Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Part 6. PENGHUNI GUNUNG NGAMUK

Mendengar suara Jenny yang terdengar sangat memohon membuat John tidak tega. Meski sudah sangat-sangat kelelahan, namun akhirnya John berusaha untuk terus berlari karena takut jika sampai pasukan serigala mengetahui keberadaannya.

"Ayok, Jenny. Cepat." John langsung mengajak Jenny untuk berlari kembali.

Kedua terus berlari menanjak gunung itu yang masih nampak dipenuhi semak belukar. Suara-suara serigala terdengar semakin ramai seolah mendekati mereka berdua. Hal itu membuat John dan Jenny semakin panik. Suasana gelap membuat John kesusahan untuk bisa berlari dengan cepat, tidak jarang pula ia terjatuh yang menyebabkan perjalanannya sering terhenti.

Dalam situasi yang mencekam itu, Jenny pun meras kasihan terhadap John. Akan tetapi, ia sadar dan harus bisa menghindar dari kejaran pasukan serigala yang berjalan menuju gunung yang sedang meraka pijak itu. Jenny terlihat mengarahkan pandangannya kesetiap sudut hutan itu. Seketika Jenny melihat adanya sebuah semakin dan terlihat ada goa yang bisa untuk dijadikan tempat persembunyian untuk sementara waktu.

"John. Kita ke sana, ayok. Lihat itu ada goa," ucap Jenny memberitahukan.

John terlihat kelelahan, namun karena ia juga ingin selamat, John tidak banyak berfikir lagi. Mereka berdua langsung berlari menuju sebuah goa. Setelah sampai di depan pintu goa yang terlihat sangat sepit Jenny langsung mengajak John untuk masuk.

"Ayok, John. Kita masuk, kita harus bersembunyi di goa ini. Biar kamu bisa istirahat dulu, dan pasukan serigala tidak bisa melihat kita, ayok masuk, John," ucap Jenny lalu berjalan masuk.

"Baik, Jenny. Ayok," balas John mengikuti Jenny yang masuk lebih dulu kedalam goa itu.

Goa itu nampak gelap sehingga membuat John dan Jenny tidak bisa melihat dengan jelas, lubang goa yang terasa sempit membuat John kesulitan untuk bisa merangsak masuk kedalam goa itu. Namun dengan sedikit paksaan akhirnya John dan Jenny berhasil masuk kedalam goa. Tidak sampai disitu, John langsung menutup pintu goa menggunakan bebatuan kecil dan semak juga dedaunan yang ada di dekatnya. Setelah itu John mencoba menerangi goa itu dengan korek api yang di bawanya.

"John, ayok kesini," ucap Jenny menyarankan.

"Baik, Jenny. Sebentar, aku sedang mengawasi. Aku mendengar suara langkah kaki dari pasukan serigala. Sepertinya mereka mengetahui keberadaan kita, Jenny," jawab John yang masih berada di dekat pintu goa.

"Sudah cepat, kamu kesini. Jika kamu masih berad di situ, mereka akan dapat mencium bau manusia." Jenny kembali meminta John untuk segera masuk lebih dalam.

"Oke, Jenny." John bergegas untuk menghampiri Jenny.

Mereka berdua merangsak masuk lebih dalam di goa itu. Setelah menemukan tempat yang cukup untuk bersembunyi, mereka berdua terdiam dengan perasan yang cemas dan takut jika sampai pasukan serigala mengetahui keberadaannya.

"Jenny, kenapa mereka mengejar kamu terus?" tanya John yang masih penasaran.

"Itu karena mereka diperintahkan oleh ayahku untuk membunuhku, John," jawab Jenny dengan suara pelan.

"Sebaiknya kamu diam saja, John. Janan bicara dulu. Tunggu sampai mereka pergi dari tempat ini," sambungnya menyarankan.

Mendengar ucapan itu, John pun memanggutkan kepalanya seolah mengerti dengan maksud Jenny. Dalam kegelapan mereka berdua hanya duduk sambil mendengarkan suara gaduh dari pasukan serigala yang sudah sampai dan berada di dekat goa itu.

John terlihat ketakutan karena mendengar suara dari pasukan serigala yang terus-menerus mengeluarkan suaranya yang terdengar menyeramkan. Di saat itu Jenny tidak henti-hentinya meminta John untuk tetap tenang.

Keada di luar goa terlihat ramai dengan pilihan ekor serigala yang berukuran besar menelusuri hutan dan mengitari goa itu. Semuanya terlihat mencari keberadaan Jenny. Di antara pasukan kerajaan Maraja. Terlihat dua ekor serigala yang tidak lain adalah panglima perang dari kerajaan Maraja berdiri di depan pintu goa itu.

Kedua panglima perang itu bernama Alexis dan Michael. Mereka berdua diperintahkan langsung dan menjadi kepercayaan dari raja Bruto. Mereka berdua hanya berdiri di dekat goa sambil memperhatikan pasukannya yang sedang berpencar mengitari hutan di sekitar goa itu.

"Michael. Aku yakin ratu Jenny berlari ke gunung ini. Tapi kenapa kita tidak bisa menemukannya? Apa yang haru kita langsung jika kita tidak bisa membawa ratu Jenny kembali ke istana kerajaan?" Alexis terlihat kebingungan, di satu sisi ia juga meras takut jika sampai raja Bruto murka terhadapnya.

"Tenang dulu, Alexis. Jangan berfikir seperti itu. Kita pasti menemukannya. Pikiranmu sama dengan pemikiranku. Kalau ratu Jenny pasti berada di gunung ini. Seperti yang dikatakan oleh raja Bruto, kalau ratu Jenny lari ke gunung kembar," ucap Michael mencoba menenangkan rekanya.

Namun setelah cukup lama semua pasukan mengitari tempat itu. Tidak ada satu pun yang menemukan keberadaan Jenny. Hingga akhirnya pemimpin pasukan itu, Michael dan Alexis menyuruh semua pasukan untuk meninggalkan lokasi itu dan mencari di tempat lain.

Tida menunggu lama, semua pasukan dari kerajaan Maraja berlarian menaiki gunung itu dan meninggalkan lokasi dan goa tempat John dan Jenny bersembunyi. Michael dan Alexis memimpin paling depan, mereka berlari mendaki gunung itu. Namun ketika sampai di suatu tempat pasukan serigala yang di pimpin oleh Michael dan Alexis dihadang oleh penghuni gunung yang juga terkenal ganas.

Makhluk-makhluk itu terlihat menyeramkan, dengan tubunya seperti beruang hitam namun terlihat taringnya yang panjang. Sontak hal itu membuat Michael dan Alexis kaget dan langsung meminta semua pasukan untuk berhenti.

"Hey. Jangan halangi jalan kami," ucap Alexis dengan suara lantang.

Makhluk itu menggeram-geram mengeluarkan suaranya yang terdengar menggelegar memenuhi seisi hutan itu. Tatapan matanya yang menyala merah terlihat tajam menatap pasukan serigala, menandakan kalau dirinya merasa terusik dan marah dengan kehadiran makhluk lain di gunung itu.

HHHHERRRRR...

Suara itu terdengar sangat menggema, meliat penghuni gunung itu marah Alexia dan Michael yang sedang mencari Jenny merasa tersulut dan tida terima ada yang menghalangi perjalanannya. Hingga akhirnya terjadilah perlawanan dari pasukan serigala dari kerajaan Maraja. Akan tetapi, nampaknya penghuni gunung itu sanga kuat menerima serangan mereka yang berjumlah banyak.

Tidak sampai disitu, banyak dari pasukan serigala yang terluka akibat serangan dari sosok penghuni gunung itu. Merasa terdesak dan tidak mampu melawan penghuni gunung, akhirnya Michael dan Alexis menyeru kepada semua pasukan untuk mundur dari kembali turun dari gunung itu.

Semua berlarian ketakutan karena makhluk penghuni gunung kembar benar-benar sangat kuat dan seperti tidak bisa dikalahkan oleh kekuatan mereka. Jenny dan John yang berada dalam goa hanya bisa mendengarkan pasukan serigala yang berlarian menuruni gunung itu.

"Jenny. Sepertinya mereka meninggalkan gunung ini," ucap John pelan.

"Benar, John. Mereka pasti bertemu dengan penghuni gunung ini," balas Jenny mengiyakan.

"Penghuni gunung? Maksud kamu?" John mengerutkan keningnya menatap Jenny.

"Iya, John. Gunung ini di huni oleh makhluk yang menyeramkan dan memiliki kekuatan yang sangat besar. Pasukan serigala tidak akan mampu melawannya," ucap Jenny menjelaskan.

John terdiam kebingungan mendengar ucapan Jenny.

"Jenny. Kalau mereka tidak mampu melewati penghuni gunung ini. Lantas apa yang harus kita lakukan, Jenny? Kita hanya berdua, dan aku hanya manusia biasa. Aku tidak mempunyai kekuatan," ucap John mulai panik.

"Kamu tenang dulu, John. Semoga aku bisa berdiskusi dengan penghuni gunung ini. Kamu tenang saja dulu, jangan cemas," balas Jenny mencoba menenangkan.

"Tapi apa itu tidak bahaya? Kalau makhluk itu menyerang kita bagaimana? Aku yakin aku mati, Jenny. Dan harapan terbesarku untuk bertemu dengan wanita pujaanku akan sia-sia." John benar-benar ketakutan.

Saat itu Jenny berusaha untuk membuat Jhon tenang. Meski sebenarnya Jenny pun tidak percaya dengan hatinya. Namun Jenny berusaha untuk membuat perasaanya tenang, supaya bisa menaklukkan penghuni gunung dan bisa mencapai puncak yang dimana ada mata air keabadian.

"Jika memang itu keinginanmu, harusnya kamu jangan takut, John. Aku yakin, dan aku berjanji akan membuat kamu bertemu dengan perempuan yang ada dalam mimpimu," ucap Jenny menyemangati.

John hanya terdiam, hatinya yang sangat ingin bertemu dengan perempuan yang ada di alam mimpinya membuat John sadar, dan mencoba membuang jauh-jauh ras takutnya.

"Baiklah, Jenny. Demi perempuan itu, aku juga akan menepati janjiku, bahwa aku akan terus membantumu sampai kamu bisa mandi di air keabadian.

Pada saat seperti itu, tiba-tiba saja terdengar suara dari luar.

BERHENTI...

Teriakan itu terdengar jelas oleh Jeny, dan Jeny pun paham dengan suara itu yang tidak lain adalah suara Michael. Sontak Jenny mulai panik karena takut jika sampai keberadaannya diketahui.

"Ada apa, Jenny?" tanya Jhon merasa heran.

"Diam." Jenny seketika meminta John untuk diam.

*****

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel