Tiara.

Putra menelisik wajah gadis ayu dihadapan nya, yang ia yakin gadis ini yang diceritakan Gubi sahabatnya.

Tiara menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskan perlahan. Sudah menduga bila pertanyaan tersebut yang akan keluar saat wawancara, apa bokeh buat, setelah oukus kuliah Tiara langsung bekerja di perusahaan The Hansen. Tidak ada lagi pengalaman kerja lainya.

“Saya .... Ingin mencoba pekerjan di luar negeri pak, saya tertarik melihat penempatan di Jerman dan negara lainya. Saya bersedia ditempatkan dimana saja..." Jawab Tiara dengan yakin.

“Saya mencari sekertaris Branch yang akan jadi kepanjangan tangan saya bukan untung ajang uji coba pengalaman.” Potongnya cepat.

“Pak maaf , saya belum menjelaskan.”

“Katakan...!"

Mata putra tertuju pada kedua tangan Tiara yang saling mengenggam di atas meja.

“Sama seperti tujuan bapak mencari karyawan jangka panjang, begitu juga saya pak. Saya butuh pekerjaan dengan salary besar dan juga ada tunjangan yang menarik yang tentu saja konsekuensinya saya harus bisa bekerja maksimal. Saya yakin dengan pengalaman saya di perusahaan sebelumnya, saya bisa menjadi kepanjangan tangan bapak, dan juga saya bisa bekerja dalam kontrak yang panjang, karena saya punya tujuan untuk bisa hidup di luar negri membawa ibu dan adik saya." Jawab Tiara.

Putra mulai tertarik, Tiara tidak membuat alasan mengada-ngada untuk membuat dirinya terkesan. Jujur dan tegas Dua hal yang langsung bisa Putra lihat ada pada karakter wanita muda di depannya.

“Kenapa kamu ingin membawa ibu dan adik mu? Bukanya lebih baik kalau kamu mengirimkan uang saja pada mereka?” tanya Putra.

" Saya ingin pergi jauh pak, dan mulai hidup baru bersama ibu dan adik saya." Jawab Tiara.

Dari Penampilan Tiara jelas terlihat sederhana dibanding pelamar untum posisi senior sekertaris yang biasanya terlihat sedikit hedon. Taoibtidak dengan Tiara.

“Saya tidak bisa.” Jawab Putra kemudian yang sontak membuat wajah Tiara murung sejenak sebelum memberi senyum memutupi kecewanya.

“Uhm, ya. Tidak apa-apa. Saya mengerti pak, pasti bapak keberatan dengan saya yang akan membawa serta ibu dan adik saya yang cacat.

Tiara kemudian berdiri, hendak pamit dan meraih tasnya yang ia letakan dikursi disamping kursi yang ia duduki.

“Kamu mau ke mana? Saya belum selesai bicara. Kembali duduk.” Perintahnya, refleks Tiara mengangguk dan kembali meletakan tubuhnya di jok kulit berwarna hitam.

Tiara memerhatikan wajah tampan Putra, pria muda di depannya dengan alis tebal, Hidung mancung, Memiliki tulang rahang berbulu. Tatapan matanya yang teduh menghipnotis, bisa-bisa buat lawan bicaranya mengalami amnesia jati diri kalau melihatnya terlalu lama.

“Tiara Kusuma Ningrum.” Panggil Putra membuat Tiara tersenyum mendengar namanya disebutkan dengan lengkap.

Salah satu alis tebal hitamnya naik, “Saya tidak menerima lamaran kamu, tapi saya pribadi yang meminta kamu untuk bekerja sebahai sekertaris pribadi saya di Hongkong, lusa kamu bisa tandatangani kontrak kerja sambil menyerahkan dokumen ibu dan adik kamu. Satu hal lagi, saya akan konfirmasi ke perusahaan The Hansen,apakah kamu ada masalah atau tidak disana. Terutama masalah keuangan."

" Silahkan pak, bapak bisa konfirmasi ke perusahaan lama saya...!" Jawab Tiara, karena masalahnya dengan the hansen hanya dengan Gubi Hansen yang telah merenggut kesuciannya.

Tiara refleks berdiri, kemudian mengambil tangan Putra dan Menyalami. “ terimakasih pak, saya akan bekerja sepenuh hati .." ucap Tiara dengan suara bergetar.

Tingkah yang membuat sudut bibir Putra membentuk lengkungan manis. Juga menampilkan lesung pipinya.

Setelah Tiara keluar dari ruangannya,putra kembali meraih lembar biodata milik Tiara.

Lalu mengambil foto dengan handphonenya dan mengirimkan pada Gubi.

" Bro,mantan sekretaris mu mulai besok bekerja dengan ku.."

Gubi yang membaca pesan dari Putra tersenyum.

" Ahk Tiara, aku yakin malam itu aku menikmati tubuh perawan mu..." Gumannya.

Gara-gara kepikiran Tiara, Gubi jadi mabuk malam itu dan terjebak dalam tubuh Mayangsari, yang untung saja kejadiannya di VIP room karaoke milik Putra

Namun sejak itu, Mayangsari tinggal bersama Gubi di apartemennya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel