Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 TWO ( KEJADIAN ANEH )

dengan menghelah napas akhirnya Aryo kembali kearah gudang sendirian. “ emang dasar punya temen kagak ada berperiketemenan dan gak punya perasaan semua, masa cowok imut kek gue disuruh kegudang sendirian. Gimana kalau ada apa – apa coba. Kan orang kek gue tuh langkah.” Batin Aryo mendumel.

dengan mulut menggerutu Aryo tetap berjalan kearah gudang sembari berlari kecil karena takut hari akan semakin gelap. gudang tua yang tepat bersebelahan dengan rumah itu namun agak menjorok ke belakang, banyak potongan kayu mebel yang tak terpakai, besi - besi berkarat dan peralatan rumah tangga tak terpakai. sedikit seram karena posisi gudang tersebut bisa dikatakan dekat dengan pohon yang paling besar disana, pohon yang akar - akarnya mencuat keluar , entahlah mungkin sudah ratusan tahun umur pohon itu sendiri.

Setelah mencapai pintu gudang tersebut Aryo sedikit mengernyit aneh melihat pintu gudang tersebut dikunci dengan berbagai macam gembok dan bahkan dilingkari dengan rantai besi, seakan isi didalam gudang tersebut tidak untuk di pergunakan lagi dan dilarang untuk dibuka. emang isinya gudang duit apa pikir Aryo.

gembok- gembok tersebut tak dapat di buka dengan mudah bahkan untuk kunci nya pun Aryo tidak mungkin tahu.

Aryo dengan inisiatif nya celingak celinguk mencari kunci yang barangkali disimpan diantara pot - pot dan tumpukkan benda - benda disana namun nihil tak satupun kunci yang Ia dapatkan membuat Aryo kembali mendengus dan mencari benda yang memungkinkan dapat mematahkan , dan bila perlu membuka pintu reyot gudang tersebut.

dan yaa, Aryo menemukan sebuah kapak berkarat yang masih tertancap disebuah potongan kayu besar yang biasanya untuk menyanggah bila ingin memotong kayu.

" Yap, kapak ni. Apa gua pake ini aja ya.?" pikir Aryo sambil menimbang - nimbang kapak yang telah di pegangnya. setelah berhasil mencabut kapak tersebut , Aryo dengan semangat empat lima mengarahkan kapak itu ke pintu dan gembok besi tersebut.

Brakkkk Brakkkk

Rekkk.. Krekkkk kriettttttt

Pintu gudang tua itu terbuka setelah percobaan kedua yang dilayangkan Aryo. Suara pintu itupun bahkan tak mempengaruhi anak- anak yang lain. Suara yang rusuh dan menyeramkan itu hanya Aryo yang mendengar, tapi entahlah bagai ada aura aneh yang membuat semua orang di sekitar dan didalam rumah tersebut tak terganggu dengan suara dobrakkan yang cukup mengejutkan bagi Aryo sendiri.

Mereka seakan tak peduli suara dobrakkan pintu itu. entahlah batin Aryo menyingkirkan sugesti nya yang membuat dirinya takut sendiri, dengan berpikir positif Ia tak mengurungkan niatnya memasuki gudang tua ini.

Aryo meraba mencari saklar yang mungkin saja masih bisa digunakan untuk sekedar penerangan saat Ia mencari pemanggang yang dibutuhkan oleh Thania.

clik.....

lampu masih menyalah sebagai mestinya meskipun tak seterang lampu yang biasanya tapi cahaya temaram ini masih mampu membuat mata sipit Aryo melihat sekeliling gudang, Aryo masuk dengan meletakkan kapak itu sembarangan di dekat pintu gudang tersebut.

Matanya sibuk menelusuri isi gudang itu yang tampak sangat berdebu, mungkin telah puluhan tahun rumah ini tak berpenghuni.

Setelah menemukan apa yang ia cari, dan yaa tepat disudut gudang sedikit masuk kedalam terdapat pemanggang bermodel jaman dulu yang berukuran sedang dan tentunya lumayan masih bagus dan semoga bisa digunakan, Aryo memasuki lebih dalam gudang tersebut dan memegang pemanggang tersebut dengan sedikit membersihkan permukaan pemanggang menggunakan tangannya maklum banyak sekali debu yang menempel dipemanggang tersebut.

setelah membersihkan sebagian debu yang menempel dipermukaan atas pemanggang dan gagang pegangan pemanggang tersebut Aryo lalu bergegas membawanya keluar. namun naas saat ia melangkah ia tak sengaja menginjak kapak yang ia letakkan sembarangan tadi, entahlah ia sendiri tidak merasa menaruh nya disekitar ia menemukan pemanggangan ini, Ia ingat betul saat masuk tadi Ia menaruh kapak itu bukan didalam kan.

" akhhh wadawww.. aw aw wahhh kaki gue sssttttt, duh berdarah lagi. emmppt perasaan gua, ni kapak ga gue tarok disini dehh. Kok bisa .?" pikirnya sambil melihat horor kapak itu. dengan segera Ia letakkan kembali pemanggang itu dan menyeka darah yang keluar menetes didalam gudang dengan tangan yang menutup luka dikaki nya Aryo mencari benda yang dapat Ia gunakan untuk menutup luka nya tersebut.

"siallll..." umpat Aryo kesal sembari menahan perih yang luar biasa.

akibat keteledorannya sendiri , Aryo mendapat satu gores luka yang lumayan panjang karena menginjak ujung kapak tersebut dan mengakibatkan kapak itu terjungkit dan melukai betisnya , jeans hitam yang dipakai nya pun sobek serta darah nya tak berhenti mengalir .

Denyutan nyerih pun tak terelakkan , Aryo meringis menahan luka nya dengan kain putih yang ia temukan di rak rak, mencegah darah yang mengalir agar tidak terus keluar , setelah selesai membebat lukanya ,ia kemudian melanjutkan membawa pemanggang dengan melangkah perlahan.

Brughh

Belum lima langkah Aryo yang hendak keluar dari gudang tersebut , lagi- lagi dikejutkan dengan suara benda jatuh.

" Astafirullah, apaan tuh.?"

Dengan tingkat penasaran yang tinggi Aryo melangkah kembali kedalam dan menemukan sebuah boneka yang menyerupai manusia.

Lebih tepatnya seorang perempuan, boneka itu cantik tapi sangat kotor, dengan banyaknya bercak - bercak seperti darah di sekitar tubuh boneka itu. Mata bulat yang seakan menatap itu membuat Aryo seolah tertarik, lekat dipandang nya mata itu seolah hidup.

Fyuhhhhh......

Udarah dingin langsung dirasakan Aryo dibelakang tengkuknya , sontak ia meremang dan segera mengusap tengkuknya , bulu kuduk nya pun seakan berdiri dengan suasana gudang itu disaat ia melihat boneka itu, seakan aura mencekam dari gudang muncul ditambah lampu tadi yang baik - baik saja kini berkedap kedip seperti lampu disko mati hidup seakan ada yang memainkannya. Akhirnya ia menaruh boneka itu diatas alat pemanggang dan keluar gudang.

Sembari tersenyum penuh makna Aryo keluar dan berteriak.. Seakan mendapat mainan baru.

" Woii guys.. Liat apa yang gua temuin digudang..!"

************

" apaan sih Yo , maen teriak - teriak aja. terkejut ni princess" tanya Uchi sebal pasalnya saat Aryo berteriak tadi Ia sedang mengoles kan bumbu bakaran diikan yang sudah dibersihkan dan sekarang karena teriakkan Aryo yang mengejutkan bumbu bakaran itu sedikit tertumpah ditangannya.

" alahhh lebay lo gitu odoang kejutan.!" sahut Aryo sembari menyampiri para perempuan dan meletakkan alat pemanggang didepan Uchi dan Thania.

" ini cinta alat pemanggangnya." ucap Aryo sembari tersenyum manis dihadapan Thania.

" ok makasih ya Yo.!" jawab Thania sambil mengambil alih pemanggang tersebut.

" ehh btw lo bawa apaan.?"

"ni... "

" apaan..?" tanya mereka serempak.

**************

" piring - piring mana lagi." monolog Luna saat sendirian mengambil piring didapur, sedari tadi Ia mondar mandir hanya untuk membawa peralatan makan buat mereka nanti, sedangkan yang lain terdengar tertawa dan berteriak tak jelas didepan , emang ya temen nya kesusahan sendiri pada kagak tau ini.

saat Luna hendak mengambil piring yang terdapat di lemari atas didapur tiba - tiba ada seseorang yang berdiri dibelakangnya , karena merasa diperhatikan Luna menoleh dan sontak terkejut disana ada Dimas berdiri dengan tangan dilipat didada memperhatikannya dengan senyum manis .

hmmm bukannya bantuin malah nontonin.

" Astagaaaaaa, kamu ngagetin tau gak.!" teriak Luna kesal tapi sang pelaku hanya diam dan tersenyum manis, aneh.!

"kamu mau berdiri kayak gitu mau sampai kapan,? ga ada niat bantuin kek, pacarnya kesusahan ambil piring dia malah senyum - senyum .! aneh kamu."

sekali lagi Luna dibuat kesal dengan sikap Dimas yang hanya diam saja sambil senyum - senyum tak jelas, kemudian menghampirinya dan memeluk dirinya dari belakang, sedikit menongak melihat Dimas .

Luna menyunggingkan senyumnya . cukup lama dengan posisi seperti ini membuat Luna tampak bahagia , pelukkan hangat dari sang kekasih bagaikan vitamin untuknya, setelah acara peluk - pelukan itu kemudian Dimas membantu Luna mengambil piring - piring bersih untuk mereka nanti.

" nah gitu dong kan jadi mudah "

"ohya, parfum kamu kok berubah sih bby, tapi aku suka wanginya, enak." ucap Luna lagi sembari melihat kearah Dimas yang hanya diam dan tersenyum mengelus pipi Luna sayang.

"makasih, aku senang kamu suka ." ucap nya kemudian.

sebenarnya Luna sedikit merasakan dingin saat tangan kekar sang kekasih mengelus pipinya, dan suara itu.. hmmm entahlah mungkin ini pengaruh hawa dingin udara dimalam hari , namanya saja ditengah pepohonan begini kan.

"yaudah kalau gitu keluar yuk temuin anak - anak." ajak Luna namun Dimas menolak dengan menggelengkan kepalanya dan hanya menunjukkan kearah pintu yang ada dibelakang dapur mungkin Dimas ingin kekamar mandi pikir Luna.

" yaudah aku duluan bby." kemudian Luna dengan wajah bahagia keluar menemui teman - temannya dan saat tubuh itu sudah sepenuhnya bergabung bersama teman - temannya disaat itulah tubuh itu menjadi berdiri kaku dengan wajah pucat melihat keributan yang ditimbulkan oleh para sahabatnya .

tobe continue*

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel